Senin, 11 Desember 2017

ALIRAN RASA LEVEL#6 YULIANA

Aliran rasa level 6

Dalam 17 hari tantangan di level 6 kali ini yaitu menyukai matematika/logis dan memantik kecerdasan matematika/logis.
Banyak hal yang harus direvisi dalam pengetahuan dan pengalaman kita sebagai orangtua, guru dan pendidik anak-anak.

Sejatinya kecerdasan matematika/logis sudah terinstal oleh Sang Rabb didalam otak mereka yang tampak masih kecil namun kaya isinya.
Anak-anak memang sudah memiliki kecerdasan ini sejak mereka dikandungan.

Hanya saja kita sebagai orangtua, guru dan pendidik terlalu meremehkan kemampuan mereka.
Meremehkan ciptaan Allah sebagai GREAT CREATOR.

Kita malah terlalu sibuk memasukkan apa saja kedalam isi kepala mereka yang seringnya tidak sesuai dengan usia dan fitrahnya sebagai manusia.
Kita terlalu sibuk menginginkan mereka serba cepat tanpa peduli apa yang mereka butuhkan.

Stimulasi pada anak-anak jangan sampai salah kaprah, salah metode. Ini gunanya agar anak-anak tidak merasa terbebani dan terpaksa untuk mempelajari sesuatu.

Tugas kitalah sebagai orangtua, guru dan pendidik menciptakan suasana belajar yang kreatif dan penuh inovasi. Berusahalah  mengalir tanpa harus tergesa-gesa mengagas mereka dengan berbagai metode.

Anak-anak dilahirkan sudah memiliki kecerdasan. Hanya saja kita sebagai orang dewasa sekaligus orangtua tidak menyadari atau malah mengabaikan dikarenakan kita terlalu fokus pada kognitifnya. Lihat saja semua pelajaran atau pengetahuan yang ada,  kebanyakan bermain diranah kognitif dan hapalan.

Banyak sekali cara menstimulan kecerdasan matematis/logis. Contohnya dengan ragam kegiatan sehari-hari yang ada disekitar kita. Dan malah tidak perlu sampai harus keluar rumah untuk memperolehnya. Kita hanya harus lebih peka menemukan apa saja yang bisa mengenalkan mereka dengan kecerdasan ini lebih intensif dan variatif.

Masalahnya adalah kita sebagai orangtua yang sudah pernah sekolah, menganggap bahwa menstimulus matematika/logis hanya seputar angka-angka dan berbagai rumus yang sebenarnya tidak banyak disukai kebanyakan anak.

Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan ketagihan memang butuh proses. Butuh jam terbang.
Berlatih dan berlatih adalah kunci dari sebuah pembiasaan yang bisa membuat kita terbiasa nantinya.

Berusahalah terus meski kita belum bisa memetik hasilnya sekarang. Nikmati proses dari berlatih tadi. Ajak anak-anak untuk lebih menyenangi matematika dengan cara yang berbeda.

Aliran rasa ini sebagai muhasabah diri saya pribadi yang selama ini begitu takut dengan kata matematika dan selalu berusaha menghindarinya karena cara pandang yang berbeda dalam melihat kecerdasan matematika/logis ini.
Padahal saya termasuk orang yang selalu berpikiran logis untuk semua hal.

Yuliana|12 Desember 2017

Jumat, 08 Desember 2017

BERBAGI ITU MENYENANGKAN

#Day17
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs



Alhamdulillah sudah masuk Day#17 ditantangan level#6 ini. Banyak cerita dan banyak tantangan yang harus kami lewati bersama.

Ditiga hari belakang ini karena kondisi saya yang sempat drop sehingga kurang maksimal membersamai anak-anak dalam stimulan kecerdasan matematis/logisnya.

Namun anak-anak menemukan sendiri matematika/logis versi mereka masing-masing. Dan saya lebih banyak menjadi fotografer dan menikmati semangat belajar mereka bertiga dalam menemukan kecerdasan matematika/logis di sekitar rumah.

Seperti kegiatan mengenal gelembung yang merupakan ide abang Daffa terus belajar pengurangan juga inisiatif dari Alta dan pagi ini anak-anak pun mempunyai kesadaran sendiri untuk saling berbagi.

Apih baru datang subuh tadi, capek dan mengantuk masih mengelayuti tubuh beliau namun anak-anak yang sudah kadung kangen tentu saja ingin segera bisa melapas kerinduan mereka untuk bermain bersama Apih.

Melihat Apih yang masih capek dari perjalanan 8 jamnya dari luar kota, saya pun mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan mengajak mereka jajan di warung sebelah rumah. Namun ternyata setelah jajan anak-anak malah makan snacknya disamping Apih yang sedang istirahat.

Berbagai upaya mereka lakukan untuk menarik perhatian Apihnya supaya mau bermain bersama mereka. Mereka pun menyuapi apihnya bergantian dan saling berbagi antar mereka (alta dan fayyas). Tanpa diminta dan meski snack yang mereka punya sudah sama tetap saja mereka saling berbagi cemilan tersebut tanpa pertengkaran.

Melihat pemandangan tersebut spontan saya mengambil hape untuk mengambil momennya. Berbagi atau membagi (apa saja) memang salah satu bagian dalam kecerdasan matematika/logis selain termasuk juga bagian dari kecerdasan emosional yaitu empati.

Didalam kecerdasan maematika/logis tidak bisa berdiri sendiri, selalu saling keterkaitan dengan kecerdasan lainnya.

Semoga anak-anak terus menemukan semangat belajar sesuai fitrah mereka masing-masing dan menjadi pembelajar mandiri.

Yuliana | 9 Desember 2017

Kamis, 07 Desember 2017

MENGENAL PENGURANGAN

#Day16
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs



Kemaren sore tetiba Alta datang membawa 4 buah kelereng dengan ukuran berbeda (besar dan kecil). Sebenarnya kelereng ini kepunyaan abang Daffa yang ditemukan de Fayyaa dilaci penyimpanan abang. Kemudian dia bawa ke sebelah rumah datu (rumah nyambung) dan Alta yang menemukannya.



Alta minta diperhatikan saat dia lancar menghitung jumlah kelereng tersebut. Kemudian Alta mulai membuat sebuah kalimat pengurangan seperti,


"Kemudian kelerengnya diambil satu jadinya sisa tiga. Satu..dua ..tiga", mulut Alta berucap.


Sayapun tertarik memperhatikan dan langsung mengambil hape dan memfotonya. 


Kalimat tersebut diulang berkali-kali sampai jumlah kelereng dilantai bersisa satu.


Rupanya dia sedang belajar pengurangan dengan cara dia sendiri. Dan saya belum mengajari dia sampai tahap ini. Dan ternyata dia sudah mulai mempelajari dengan keinginan dan caranya sendiri.


Terus Alta melanjutkan menggunakan tangan sebagai media belajar pengurangan. Saya hanya menjadi penontonnya saja tidak ingin mencampuri proses belajar yang dia lakukan. Takutnya dia malah akan terganggu dan akhirnya malah buyar ...


Saya pun memberikan apresiasi mengenai kemajuan belajar berhitungnya. Memang dia baru lancar dan mengenal angka sampai 5 masih belum naik ke 6 namun proses belajar pengurangan tadi adalah kemajuan pesat buatnya tanpa ada yang membimbing/mengajari.



Artinya anak-anak secara fitrahnya adalah pembelajar sejati. Mereka sebenarnya punya kecerdasan matematika/logis didalam otaknya. Kita orang tua hanya bertugas mengenalkan dan memantik rasa keingintahuan anak-anak dengan cara senyaman yang mereka inginkan. Tanpa paksaan apalagi tekanan.



Yuliana|8 Desember 2017


Rabu, 06 Desember 2017

BERMAIN GELEMBUNG BUSA (KONSEP RINGAN)

#Day15
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah meski kondisi masih lemes pasca kemaren sore pingsan karena pusing yang luar biasa (akibat terlalu padat seharian di luar rumah).


Pagi ini saya tidak bisa mendampingi aktivitas anak-anak. Padahal Fayyas sedang sakit juga (muntah dan diare 2 hari ini). 


Alhamdulillah punya mama yang masih sehat sehingga Fayyas yang tadi malam beberapa kali mencret dan muntah bisa ditangani beliau. Makasih mama.


Dan pagi inipun saya hanya sesekali bisa bangun itupun harus dipaksakan demi anak-anak. Namun subuh-subuh saya coba bicara dengan semua anak-anak mengenai kondisi saya dan meminta mereka saling bantu satu sama lainnya.


Abang bertugas untuk menjaga dan mengawasi de Fayyas, membuatkan susu dan memastikan Fayyas makan.


Dan saya minta Alta untuk tinggal di rumah saja menemani dan merawat saya.


Mereka setuju. 


Setelah sarapan, abang mencuci baju dan mengajak de Fayyas bermain gelembung..

Saya hanya menyaksikan dibalik jendela dalam rumah karena abang mencuci disamping rumah. 


Saya mendengar abang memperkenalkan ke Fayyas mengenai konsep ringan dengan memegang dan melambungkan gelembung ke atas.

Fayyas suka banget menghamburkam busa sabun cucinya. 



Semoga ami bisa cepat pulih dan mendampingin kalian lagi.



Yuliana| 7 Desember 2017







MENGENAL BANK DAN BELANJA POSTER

#Day14
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Bank adalah tempat perputaran uang dan uang adalah bagian dari hitung-hitungan dan hitung-hitungan tentu saja masuk ranah matematika/logis. 


Pagi ini saya agendakan untuk mengajak alta ke Bank Mandiri. Rencananya saya mau mendaftarkan kembali Mobile Banking yang sempat fakum selama 1 tahun ini karena qadarullah hapenya dicuri di rumah karena lupa menutup pintu depan. Dan kebetulan no. hape yang dulu terdaftar juga tidak bisa digunakan lagi.


Setelah memperoleh no. antrian 13 dari satpam Bank, kami duduk sebentar di sofa tunggu. Karena nomer antrian kami dipanggil. Seorang customer servise bernama Nissa melayani kami dengan sangat ramah dan helpfull. 


Alta memperhatikan setiap yang ada dimeja custemer servis dari pulpen yang menempel dimeja yang sempat dibilangnya kayak ular, menanyakan nama customer servicenya, menanyakan diaman tempat sampah karena dia harus membuang bungkus permen yang memang saya siapkan untuk menemani dia. Terus dia juga sempat menunjuk sebuah angka 1 yang terpampang di depan meja customer. Dan juga sempat meminta saya untuk memberitahu dia jam berapa sekarang karena dia melihat jam dinding yang ada ditengah ruangan Bank.


Dan tentu saja dengan penasarannya tersebut mengalirlah pertanyaan-pertanyaan menarik. Dia memperhatikan mesin EDC tempat mba CS-nya menggesekkan beberapa kali kartu debit dan saya memencet tombol-tombolnya.


Meksi ini adalah kunjungan perdana dia ke bank, namun alta sangat terlihat nyaman berada disini. Dia bilang dia suka dengan ruangan yang berAC. 


Setelah satu jam lebih saya berurusan dengan customer service akhirnya beres. Dan kami pun keluar bank dan menuju ke toko buku. Diparkiran dia pun mulai bertanya kembali. Tempat apa tadi yang dia kunjungi. Saya pun menjelaskan kalo tadi tempat kita menabung dan menyimpan uang kita dengan aman.



Kemudian kami mampir sebentar ke toko buku untuk membeli beberapa poster belajar untuk alta dan fayyas. 

Dan ini pun kali pertama alta diajak kemari biasanya selalu diajak ke gramedia saja. Kamipun langsung menuju lantai 2 seperti yang diberitahu penjaga tokonya bahwa poster ada dilantai atas.


Sambil menaiki tangga, saya pun mulai mengajak alta untuk menghitung anak tangganya. Memang baru sampai 4 dia tahunya. Selebihnya masih diberitahu.


Dilantai atas, seluruh ruangan berisi berbagai poster yang disusun dirak-rak. Beraneka macam poster. Dan kami sungguh leluasa memilihnya karena tidak ada pengunjung lain hanya ada satu nenek penyapu ruangan. Karena sepi alta malah mengajak saya utnuk main petak umpet. Tak ada capeknya. 


Setelah memilih 8 poster yang memang niatan dari rumah. Kami pun kembali turun dan membayar dan tak lupa membeli titipan abang yaitu buku tajwid. 



Ada 8 poster belajar untuk alta dan fayyas yang kami beli. Kamipun membayar ke lantai dasar. (Bersambung).



Yuliana| 6 Desember 2017



MENGENAL BANK DAN BELANJA POSTER

#Day
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Senin, 04 Desember 2017

MENGENAL BENDA TERAPUNG DAN TENGGELAM

#Day13
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenalkan kecerdasan matematika/logis tidak selalu berhubungan dengan angka dan hitung-hitungan namun bisa juga dengan mengajak mereka mengeksplore apa saja yang berhubungan dengan kelogisan.

Seperti pagi ini kami akan membuat satu kegiatan yang berhubungan dengan daya nalar anak-anak. Memang kegiatan ini sudah sering kita lakukan namun kita jarang memaknai sebuah kegiatan “biasa”  menjadi sebuah pembelajaran berharga.

Dan kegiatan hari ini adalah mengenal konsep terapung dan tenggelam.
Dimulai dengan mempersiapkan baskom yang cukup besar terus diisi dengan air bersih dan benda-benda lainnya seperti spon, gelas mineral kosong, batu dan bola.

Ternyata dek fayyas sudah tidak sabar untuk bermain air. Karena ada air yang banyak jadi maunya maen air saja. Dek fayyas mulai memasukkan bola ke dalam baskom. Dia  berkali-kali mencoba menenggelamkan bolanya tetap saja bola tersebut kembali memantul ke permukaan. Fayyas begitu gembira dengan apa yang dia kerjakan.

Kemudian satu persatu benda yang dipersiapkan tadi dimasukkan ke dalam air. Diawali dengan spon. Alta memegang spon kuat-kuat terus saya minta dia menenggelamkan sponnya kedalam baskom. Sponnya tetap terapung seberapa kuatpun alta menekan dan mencoba mengisi spon dengan air tetap saja si spon akan kembali ke permukaan. Semakin cepat meneggelamkan maka semakin cepat juga spon akan naik.

“ Hayo, kenapa sponnya selalu ke permukaan?”, tanya saya.

“Karena ringan, mi”, jawab alta.

Kemudian batu, batunya dilempar saja ke dalam baskom. Dan ternyata baru langsung tenggelam tidak naik ke permukaan.

“ Nah, sekarang kenapa batunya tidak bisa naik kayak spon tadi?” tanya saya lagi menguji nalar alta.

“Kan batu berat, mi”, alta menjawab dengan penuh percaya diri.

Dari dua percobaan ini saja, saya yakin alta sudah mampu memahami konsep benda yang bisa terapung dan tenggelam. Dari analisa kecil ini mampu mengenalkan sebuah konsep yang akan selalu dipahami sampai dia besar nanti.

Kemudian percobaan kami lanjutkan dengan benda ke 3, yaitu gelas air mineral kosong. Saya coba lempar gelasnya ke dalam baskom. Yang terjadi gelasnya meski dalam keadaan miring tetap tidak bisa tenggelam malah terapung dipermukaan. Terus saya isi gelas tersebut dengan air sampai penuh. Saya minta alta masukkan gelas berisi air tersebut ke dalam baskom. Dan gelas tadipun tenggelam.

“Kenapa gelas yang tadi terapung, sekarang bisa tenggelam?”, saya memancing analisa alta.

“Karena gelasnya diisi air dan air itu berat jdi gelasnya tenggelam,” jawab alta

“Bravo….!,” saya memuji alta karena sudah mampu menganalisa dengan tepat meski usianya baru 4,7 tahun.

Pengennya sih menjelaskan secara ilmiahnya namun sayang ilmu saya belum jauh soal sain. Jadi menjelaskan ke alta dan fayyas juga dengan bahasa sederhana yang mereka mengerti saja. Bahwa jika bahannya plastik maka akan tetap terapung diair. Kecuali benda berbahan plastik tadi diisi dengan benda yang berat. Maka benda tersebut akan tenggelam.

Yuliana|5 Desember 2017

MENGHITUNG BATU DAN DAUN KERING

#Day12
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Cuaca siang ini sangat terik, namun alta dan fayyas lebih senang maen di halaman depan rumah. Karena abangnya sedang maen ke tempat temannya di gang sebelah sehingga tidak ada yang mengawasi mereka berdua maen diluar. Saya khawatir saja karena didepan rumah datu ada empang yang cukup luas dan dalam.

Sayapun menemani mereka berlarian dan mengambil apa saja yang  membuat mereka tertarik. Kemudian alta menarik saya karena minta difoto saat dia sedang duduk diatas tumpukan kayu bakar milik datu yang memang tersusun didepan rumah datu.  Kayu-kayu ini untuk bahan bakar membuat kue tradisional yang saban subuh dibikin beliau. Dan fayyaspun juga ingin ikut dinaikkan ke atasnya.

Nah, mumpung mereka sedang asyik memungut apa saja yang ada dihalaman. Saya pun meminta alta untuk memberikan saya 5 batu yang banyak berserakan sisa mengecoran jalan beberapa hari yang lalu. ternyata alta membawakan saya hanya 3 batu namun kemudian dia menambahkannya lagi cuma masih belum tepat. Dek fayyas pun turut serta. Dia juga turut menyerahkan batu-batu yang dipungutnya ke saya.

Berulang-ulang saya meminta anak-anak mengumpulkan batu sambil belajar menghitungnya. Disini saya mengajak anak-anak tidak hanya hapal angkanya namun juga dengan jumlah benda nyatanya. Supaya antara simbol dan jumlahnya ada hubungan yang dipahami anak-anak.

Setelah batu, saya beralih ke daun. Saya minta alta mengumpulkan 3 lembar daun mangga. Awalnya alta tidak ingat yang mana pohon mangga. Setelah diberitahu bahwa pohon yang ada didepan rumah nenek itu adalah pohon mangga. Alta kembali berseloroh,

“Mi, pohonnya ketinggian buat alta, daunnya yang jatuh dibawah aja ya”, usul alta.

Sayapun menyetujui usulannya. Tak berapa lama dia pun membawakan 3 lembar daun mangga kering. Karena hanya yang kering yang ada dibawah.


Yuliana|4 Desember 2017

Sabtu, 02 Desember 2017

MEMBENTUK DAN BERMAIN PASIR

#Day11
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Pagi-pagi kemenakan pada datang ke rumah. Dan tentu saja mereka langsung riuh di dalam dan diluar rumah. Mereka maen apa saja yang bisa mereka mainkan. Dari main sepakbola, maen kejar-kejaran, menangkap ikan kecil, ngobrol dan bermain pasir.

Awalnya saya tidak tahu kalo mereka sedang main pasir dibelakang rumah datu. Memang ada pembangunan rumah petak dibelakang dan anak-anak yang sedari tadi tidak terdengar teriakan atau pun tawa mereka didepan rumah dan tidak terlhatt duduk-duduk ditikar yang mereka gelar didepan rumah. Ternyata mereka semua sedang main pasir. Kecuali abang daffa.


Alta dan fayyas dan kedua sepupunya begitu asyik bergelut dengan pasir-pasir tersebut. dari membuat bentuk, mencongkel, membuat lubang dan membenamkan tangan atau kaki mereka ke dalam pasir. Seru banget melihatnya.


Saya memang tidak melarang anak-anak bermain pasir asal mereka mandi setelah selesai main. Fayyas pun penuh pasir disekujur tubuhnya.


Kenapa saya tidak merasa terganggu saat anak-anak bermain pasir. Karena dari bermain pasir mereka jadi mengenal tektur pasir, mengenggam dengan tangan mereka, merasakan dan bisa membuat apa saja dengan pasir tersebut.


Dari media pasir bisa merangsang sensorik motorik, anak-anak juga bisa belajar matematika/logis diatas pasir tersebut seperti membuat bentuk;  gunung, dari gunung yang kecil sampai gunung besar. Terus mereka bsia membuat lubang dan memperkirakan apakah lubang yang mereka buat cukup menampung bagian tubuh mereka yang ingin dibenamkan.  Bermain pasir juga melatih mereka mengenal berat dan ringan.


Bermain pasir adalah hal menyenangkan dimasa anak-anak. Jadi jangan melarang anak-anak untuk mengeksplor kecerdasan mereka melalui pasir tersebut.


Yuliana|3 Desember 2017

MEMBENTUK DAN BERMAIN PASIR

#Day11
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Pagi-pagi kemenakan pada datang ke rumah. Dan tentu saja mereka langsung riuh di dalam dan diluar rumah. Mereka maen apa saja yang bisa mereka mainkan. Dari main sepakbola, maen kejar-kejaran, menangkap ikan kecil, ngobrol dan bermain pasir.

Awalnya saya tidak tahu kalo mereka sedang main pasir dibelakang rumah datu. Memang ada pembangunan rumah petak dibelakang dan anak-anak yang sedari tadi tidak terdengar teriakan atau pun tawa mereka didepan rumah dan tidak terlhatt duduk-duduk ditikar yang mereka gelar didepan rumah. Ternyata mereka semua sedang main pasir. Kecuali abang daffa.


Alta dan fayyas dan kedua sepupunya begitu asyik bergelut dengan pasir-pasir tersebut. dari membuat bentuk, mencongkel, membuat lubang dan membenamkan tangan atau kaki mereka ke dalam pasir. Seru banget melihatnya.


Saya memang tidak melarang anak-anak bermain pasir asal mereka mandi setelah selesai main. Fayyas pun penuh pasir disekujur tubuhnya.


Kenapa saya tidak merasa terganggu saat anak-anak bermain pasir. Karena dari bermain pasir mereka jadi mengenal tektur pasir, mengenggam dengan tangan mereka, merasakan dan bisa membuat apa saja dengan pasir tersebut.


Dari media pasir bisa merangsang sensorik motorik, anak-anak juga bisa belajar matematika/logis diatas pasir tersebut seperti membuat bentuk;  gunung, dari gunung yang kecil sampai gunung besar. Terus mereka bsia membuat lubang dan memperkirakan apakah lubang yang mereka buat cukup menampung bagian tubuh mereka yang ingin dibenamkan.  Bermain pasir juga melatih mereka mengenal berat dan ringan.


Bermain pasir adalah hal menyenangkan dimasa anak-anak. Jadi jangan melarang anak-anak untuk mengeksplor kecerdasan mereka melalui pasir tersebut.


Yuliana|3 Desember 2017

MENGENAL DAN MENGELOMPOKKAN DAUN SERTA MANFAATNYA

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Pagi hari adalah saat yang paling menyenangkan untuk memulai aktivitas. Cuaca pagi ini sangat bagus untuk mengitari dan menemukan apa saja yang bisa dipelajari di halaman rumah. Dan tema kami hari ini adalah Mengenal Dan Mengelompokkan Daun Serta Manfaatnya.


Halaman rumah nene memang masih asri dan penuh pepohonan dari yang besar sampai rerumputan liar. Memang hanya rumah nenek saja lagi yang masih punya halaman se-asri ini sedang rumah tetangga lainnya sudah dicor dan jarang ada tumbuhannya sebagai penyejuk.


Agenda hari ini memang sudah diberitahu ke alta tadi malam. Jadi pagi-pagi benar setelah selesai saya mencuci, kami sudah siap diteras dengan membawa gunting sebagai alat pemotong daun. 


Satu persatu daun-daun tersebut dipetik, digunting dan dipotong alta. Dari yang daunnya lebar, penjang, runcing, bergelombang, bertektur, halus, kecil, dan berlekuk.


Ada 9 jenis daun yang berhasil kami kumpulkan. Sebenarnya masih banyak lagi sih, cuma saya belum tahu persis nama daun-daun lainnya..hehe


Setelah dipetik dan dipotong, Alta meletakkan daun-daun tersebut dilantai sebuah gerobak yang sedang diparkir didepan rumah dibawah pohon kelapa. Gerobak ini sudah lebih dari seminggu disini. Seringnya dijadikan mainan oleh anak-anak. Gerobak ini milik pekerja yang sedang mencor jalanan sekitar rumah.


Alta menyusun dan mulai mengelompokkannya berdasarkan besar, panjang dan bentuk.


Satu persatu pula saya menyebutkan nama daun-daunnya ke alta dengan memberitahu juga manfaat dari daun-daun tersebut. Meski belum hapal benar, yang jelas alta mulai mengenal daun-daun yang ada disekiar halaman rumah.


Dimulai dari daun pepaya yang memiliki bentuk yang unik, daun ini bisa dibikin sayur/lalapan dan buahnya tentu saja enak buat dimakan langsung ataupun dijus.

Daun nangka, daunnya memang tidak banyak yang saya tahu gunanya. Hanya buahnya saja yang bisa dijadikan bahan sayur seperti sayur lodeh, terus dibuat lalapan, bisa dimakan langsung kalo buahnya matang, bisa dijus dan bisa buat perasa makanan dan es krim.


Daun sirsak, daun ini biasanya digunakan Apih jika anak-anak sakit. Sedang buahnya tentu saja enak buat dijus….yummy.


Daun pandan dan daun suji, daun ini tiap hari digunakan nenek untuk membuat kue tradisional sebagai pewarna alami.


Daun pakis, biasanya enak nih buat ditumis…jadi laper.


Daun kelapa, nah ini jelas bukan buat dimakan tapi bisa dibikin wadah ketupat…jadi pengen boro-boro lebaran nih.


Dan yang terakhir rumput, gunanya sebagai penyerap air hujan.


Selain daun yang tumbuh, alta juga mengenal kegunaan daun kering yang jatuh ditanah sebagai pupuk alami dan penyubur tanaman .


Setelah selesai mengenal manfaat satu persatu daun-daun yang dipetik. Alta juga mengenal pohon tempat daun-daun ini berada. Selain sebagai peneduh dari terik matahari juga sebagai tempat binatang lain bersarang seperti burung, semut dan kelelawar.


Hari ini kami belajar banyak hal. Terutama yang ada disekitar kami jika kami mau belajar mengenalnya.


Semoga semangat belajar ini senantiasa terpelihara sampai nanti mereka dewasa dan menua.



Yuliana|2 Desember 2017


MENGENAL DAN MENGELOMPOKKAN DAUN SERTA MANFAATNYA

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Pagi hari adalah saat yang paling menyenangkan untuk memulai aktivitas. Cuaca pagi ini sangat bagus untuk mengitari dan menemukan apa saja yang bisa dipelajari di halaman rumah. Dan tema kami hari ini adalah Mengenal Dan Mengelompokkan Daun Serta Manfaatnya.

Halaman rumah nene memang masih asri dan penuh pepohonan dari yang besar sampai rerumputan liar. Memang hanya rumah nenek saja lagi yang masih punya halaman se-asri ini sedang rumah tetangga lainnya sudah dicor dan jarang ada tumbuhannya sebagai penyejuk.

Agenda hari ini memang sudah diberitahu ke alta tadi malam. Jadi pagi-pagi benar setelah selesai saya mencuci, kami sudah siap diteras dengan membawa gunting sebagai alat pemotong daun. 

Satu persatu daun-daun tersebut dipetik, digunting dan dipotong alta. Dari yang daunnya lebar, penjang, runcing, bergelombang, bertektur, halus, kecil, dan berlekuk.

Ada 9 jenis daun yang berhasil kami kumpulkan. Sebenarnya masih banyak lagi sih, cuma saya belum tahu persis nama daun-daun lainnya..hehe

Setelah dipetik dan dipotong, Alta meletakkan daun-daun tersebut dilantai sebuah gerobak yang sedang diparkir didepan rumah dibawah pohon kelapa. Gerobak ini sudah lebih dari seminggu disini. Seringnya dijadikan mainan oleh anak-anak. Gerobak ini milik pekerja yang sedang mencor jalanan sekitar rumah.

Alta menyusun dan mulai mengelompokkannya berdasarkan besar, panjang dan bentuk.

Satu persatu pula saya menyebutkan nama daun-daunnya ke alta dengan memberitahu juga manfaat dari daun-daun tersebut. Meski belum hapal benar, yang jelas alta mulai mengenal daun-daun yang ada disekiar halaman rumah.

Dimulai dari daun pepaya yang memiliki bentuk yang unik, daun ini bisa dibikin sayur/lalapan dan buahnya tentu saja enak buat dimakan langsung ataupun dijus.
Daun nangka, daunnya memang tidak banyak yang saya tahu gunanya. Hanya buahnya saja yang bisa dijadikan bahan sayur seperti sayur lodeh, terus dibuat lalapan, bisa dimakan langsung kalo buahnya matang, bisa dijus dan bisa buat perasa makanan dan es krim.

Daun sirsak, daun ini biasanya digunakan Apih jika anak-anak sakit. Sedang buahnya tentu saja enak buat dijus….yummy.

Daun pandan dan daun suji, daun ini tiap hari digunakan nenek untuk membuat kue tradisional sebagai pewarna alami.

Daun pakis, biasanya enak nih buat ditumis…jadi laper.

Daun kelapa, nah ini jelas bukan buat dimakan tapi bisa dibikin wadah ketupat…jadi pengen boro-boro lebaran nih.

Dan yang terakhir rumput, gunanya sebagai penyerap air hujan.

Selain daun yang tumbuh, alta juga mengenal kegunaan daun kering yang jatuh ditanah sebagai pupuk alami dan penyubur tanaman .

Setelah selesai mengenal manfaat satu persatu daun-daun yang dipetik. Alta juga mengenal pohon tempat daun-daun ini berada. Selain sebagai peneduh dari terik matahari juga sebagai tempat binatang lain bersarang seperti burung, semut dan kelelawar.

Hari ini kami belajar banyak hal. Terutama yang ada disekitar kami jika kami mau belajar mengenalnya.

Semoga semangat belajar ini senantiasa terpelihara sampai nanti mereka dewasa dan menua.


Yuliana|2 Desember 2017



Kamis, 30 November 2017

MENCAMPUR WARNA

#Day9
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILovrMath
#MathAroundUs

Pagi hari ini alta minta belajarnya dimulai sebelum saya mengantar Apihnya ke Terminal Bus Luar Kota. Dan Kegiatan yang kami pilih adalah mencampur warna.

Setelah  mengambil  piring dan pewarna makanan, alta dan fayyas bersiap diteras depan rumah. Mula-mula kami mencampur warna merah dan ungu ternyata  menghasilkan warna coklat. Terus warna hijau dan merah menghasilkan warna ungu tua dan warna ungu dicampur dengan hijau menjadi ungu terong.

Mencampur warna sendiri dan melihat hasil pencampuran membuat alta penasaran dan juga banyak pertanyaan. Sayangnya koleksi warna kami tidak terlalu banyak sehingga eksplorasi warna kami hari ini hanya beberapa saja.

"Kok jadi coklat, mi?" tanya alta setelah dia mencampur semua warna.

" Iya, memang benar jika semua warna dicampur maka menjadi warna coklat".

Setalah alta mencampur semua warna tadi. Alta pun berlanjut maen sebentar. Katanya mau bikin teh dari warna yang barusan dicampur tadi.

Yuliana| 1 Desember 2017

Rabu, 29 November 2017

MENGENAL KONSEP VOLUME AIR

#Day8
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

MENGENAL KONSEP VOLUME AIR


Suasana pagi masih mendung dan terasa syahdu. Seperti biasanya alta selalu saja mau maen di luar rumah.

Awalnya saya mau memulai kegiatan belajar kami disiang hari saja. Namun sepertinya pagi ini bagus untuk dimulai belajarnya sebelum alta maen ke rumah teman atau sepupunya.

Rencananya hari ini, kami akan belajar mengenal konsep volume air. Jadi airnya diberi pewarna makanan agar tampilannya lebih menarik. Alta sendiri yang mau airnya diberi warna berbeda karena awalnya saya hanya menyiapkan satu warna saja.

Kemudian gelas bekas air kemasannya diberi tanda dengan memberi garis berbeda tiap gelasnya.
Alta sudah siap diteras dan dengan air kran, alta mulai mengisi air ke dalam gelas satu persatu secara perlahan. 

Dia sangat hati-hati sekali dalam mengisinya. Dan ternyata dia mengisi airnya sesuai garis dengan tepat.

Setelah gelas terisi sesuai garis diilanjutkan menyebutkan mana gelas yang paling banyak isi airnya, gelas yang airnya paling sedikit, gelas yang airnya paling tinggi dan yang terendah.

Konsep mengenal volume air ini adalah mengenalkan ke alta mengenai tinggi-rendah, berat-ringan dan banyak-sedikit.
Sehingga dia mampu untuk menganalisa dengan peka mengenai volume air.

Yuliana|30 November 2017

Selasa, 28 November 2017

MENGENAL KONSEP TURUN-NAIK DAN JEMARI

#Day7
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah hari ini kondisi saya mulai fit dan bisa beraktivitas bersama anak-anak lagi. Dan kebetulan apih pun datang. Jadi kita berlima lengkap berkumpul.
Momen seperti ini adalah yang dinanti. Dan disaat apih mereka datang adalah suatu kebahagiaan tersendiri buat saya karena  kita bisa berbagi pekerjaan rumah.

Sejak pagi, fayyas dan alta sudah keluar halaman ditemani apih. Fayyas mulai belajar naik ke jalan cor yang baru beberapa hari kering. Tinggi jalan cor ini memang lumayan tinggi buat fayyas. Biasanya fayyas akan berteriak minta bantuan agar dibantu turun dan naik.

Karena mau mengajarkan ke fayyas bagaimana caranya bisa naik dan turun sendiri tanpa bantuan maka apih  memberikan contoh. Berulang-ulang dicontohkan dan diminta duduk dulu sebelum menurunkan kakinya. Fayyas pun mengikuti sampai posisi duduk saja belum mau untuk menurunkan kakinya sendiri.

Sewaktu mengambil ancang-ancang duduk pun dia belum bisa memperkirakan jarak antara pantat dan tepi jalan. Buat kami bukan hasil yang  jadi tujuan namun lebih melatih kepercayaan dirinya untuk melakukannya sendiri dan belajar problem solving juga.

Dikegiatan ini fayyas belajar untuk mengenal konsep turun-naik dan memperkirakan jarak antar dia ke tempat yang dituju.
Dan saat kegiatan ini berlangsung alta sedang asyik duduk-duduk di atas batok kelapa dan buah kelapa yang baru jatuh dari pohonnya karena hujan tadi malam.

Sayang saya belum sempat memfoto kegiatan ini. Maklum kalo terlalu pagi ditambah cuaca rada mendung. Lensa hape pasti burem…hedeh.


Siangnya, alta dan sepupunya tetiba datang dan minta saya untuk menggambar henna ditangan mereka berdua. Awalnya saya nga mau, bukannya males tapi memang nga bisa gambar henna.

Namun sambil menggambar tangan mereka satu persatu, saya pun mengajak alta untuk berhitung jari-jarinya yang sudah digambar henna.  Dan menyebutkan nama tiap jarinya juga.

Alhamdulillah ternyata alta sudah bisa menyebutkan nama jari kecuali sepupunya masih diberikan contekan jawaban oleh alta apabila saya menanyakannya.  Usia mereka hanya terpaut 4 bulan.


Kadang kita sebagai orangtua tidak menyadari hal-hal kecil disekitar kita bahkan tubuh kita sendiri sebagai bahan pembelajaran yang sungguh berarti untuk menambah pengetahuan dan rasa penasaran anak-anak.

Kita orang tua harus lebih peduli akan pengetahuan yang sebenarnya sudah ada disekitar kita. Tergantung  kita menggalinya seperti apa.


Yuliana | 29 November 2017



Senin, 27 November 2017

MENGENAL KONSEP TEBAL - TIPIS

#Day6
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Memperkenalkan berbagai kecerdasan pada anak-anak tidak mesti harus dijadwalkan namun kadang kita sebagai orangtua juga ingin anak-anak terjadwal rapi. Namun kesehatan semua anggota keluarga memang tidak bisa kita prediksi sebelumnya padahal kita sudah bersiap untuk kemungkinan yang terburuk.

Qadarollah sejak kemaren siang saya terkena diare. Dan berlanjut sampai paginya. Otomatis tubuh jadi lemes ditambah kurangnya asupan air putih.

Obat memang sudah diminum sebagai cara saya berikhtiar namun rupanya badan masih terasa lemas sampai siangnya.
Dan kegiatan stimulan anak-anak hari ini rada terbengkalai.  Saya tidak bisa menemani mereka sama sekali sejak pagi. Walaupun apihnya datang tadi subuh.
Anak-anak jadinya maen sendiri didepan rumah dan dirumah datunya.

Berangsur meski masih rada lemes dan konsen mulai sedikit on karena memang saya harus bisa melawan sakitnya demi anak-anak dan demi tugas yang belum terlaksana untuk hari ini.

Dan alhamdulillah tetiba Alta masuk rumah diiringin fayyas. Sekilas tadi seblum dia masuk dia memang sudah mengajak adiknya untuk masuk rumah karena dia sudah capek menemani maen bola di halaman.

Dengan sedikit kekuatan, saya mempersiapkan satu tema yang memang sudah ada dalam jadwal cuma pelaksanaannya saja yang tergantung timingnya kapan.

Saya pilih siang ini mengenal konsep berat-ringan, tebal – tipis, dan panjang-pendek.

Buku-buku tersebut saya keluarkan dari rak buku dan meminta alta untuk menyebutkan yang mana buku yang paling berat, buku yang paling ringan, buku yang paling panjang, buku yang paling tebal, buku yang paling tipis. Ternyata alta mampu menyebutkannya tanpa kesalahan.

Karena dia merasa mampu jadilah aktivitas ini hanya bertahan sebentar saja. Lagipula ada temannya yang barusan datang mengajak maen.

Sempet sih saya ajak temannya untuk ikut menyebutkan. Dan beberapa dari pertanyaan saya dia masih bisa menjawabnya. Usianya dibawah alta sih. 4 tahun kayaknya.

Pada saat saya menyusun dan memberi pertanyaan ke alta, de fayyas juga ikut penasaran dan dia berusaha mengangkat buku yang paling berat dan tebal. Meski belum sanggup membawanya namun dia terus berusaha untuk ikut mengembalikannya ke rak lemari.

Semoga anak-anak selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap ilmu dan apapun disekitar mereka.

Yuliana | 28 November 2017

Minggu, 26 November 2017

MENGENAL ALAT TIMBANG

#Day5
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah pagi ini kemenakan pada datang dan rumah jadi rame lagi setelah kemaren sore sepupu yang dari luar kota sudah pada pulang.

Memang kalo sudah pada ngumpul begini, anak-anak akan terlihat sedikit bebas, bebas nonton tivi di rumah datunya, bebas menggunakan gadget tantenya, dan main bersama.

Saya pun harus muter otak nih, untuk memberikan kegiatan yang  tidak akan membuat mereka bergerak dari depan tv atau dari games gadget mereka.

Akhirnya saya melihat salah satu ponakan sejak mojok di depan timbangan konvensional (kami menyebutnya dacing) punya nenek mudanya (kebetulan si nenek sedang ikut pergi keluar kota) jadi saya gunakan benda tersebut untuk belajar matematika logis.

Timbangan tentu berhubungan  dengan berat-ringan, dan timbangan konvensional ini kan masih pake batu timbangan sebagai pengukurnya. Ada yang berat 1 ons, 250 gram, 500 gram dan 1 kg.
Sayangnya memang batu timbangannya tidak lengkap lagi. Anak-anak bergantian memegang batu timbangannya. Mengukur seberapa berat dan seberapa mereka mampu mengangkatnya. Memang mereka belum tahu maksud dari berat yang mereka pegang namun dari sini mereka menjadi kenal berat dan ringan.

kami pun mulai menimbang benda-benda jualan nenek muda yang ada disekitar timbangan.

Kami memilih menimbang garam. Garam diletakkan di mangkuk timbangannya terus ditaroh batu dacing/ timbangannya disebelahnya sampai benar-benar seimbang.

Awalnya berulang-ulang kami memasukkan garam dan menimbangnya sampai akhirnya kedua belah pengukur seimbang/rata.

Meski mereka hanya bertahan 5 menitan saja didepan dacing karena setelah itu mereka mulai deh mengutak atik si dacing dengan keras .  Karena suara dacing sudah sampai ke dapur jadinya datu dan nenek pun minTa menghentikan kegiatan anak-anak dengan menggunakan dacing.

Apapun bisa dibuat bahan belajar anak-anak. Kita saja sebagai orang tua dan pendidik harus lebih jeli menangkap sinyal akan keinginan dan rasa penasaran anak-anak terhadap sekitar.

Mengambil momen berharga dan memperkenalkan belajar disana akan lebih mengena daripada kita harus memaksa mereka uk belajar di sebuah ruangan bersekat dan tidak boleh bergerak.

Yuliana | 27 November 2017

Sabtu, 25 November 2017

MENGENAL BENTUK DAN WARNA

#Day4
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenal Bentuk Dan Warna

Saya pikir awalnya saya hanya ingin menstimulan anak-anak dengan apa yang ada dirumah saja. Namun saya kemudian tertarik ingin memperkenalkan sebuah mainan yang memang biasanya para orangtua membeli mainan ini.
Saya membelikan sebuah mainan berbentuk donat berwarna.


Sewaktu mainan ini dibuka dari kantong plastik, abang , alta dan fayyas sama-sama antusias dengan mainan ini. Untuk abang ini memang bukan mainan dia. Namun dia tetap senang memainkannya dan membantu mengajarkan ke adik-adiknya bagaimana memainkannya.

Alta langsung mempraktekkannya. Begitu pula fayyas. Awalnya alta masih terlihat sedikit bingung menentukan donut yang ukuran mana yang masuk duluan.
Kalo soal warna dia sudah tahu warna apa saja yang ada dimainan tersebut.

Di permainan ini melatih anak-anak untuk mengenal bentuk bulat/lingkaran, kemudian mengenal urutan , yang mana yang lebih dulu dimasukkan(jika salah maka tidak rapi hasilnya), mengenal perkiraan, dari sini anak-anak terasah ilmu perkiraannya, membandingkan yang satu dengan yang lainnya. Terus mengenal ukuran besar-kecil, mengenal keluar-masuk, berat-ringan, tinggi-rendah dan masih banyak lagi yang belum saya ketahui.


Begitu pula fayyas, beberapa kali percobaan dia mulai menguasai permainan ini. Memang kadang dihamburin, dilempar, digigit dan dipukul-pukul ke lantai namun dia tetap tertarik menyelesaikannya. Karena setiap kali dia mampu memasukkannya dengan benar (lebih banyak diarahkan memasukkan yang mana duluan) dia akan dengan bangga memamerkan hasilnya ke saya dengan bertepuk tangan sendiri,  tanda dia mengapresiasi hasil usahanya. Dan sayapun akan bertepuk tangan dan memberikan pujian bahwa dia sudah mampu menyelesaikan permainannya.


Karena dia belum bisa bicara alias baru bisa ngomong, ma, ka, ta, ba, ne (namun sudah paham makna dari suku kata tersebut untuk apa/siapa),  saya selalu mengapresiasi setiap usahanya dengan memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan rupanya dia mengerti hal tersebut.Jjadinya jika dia berhasil entah itu versi dia atau versi saya. Dia akan duluan memberi tepuk tangan.



Yuliana | 26 November 2017



Jumat, 24 November 2017

MENGENAL ANGKA LEWAT LAGU

#Day3
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenal Angka Lewat Lagu

Saya teringat beberapa hari yang lalu alta sering menyenandungkan salah satu lagu anak-anak yang bertema angka. Karena itulah saya mulai mengunduh lagu anak-anak yang bertema sama untuk kegiatan ditantangan games level#6 ini.

Lagu-lagu tersebut berjudul ; 1 + 1 , satu-satu aku sayang ibu, dan kepala pundah lutut kaki,. Dan untuk memperdengarkannya kami harus memulai kegiatan kami pagi-pagi benar. Sebelum para pekerja jalan menyalakan mesin molen pengaduk semen yang bunyinya bisa mengalahkan suara kami tentu saja.

Kamipun sepakat untuk menggelar tiker didepan halaman rumah dibawah pohon mangga. Kebetulan jalan cor didepan rumah sudah mulai kering dan mengeras dan jarang yang lewat karena didepan jalan menuju rumah kami jalannya ditutup. Jadi amanlah untuk bersantai sembari piknik kecil-kecilan.

Video lagu sudah diunduh dan kamipun mulai menyaksikannya videonya bareng. Alta sangat bersemangat dan dia lah yang memegang hapenya sembari dek fayyas turut menonton. Abang daffa pun turut serta.

Alhamdulillah cuaca sangat mendukung karena beberapa hari yang lalu selalu gerimis dipagi hari. Dan karena kegiatan inipula urusan dapur ditunda beberapa saat dulu..hehe…

Anak-anak menonton video tersebut mulai dari duduk, rebahan dan tiarap. Sampai akhirnya turut berjoget dan bernyanyi bersama. Terutama fayyas yang memang sedari tadi bergoyang saat lagu diperdengarkan di hape.

Saya dan abang daffa turut ikut bernyanyi sambil bertepung tangan dan memperagakan angka-angka dalam tiap lagu dengan menggunakan jari.
Seru…. Sayangnya saya tidak sempat memfoto anak-anak yang sedang asyik menonton dan berjoget sembari berhitung angka-angka.

Pengenalan matematika/logis bisa melalui apa saja. Selama tidak ada unsur paksaan dan keadaan tertekan maka belajar matematis/logis akan sangat menyenangkan buat mereka.

Yuliana | 25 November 2017

Kamis, 23 November 2017

MENGELOMPOKKAN PIRING DAN MENANGKAP IKAN

#Day2
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Pagi-pagi benar dirumah sudah sibuk dengan berbagai kegiatan. Siang ini akan ada hajatan nenek di rumah. Dan tentu saja akan banyak orang dan makanan yang harus disiapkan.

Dan berbagai aktivitas lainnya membuat semua orang sibuk mempersiapkannya. Anak-anak tentu saja selalu girang jika ada acara apapun di rumah. Yang mereka incar tentu saja makanan yang dibikin para nenek di rumah.

Dan karena jelang persiapan tentu saja banyak yang harus dilakukan. Dari mulai mempersiapkan piring, mangkok, piring kecil, gelas-gelas, sendok dan perlengkapan lainnya. Dari sini bisa jadi sarana belajar anak-anak pula.

Dan yang paling tertarik adalah fayyas 1,7 tahun. Dia begitu senang menata dan mengeleompokkan piring-piring yang sudah ditaroh di lantai.
Saya mendampingi fayyas karena banyak barang pecah belah lainnya yang tentu saja berisiko pecah dan membuat fayyas mungkin bisa terluka.

Melihat fayyas tertarik dengan piring-piring plastik yang ada di lantai, saya pun mengambil momen ini untuk melatih kecerdasan matematika/logisnya. Yaitu meminta fayyas untuk mengelompokkan piring kecil sesuai warna serta belajar menumpuknya.

Awalnya fayyas hanya mengamati dan memegang piringnya namun akhirnya dia mulai menyusun piring-piring tersebut meski  tidak langsung bisa mengelompokkan piring-piring tersebut sesuai warnanya. Kadang dia tumpuk semua piringnya terus dia bawa kemana-mana. Dan itu dilakukannya berulang-ulang.

Namun dia selalu bisa dimintai tolong atau disuruh apa saja yang diucapkan ke dia dengan kalimat sederhana dan dengan ditunjukkan tempatnya.

                       --------

Rencana aktivitas untuk alta mengenal kecerdasan matematis/logis hari ini adalah menangkap ikan di empang depan rumah. Memang bukan ikan besar. Kami hanya akan menangkap ikan-ikan kecil.

Keseruan yang akan kami lakukan harus tertunda karena sedari pagi hujan terus turun. Sebenarnya kami bisa saja tetap melakukannya. Namun pasti fayyas akan ikut serta padahal dia sedang deman dan flu sehingga kami tunda sampai cuaca sudah mulai cerah.

Persiapan yang kami lakukan adalah menyediakan wadah untuk menampung ikan-ikan hasil tangkapan kami nanti. Terus menyiapkan alat menangkap ikannya.

Heboh….. dan saling berebut karena awalnya abang daffa tidak tertarik malah dia yang lebih semangat untuk menjaring ikan dengan wadah. Memang menangkap ikan termasuk kegiatan yang spertinya cukup sulit untuk alta. Namun dikegiatan ini saya juga ingin melatih alta untuk mampu bersabar menunggu ikan-ikan itu berenang ke pinggir suapaya dia bisa menangkapnya.

Beberapa kali dia menangis karena merasa belum mampu menangkap ikan satupun. Ditambah teman-teman yang diajaknya tidak diberikan izin oleh orangtua mereka untuk turut di kegiatan ini sempat membuat dia ngambek tidak mau turut menangkap ikan lagi namun setelah diberi motivasi dan diajarkan cara menangkap ikan yang benar membuat dia semangat lagi .

Sedangkan abang daffa sudah berhasil menangkapkan ikan untuk belajar alta. Ikan-ikan tersebut dimasukkan ke wadah bekas air mineral sisa dari acara hajatan nenek tadi siang. Gelas bekas air mineral ini sengaja saya sediakan berjumlah 6 saja. Jadi tiap wadah dimasukkan ikan hasil tangkapan sesuai jumlah dalam hitungan. Wadah No. 1 dimasukkan ikan berjumlah 1, wadah 2 dimasukkan ikan berjumlah 2 dan seterusnya.

Alta sudah mengenal angka 1- 5 jadi ini adalah lanjutan dalam proses belajar matematika bilangannya. Selebihnya masih loncat-loncat.

Dari kegiatan ini alta diharapkan mampu menghubungkan jumlah bilangan dengan angkanya. Meski alta belum berhasil menangkap ikannya sendiri namun dia sudah senang dapat melihat ikan -ikan tersebut berenang di wadah. Dan mulai menghitung jumlah ikan sesuai angka yang tertera.

Setelah selesai kegiatan ikan-ikan tersebut dikembalikan lagi ke empang.

Mempelajari matematika/logis dengan memberdayakan alam dan sekitar tentu saja membuat anak-anak menjadi menyukai kegiatan math ini. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang belajar math.
Namun karena dikemas dengan kegiatan yang mereka sukai maka jadinya mereka enjoy menerima pengetahuan apapun yang distimulus.

Semoga anak-anak selalu bisa mengenang saat bahagia mereka saat mempelajari ilmu.

Yuliana | 24 November 2017

Rabu, 22 November 2017

BERBURU GEOMETRI

#Day1
#Tantangan10Hari
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Saya termasuk yang tidak menyukai matematika. Namun  saya suka berpikir logis terhadap apapun yang ada disekitar saya.
Waktu pertama mengetahui bahwa tema tantangan level 6 ini adalah Mendidik anak menyukai matematika. Saya bingung karena saya sendiri tidak menyukai matematika bagaimana saya harus meminta anak-anak untuk menyukainya.
Namun kekhawatiran saya ternyata tidak seseram setelah membaca materi yang diberikan tim IIP. Ternyata yang diperkenalkan ke anak- anak adalah konsep matematika/logis bukan seperti pelajaran matematikanya (udah parno aja dengernya).
Dan setelah membaca materi, saya pun langsung membuat mind mapping tentang apa yang harus saya lakukan selama 10 sampai 17 hari kedepan insyaAllah bersama anak-anak.
Saya pun membuat beberapa tema dari apa yang saya pahami mengenai konsep berpikir logis dan problem solving.
Untuk menambah referensi, saya coba searhing google, kira-kira tema apalagi yang bisa saya gali untuk dijadikan kegiatan yang seru bersama anak-anak.
Karena saya punya si sulung yang beranjak abg, saya pun mengikut sertakan dia dalam diskusi mengenai kegiatan apa yang akan kami lakukan bersama.
Ada puluhan kegiatan yang bisa digali disekitar rumah dan luar rumah bersama anak-anak tanpa harus mengeluarkan biaya (dasar emak pelit ceritane..hehe).
Saya sudah menyiapkan tema untuk alta dan fayyas namun baru satu dua tema untuk aktivitas abang.
Memang untuk abang yang sudah berusia 12,7 tahun. Materi matematikanya sudah sangat komplek buat saya untuk mendampinginya. Namun ditantangan ini saya fokuskan aktivitas abang lebih ke problem solving.
Akhirnya abang pun mengusulkan 2 tema khusus untuk dia. Sebenarnya abang ditantangan kali ini lebih banyak membantu saya untuk mendampingi adik-adiknya saja. Sekaligus memberikan tanggungjawab kepadanya baik sebagai abang adik-adiknya juga sebagai manusia yang harus bermanfaat buat orang sekitar.
Baiklah aktivitas kami diawal tantangan hari ini memang sudah disiapkan sebelumnya.
Tema pokoknya adalah mengenal geometri.
Saya sengaja meminta alta mengajak teman-teman tetangga yang sering maen bareng dia untuk turut diajak ke rumah dan kami belajar bersama.
Tidak sulit mengajak mereka untuk datang dan mengikuti kegiatan karena kegiatan hari ini dikemas dengan games yang jelas disukai anak-anak. Yaitu berburu harta karun,….eh salah berburu geometri.
Sebelumnya mereka dikenalkan dulu dengan berbagai bentuk geometri. Untuk alta, dia memang sudah mengenal semua bentuk dan tentu saja dia yang dominan menjawab pertanyaaan saya seputar bentuk-bentuk yang ada diflashcard yang juga saya siapkan sendiri (dari memprint dan melaminatingnya).
Setelah selesai mengenal bentuk geometrinya. Tibalah games serunya. Geometri yang saya buat sudah saya simpan diberbagai sudut dan tempat yang ada di ruang tengah.
Seru sekali melihat mereka menemukan satu persatu geometri tersebut yang disembunyikan di bawah keset, dibawah tiker, dibelakang tivi, diatas mesin kompresor, diatas horden, dikeranjang sepeda nenek,  di belakang lemari, didalam buku, didalam alquran, dibawah koran, didalam sejadah, didalam sepatu, dibawah lengan kursi, didalam helm dan menyebutkan apa nama geometri yang mereka temukan.
Awalnya hanya alta yang antusias mencari namun karena semangatnya alta untuk ngomporin teman-temannya akhirnya mereka semua berebut saat saya memberikan clue dimana bentuk-bentuk itu saya simpan.
Melihat wajah mereka yang sumringah saat berhasil menemukan dan diberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut membuat saya pun senang. Mereka tertawa dan merasa senang sampai saat saya harus mengakhiri permainan didalam rumah karena urusan dapur telah menanti. Mereka tetap mau lanjut bermain geometri atau yang lainnya.
Disore harinya, saat saya menemani anak-anak maen di depan rumah. Saya kembali menemukan bahwa anak-anak itu adalah makhluk pintar. Tanpa kita arahkan pun sebenarnya mereka sudah menggali kecerdasan logis mereka.
Namun dengan pendampingan tentu saja menjadi lebih baik.
Saat 3 anak cewek ini lagi maen sepeda, mereka mulai saling bergiliran dibonceng sepeda. Alta sebagai pembonceng dan dia pula yang mengatur siapa yang pertama ikut dan siapa yang berikutnya. Padahal sepedanya milik temannya. Disini mereka sudah belajar mengenal konsep pertama dan terakhir. Dan ini termasuk dalam kecerdasan matematis/logis.
Kemudian mereka saling berlomba siapa yang tercepat. Kedua temannya berlari sedang alta menggunakan sepeda. Disini juga mereka mengenal konsep kecepatan. Bahwa sepeda lebih cepat daripada berlari.
Selain itu saat mereka menaiki sepeda dengan berboncengan dan sendiri,meraka jadi tahu lebih cepatan/lambat yang mana jalannya. Ini juga mengajarkan ke mereka konsep cepat-lambat dan ini termasuk kecerdasan matematika/logis.
Dilain sudut saya memperhatikan fayyas yang penasaran pada kerangka baja untuk jalan yang akan dicor di depan rumah. Dia mulai menggoyang-goyangkan rangka baja tersebut dan ini sempat membuat dia menangis karena mungkin takut kalo benda yang dia pegang itu malah akan menimpa dia.
Kemudian dia coba memasukkan 2 buah batu ke dalam kerangka baja tersebut dan ternyata batunya menyangkut dan saya perhatikan dia berusaha mengambil dengan tangan mungilnya namun tetap batunya tidak bisa keluar. Dan dia pun melihat ke arah saya mengisyaratkan kalau dia butuh bantuan.
Dari rasa penasarannya, fayyas belajar mengenal konsep bentuk dari sebuah benda disekitar dia dan mengenal konsep masuk-keluar.
Ternyata banyak sekali hal yang bisa kita jadikan tema belajar untuk menstimulus anak-anak untuk menggali kecerdasan matematika/logis bukan hanya sekedar angka-angka dan rumus-rumus njelimet.
Kita pun harus lebih peka terhadap momen-momen berharga yang mereka temukan dalam keseharian mereka. Mendampingi mereka dalam menemukan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada mereka dengan terus menggali dan menstimulus dengan cara yang tepat dan bijak tentu saja.
Matematika apabila dikemas dengan konsep bermain memang akan terasa menyenangkan dan tugas kita sebagai orangtua dan pendidik untuk membuat anak-anak tidak menganggap bahwa matematika itu tidak membosankan apalagi menakutkan.
Kita dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi dengan kreatifitas tinggi untuk menumbuhkan kecintaan tersebut terhadap ilmu apapun yang bermanfaat buat mereka.
Dan IIP benar-benar membuat saya terpecut untuk terus berinovasi dan kreatif agar bisa mendampingi anak-anak dalam proses pencarian kemampuan dan fitrah  mereka.
Yuliana | 23 November 2017

Rabu, 15 November 2017

MENGENANG SANG GURU RENANG

Air empang disamping rumah nenekku mulai meninggi, dan tentu saja aku selalu bersemangat untuk belajar berenang bersama adik-adikku dan teman tetanggaku.
Usiaku belum 9 tahun seingatku, rumah kami disampingnya ada empang yang cukup panjang , yang airnya masih mengalir kala itu. Jadi jika musim hujan tiba, empang itu akan pasang airnya. Karena masih bisa dialiri oleh sungai besar di belakang komplek rumah kami.

Aku yang sudah tak sabar menjeburkan kakiku di empang sambil sesekali mencoba menjatuhkan badanku ke dalam air, berpegangan ditepian kayu tempat kami biasa mencuci pakaian.

Aku dan adikku biasanya akan memanggil dua orang kaka yang juga tetangga kami,   usia mereka tak  jauh diatas kami. Dan mereka atau salah satu dari mereka akan selalu mau mengajari kami berenang. Kami selalu merasa nyaman berlama-lama dirumah mereka. Mereka sepasang kaka beradik.
Setiap pagi atau sore aku selalu meminta dikepang rambutku. Entah sebelum sekolah atau setelah aku mandi sore. Mereka berdua sangat ramah dan tentu saja kami selalu senang ngobrol dengan mereka berdua.

Sang kaka bernama ka ijum, dan adiknya ka ati. Merekalah guru kami dan sahabat kami semasa kecil. Banyak pengalaman yang kami dapatkan selama kami mengenal mereka.

Terutama pengalaman belajar berenang. Ka ijum dengan sabar dan goyunnya mau mengajari ku dan adikku berenang. Dari mulai memegangi dan membuat kami yakin dan percaya diri bahwa kami sudah siap untuk bereneng ke tengah.

Waktu itu belum ada yang namanya kolam renang. Rasanya kata kolam renang sendiri terlalu mahal di telinga kami. Buat kami empang kecil inilah pelipur lara saat kami ingin berenang dan membasahin tubuh beserta main air lainnya.

Empang ini memang tidak lebar hanya selebar 2-3 meter dengan panjang 100 meter kayaknya. Empang ini memang surut sehingga jika terlalu banyak anak yang mandi berenang maka airnya langsung berubah keruh dengan lumpurnya. Jadilah bukannya mandi bersih malah jadi mandi kotor, tapi kami senang.

Memang ada cerita sedihnya juga. Aku pernah hampir tenggelam oleh ka ijum supaya kami termotivasi untuk cepat bisa berenang. Dan kala itu tak ada yang marah ataupun jadi kapok karenanya.

Cerita sedih lainnya adalah jika kami terlalu lama berenang maka kami akan dipukul pantatnya oleh kakekku atau pamanku. Serta kadang diteriakin oleh kakek tetangga diujung sungai. Karena air menjadi keruh sehingga semua warga sepanjang empang tidak bisa menggunakan airnya lagi untuk keperluan rumah lainnya .

Maklum waktu itu belum ada tuh yang namanya air PAM masuk kampung kami. Jadi air empang inilah satu-satunya untuk air minum (dimasak sih) dan cuci-cuci.
Tapi tenang air ini tidak digunakan utnuk urusan kakus. Hanya mandi, cuci dan minum…. Serem ya kalo ingat itu.
Alhamdulillah sekarang sudah ada air ledeng. Dan alhamdulillah pula tak butuh waktu lama aku dan kedua adikkupun akhirnya mahir berenang. Dan sudah pernah menikmati jernihnya kolam renang .

Dan tentu saja aku bersyukur dan berterimakasih kepada kedua guru renangku tersebut. Semoga amal jariyah mereka dibalas Allah di akhirat kelak.

Selamat jalan guru-guruku
Selamat jalan salah satu guru kehidupanku
Selamat jalan sahabat masa kecilku
Pengalaman bersama kalian akan selalu aku kenang dan kuceritakan pada anak-anakku.

#memoarKaIjumDanKa Ati

16/11/2017

Senin, 13 November 2017

Aliran Rasa Games Level 5

#Aliran Rasa Games Level5



Buku adalah mahakarya manusia dimuka bumi ini. Dimana di dalamnya terdapat ilmu-ilmu berharga hasil perakitan dan pengikatan makna kehidupan.



Buku adalah cermin dunia. Bukan saja jendela dunia. Apapun hasil yang ditorehkan di lembarannya akan mencerminkan suatu peradaban, suatu masa dan suatu kehidupan.



Buku adalah kepingan-kepingan yang dikaryakan oleh Mahkluk bumi yang diberi kelebihan akal dan pemikiran oleh Sang Pencipta MahaAgung.



Manusia yang menghargai buku sama dengan menghargai akan sebuah karya pemikiran, sebuah pemaknaan dari kehidupan di bumi ini.


--------

Hargailah buku seperti kau ingin dihargai, nak!
Teruslah belajar menorehkan kisahmu dan pemikiranmu di bukumu sendiri 


Berkaryalah demi masa lalu, masa kini dan masa depan.



Yuliana
Banjarmasin, 14 November 2017


Jumat, 10 November 2017

MEMBACA MAMPU MENUMBUHKAN KREATIVITAS DAN MENCIPTAKAN PELUANG

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Day 17



Akhirnya sampai pada tantangan hari ke 17. Hari terakhir di games level 5. Banyak sudah bahan bacaan yang menemani kami selama 17 hari ini . dan banyak pula hal-hal menarik serta keseruan yang kami alami.

Namun kami tidak akan berhenti membaca meski tantangan sudah berakhir. Rasa haus akan ilmu dan bahan bacaan akan terus mengisi relung hati dan jiwa kami sekeluarga.

Memang dalam beberapa hari ini yang terlihat membaca buku hanya alta dan de fayyas.  Sedangkan abang Daffa lagi disibukkan dengan projeknya. Setelah membaca buku yang beberapa hari lalu dipinjem. Dia lebih bersemangat membuat projeknya lagi di laptop. Dan ternyata dia cerita bahwa bahan yang dia kumpulin ada yang mau beli.

Akhirnya saya dan suami setuju memberi dia uang untuk memprint dan memfotocopy dalam jumlah agak banyak dan menjualnya.

Awalnya saya khawatir dengan materi yang dia copy dari beberapa blog  yang dibaca tersebut. Saya coba beri pengertian mengenai hak cipta seseorang dalam hal karya. Alhamdulillah dia mengerti dan diapun tidak mengcopy paste tulisan yang ada diblog atau website tersebut.

Abang daffa pun menjelaskan apa yang dikerjakannya adalah serangkaian kode yang dikumpulinnya untuk bisa memainkan sebuah games.
‘Kalo dalam bentuk teks, mana mau anak-anak itu baca, mi!’.

Menumbuhkan minta baca memang tidak instan apalagi menumbuhkan sebuah kreativitas yang akhirnya mampu membaca peluang menjadi sebuah usaha (meski baru skala kecil) adalah pencapaian prestasi yang luar bisa buat kami orangtuanya.

Daffa memang tidak bersekolah formal, dan dia homeschoolingpun lebih berkiblat ke unschooling. Yaitu dia belajar yang dia mau saja dengan cara dia saja.

Dan kami orangtuanya memang harus sabar mendampingi, membersamai dan memfasilitasi saja. Selebihnya biarlah kreativitasnyalah yang akan membimbingnya menuju impiannya.

Yuliana
Banjarmasin, 11 November 2017

BERCERITA SAMBIL BELAJAR MATH

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Day 16

Hari ini kami sedikit memvariasikan aktivitas membaca kami dengan belajar math.

Awalnya secara spontan alta mulai menghitung sambil dibacakan buku. Jadilah setiap halaman yang dibacakan menjadi lebih menyenangkan. Mengitungnya tidak yang sulit ataupun tidak sesuai kemampuan alta.

Jadi ditiap halaman buku, jika ada benda, binatang, tumbuhan atau orang, kita akan mengitung jumlahnya sama-sama. Serta mencocokkan dengan jumlah jari alta.

Memang tidak selalu benar tebakan alta karena dia baru menguasai hitungan sampai diangka 4 saja selebihnya dia masih belum mengingat urutan ataupun jumlahnya dengan benar.

Dan buku yang dibaca siang ini berjudul 'Telur Naga Yang Malang'. Dari cerita ini alta mulai menghitung jumlah naga yang terdapat di gambar, kemudian menghitung jumlah kayu bakar yang dikumpulin serta tak lupa selain belajar math, alta juga belajar berempati dengan ekspresi yang tergambar oleh tokoh yang ada di buku cerita.

Disetiap buku yang dibacakan ke alta selalu saya selipkan pelajaran yang bisa diambil hikmahnya. Saya sadar meski usianya baru 4,6 tahun namun kemampuannya dalam menyerap pelajaran dari lingkungan dan buku akan membuat dia kaya pengalaman dan pengetahuan.

Yuliana
Banjarmasin, 10 November 2017

Kamis, 09 November 2017

MEMBACA BUTUH KOMITMEN DAN KONSISTEN

#GameaLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMUstChangeFirst

Day 15

Terus menumbuhkan gairah baca tidaklah sulit sebenarnya. Hanya butuh komitmen dan konsisten kita terutama untuk menumbuhkan gairah baca dan minat anak-anak terhadap berbagai bahan bacaan.

Membiasakan membaca memang bukanlah proses instan namun harus selalu dilakukan agar jadi kebiasaan. Kita harus membentuk kebiasaan tersebut agar kebiasaan itu jadi terbentuk nantinya.

Tantangan demi tantangan mrmang akan selalu ada seperti kurangnya bahan bacaan, mahalnya harga buku, jauhnya akses buku berada, minat membaca yang kurang atau bahan bacaan tidak sesuai usia.

Inilah tugas kita selaku orang tua memberikan zona membaca yang nyaman. Sehingga anak-anak menyukai aktivitas ini. Mengusahakan dengan segenap hati dan jiwa agar anak-anak menyukai dan akhirnya buku menjadi kebutuhan yang akan selalu mereka  cari dan cari.

Dan alhamdulillah Alta selalu menyukai aktivitas membaca buku malah kadang dia yang selalu mengingatkan kami agar membaca buku pada hari tersebut.

Hari ini Apih juga terlibat membacakan buku untuk alta. Memang masih terdengar monoton dalam bercerita namun niatan ini harus didukung terus agar Apih pun merasa nyaman saat membacakan buku untuk anak-anak dan akhirnya akan tercipta komunikasi inten antar mereka.

Yuliana
Banjarmasin, 9 November 2017

Selasa, 07 November 2017

RAIH WAKTU BERHARGA BERSAMA ANAK-ANAK

Day 14


Sebenarnya jadwal mengembalikan buku seharusnya kemaren (selasa) namun karena saya sedang sakit sehingga molor.



Jam 11.30 kami tiba di perpustakaan daerah, dan ternyata perpustakaan lagi direnovasi bagian plafonnya. Untungnya bagian baca anak masih dibuka sehingga kami masih bisa meminjam buku lagi. 



Rencana hari ini setelah meminjam buku di perpustakaan kami akan piknik ke Taman Sabilal untuk membaca bersama.


Namun ternyata anak-anak sudah baca buku duluan di perpustakaan. Alta minta dibacakan satu buku berjudul ‘Pesan Rahasia Raja Hemis’. Dan abang sedang asyik rebahan sambil menemani dek fayyas yang masih tertidur sejak dari perjalanan tadi . Buku yang abang Daffa baca berjudul ‘Masih Kudengar Doa itu’. 



Ada kejadian menarik saat saya sedang membacakan buku bersama alta. Rupanya alta sedari tadi memperhatikan dan mendengarkan juga ada seorang ibu bersama anaknya yang masih mengenakan seragam TK membaca cerita dipojokan tak jauh dari kami duduk, kira-kira berjarak 1 meter lah. Karena suara si ibu cukup keras membaca ceritanya sehingga kamipun tak sengaja mendengar si ibu bercerita. Dan inilah yang ditanyakan alta kemudian. 


‘Ami, kenapa mamanya ceritanya kayak gitu?’ tanya alta.

‘Kayak gimana? Saya pun coba mengorek analisanya

‘Kok dia cerita tidak kayak ami?’ alta seperti protes



Sayapun akhirnya menghentikan membaca cerita ke alta dan mencoba menjelaskan apa yang menjadi analisa dan pertanyaan alta tadi.

Rupanya alta juga mendengar si ibu membacakan cerita ke anaknya sangat cepat. Tanpa ekspresi, intonasi apalagi dengan suara-suara yang berbeda (ini yang selalu disukai alta dari cerita-cerita yang saya bacakan).



Dan setelah membacakan buku buat anaknya, si ibu yang sejak dari datang memang memilih satu pojokan untuk dia rebahan sambil memainkan hapenya sedangkan anaknya dibiarkan maen dan melakukan apa saja disana sendirian.



Alta yang baru berusia 4,6 tahun saja sudah mampu menganalisa sesuatu yang tidak patut dilakukan oleh orangtua. Yaitu asal membacakan buku, pengen cepat selesai baca bukunya, tak ada interaksi apalagi komunikasi 2 arah, apakah si anak paham dan mengerti isi dari cerita yang barusan dibaca. 



Buat saya kejadian hari ini adalah catatan penting untuk para orangtua termasuk juga saya. Kita sebagai orangtua yang memiliki banyak aktivitas baik di rumah maupun diluar sana merasa ingin dimaklumi oleh anak-anak kita bahwa kita sedang kecapean, kita butuh istirahat, kita butuh sendiri dan lain-lain terlebih yang jumlah anaknya sudah lebih dari 1 pastilah cukup menyita waktu, tenaga dan perhatian. Kadang rasa lelah, penat, capek dan stress menghampiri. 


Sehingga kita merasa dibenarkan apabila kita tak sempat melakukan hal yang diminta anak-anak kita secara maksimal. Contohnya membacakan buku cerita. 



Membacakan buku cerita mungkin hanya butuh 10-15 menit namun dampaknya buat anak-anak sangat besar untuk memenuhi penjelajahan rasa penasaran mereka. 

Meluangkan dan menyediakan 10-15 menit dari seluruh waktu berharga kita sangatlah penting buat perkembangan kecerdasan mereka.  

Karena kita tidak tahu dari cerita manakah inspirasi anak-anak kita berasal dikemudian hari.



Maka tugas kita, selain menemani dan membersamai, kita juga dituntut untuk bisa memberikan waktu terbaik buat anak-anak kita. Hadirlah selalu diwaktu-waktu terbaik mereka. Hadir dengan segenap jiwa dan raga. Temani mereka untuk menikmati waktu-waktu berharga mereka. Jadilah bagian dari keseruan dari waktu berharga mereka tersebut.

Karena waktu-waktu berharga tersebut tak akan terulang. Dan tak terasa kita akan kehilangan waktu-waktu berharga tersebut. Karena mereka tak selamanya berada diusia sekarang. Mereka akan selalu bertumbuh dan berkembang. Mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang dipengeruhi oleh waktu-waktu berharga mereka saat ini. Saat bersama kita. 


So , ambil peran dan waktu berharga tersebut.




Yuliana

Banjarmasin, 8 November 2017




#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMustChangeFirst