Sabtu, 14 Oktober 2017

BARU DI LUAR ISTIMEWA DI DALAM

Baru diluar istimewa di dalam


Betapa dalam makna dari kalimat dikemasan salah satu produk sampo yang kulihat siang ini. Sampo yang baru beberapa hari yang lalu dibelikan suami.

Kalimat ini sangat cocok buat saya dalam proses dan menuju progres hijrah.

Saya mengawali hijrah dengan hijrah pakaian dulu.
Sejak 2007 saya memulai benar-benar menggunakan hijab tanpa lepas pasang lagi itu setelah selesai kuliah dan sudah menikah pula.

Saat itu masih belum tau banyak tapi yang saya pernah baca bahwa seorang muslimah itu wajib hukumnya menutup aurat dan menggunakan hijab. Namun memang hijab yang kala itu saya gunakan masih bergenre ‘ngikut tren’.
Seperti masih suka gonta-ganti model hijab yang ala-ala toturial gituh…..aih jadi malu ingat jaman-jaman itu. sampai pernah beli majalahnya cinn…hedeh hedeh…dasar mahmud ngikut aje orang pakai apa…

Terus berangsur menggunakan pakaian syarii meski masih suka update model, corak, motif dan warna terang. Berasa nga abdol lah kalo nga punya nyang ngono..yang ngene….. beli baju iya.. beli emas ogah…emang style orang nga mikir masa depan nih..

Dan bersyukur Allah begitu sayang pada saya. Hijrah saya ke luar pulau membawa perubahan dalam segala hal. Terutama tentang apa yang saya pakai.
Saya pun mulai berangsur mengganti pakaian bercorak penuh warna itu dengan warna gelap dan tak menyolok perhatian.

Setelah hijrah pakaian alias baru diluar. Saya pun harus mengimbanginya dengan ilmu. Benar kata orang hidayah itu bukan ditunggu tapi dicari. Dalam pencarian saya untuk memperdalam agama. Banyak hal yang saya pelajari. Dan makin banyak yang saya pelajari makin terasa miskin sekali ilmu yang saya ketahui selama ini.

Dan alhamdulillahnya lagi. Saya menemukan cara belajar dan manhaj yang sesuai dengan al quran dan hadist yang memang saya cari selama ini.

Membuat istimewa didalam itu memang butuh kerja keras dan usaha ekstra. Keinginan belajar dan semangat berguru pada yang memang ahlinya adalah usaha saya untuk menjadi istimewa di hadapan Allah.

Sambil terus memperbaiki diri, selain memperbaiki penampilan agar lebih tak menyolok, lebih tak nampak, lebih tak menjadi pusat perhatian, lebih tak menggoda mata para ajnabi. Selalu mengajak mahrom jika bepergian keluar rumah. Dan melaksanakan apa yang diajarkan Al quran akan penampilan sesuai syariat islam.

Dan juga terus memperbaiki adab, akhlak dan kesantunan dalam bersikap, bertingkah, bertutur kata, menjaga silaturahim, menghindari ghibah, selalu khusnuzon, dan menebar kebaikan serta bisa bermanfaat buat orang sekitar.

Perjalanan menuju lebih baik memang tidak lah mulus.. Namun saya akan terus menjalani perjalanan tersebut dengan selalu berusaha ikhlas. Dan selalu meminta Allah agar terus memberikan keleluasan waktu, hati dan keistiqomahan niat.





Banjarmasin, 14 Oktober 2017
Yuliana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar