Senin, 11 September 2017

TAMAN SATWA

#Day5
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
#IbuProfesional
#IIP
#DAFschool
#Borneoschooling


Pengamatan hari ke 5 ini, dimulai dari berkunjung ke Taman Satwa. 

Jadwal ini sebenarnya dadakan dan tidak termasuk dalam checklist aktivitas kami. Namun sabtu kemaren pembicaraan mengenai hal ini tercuat. Jadi anak-anak pun semangat untuk pergi.


Setelah perjalanan yang cukup lama karena melewati jalan alternatif untuk mencegah terjebak mancet. Kamipun tiba di taman satwa yang satu-satunya dikota kami tercinta ini.


Taman ini memang tidak terlalu luas, jadi tidak terlalu sulit untuk kami mengelilinginya dengan berjalan kaki saja. Dan dihari senin ini taman sepi pengunjung. Karena alasan itulah kami selalu memilih weekday untuk berkunjung ke berbagai tempat.


Tiket masuk Rp 10.000 untuk kami berempat (sudah termasuk parkir) . Cukup membuat kami leluasa berjelajah ditaman ini.


Anak-anak langsung memasuki bangunan berbentuk ikan besar. Dan didalamnya ada 4 aquarium besar yang diisi oleh berbagai ikan termasuk ikan nemo. 

Abang antusias melihat ikan tersebut. Karena beberapa hari yang lalu dia baru membicarakan soal ikan nemo yang ada dijual di sebelah komplek. 


Zona ikan ini tempatnya kecil dan tak banyak ikan yang bisa diamati lagi kamipun keluar dan melanjukan ke zona yang lain. Di taman ini ada beberapa zona ; ada zona aves (berisikan burung), zona rusa, zona buaya, zona satwa air, zonaa primata, dan zona reftil. Taman juga dilengkapi mushola, toilet dan ada panggung pula.


Sayangnya ada hewan yang tidak lengkap lagi. Seperti zona reftil yang tampaknya sudah lama tidak digunakan, berhubung pintu zonanya dikunci.


Abang daffa sejak awal masuk taman satwa ini sangat suka berkeliling ke berbagai kandang hewan-hewan itu. 

Tak henti-hentinya dia meminta saya untuk mengikuti dia melihat semua hewan penghuni taman. Dari zona rusa karena sebelumnya saya tidak melihat ada rusa di dalam kandangnya. Kemudian bersama-sama mengamati zona buaya menunggu kalo memang benar ada buaya disungai tersebut. Dilanjut melihat kelelawar dikandangnya dengan posisi mereka yang terbalik. 

Tapi ada satu hewan yang benar-benar diikuti abang daffa meski dibalik kawat pagarnya. Yaitu bebek penyelam. Kami biasanya menyebutnya dibanjar ‘itik sarati’. Hewan ini bisa berenang dengan cara menyelam. 


Saya jadi teringat waktu kecil dulu, (alm) kakek saya punya banyak bebek ini dibawah rumah beliau. Hewan ini sangat disiplin. Pagi berangkat ke sekitaran sawah dekat rumah (waktu itu masih banyak sawah disekitar rumah kami) bebas mencari makan/bermain namun sorenya pasti mereka pulang kembali ke kandang hanya dengan mendengar panggilan dari kakek saya dengan panggilan khusus.

 


Sedangkan alta. Sejak datang dia sudah tertarik dengan wahana bermain yang ada di taman seperti jungkatan, ayunan, main panjat san bergelantungan. Alta tidak berani mendekati kandang-kandang hewan tersebut meski ditemani. Dia kebanyakan hanya melihat dari kejauhan saja. 


Karena ada 2 orang yang berlainan minat jadinya saya membuat kesepakatan ke alta. Setelah selesai berkeliling, maka saya akan menemani dia bermain. 


Dan janji tersebut kembali dia ingatkan saat saya mau duduk leyeh-leyeh sehabis berkeliling sambil bergantian mengendong dek fayyas. 



Akhirnya dengan mempercayakan abang daffa mengawasi de fayyas yang mulai berjalan berkeliling. Saya pun menemani alta main ayunan, main panjatan, dan jungkatan. Abang daffa sangat memperhatikan papan nama disetiap pojokan taman. Seperti papan penunjuk arah keluar taman, papan bertuliskan awas binatang buas,papan setiap nama hewan disana termasuk papan nama tempat hewan yang sedang dikarantina.


De fayyas ternyata juga tertarik pengen mencoba apa yang dilakukan alta. Akhirnya kami berempat menaiki jungkatan bersama. 

Anak-anak benar-benar menikmati momen ini. Tawa mereka merekah saat saya menemani mereka naik jungkatan. Benar-benar seru pengalaman senin ini.


Pengamatan : visual, auditori, kinestetik




Yuliana
Banjarmasin, 11 September 2017








Tidak ada komentar:

Posting Komentar