Sabtu, 09 September 2017

MENGENAL UANG

#Day3
#Level4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
#IbuProfesional
#IIP
#DAFschool
#Borneoschooling


Pengamatan dihari ke 3 ini sengaja kami memilih berkegiatan diluar rumah. Tujuannya sih supaya anak-anak nga jenuh aja kalo tiap hari selalu dirumah atau disekitaran rumah melulu.


Lokasi yang dituju adalah sebuah mesjid di kota kelahiran saya. Mesjid yang menjadi kebanggaan warga Banjarmasin. Yaitu Mesjid Raya Sabilal Muhtadin. Jarak dari rumah kira-kira 20 menit naik motor.


Sesampainya disana, tetiba sinyal hp hilang entah kemana. Jadilah saya hanya bisa berharap mba Siska tetap akan datang dan bertemu dilokasi ini. Memang saya sudah janjian kopdar (dadakan) dengan mba Siska Aryani untuk membahas kegiatan komunitas Homeschooling Banjarmasin yang sedang kami rintis bersama.


Sembari menunggu, kami melakukan aktivitas yang memang sudah kami jadwalkan sebelumnya.


Kami memilih spot dibagian kiri mesjid (kalo dari depan mesjid). Spot ini banyak pohon besar dan rindang jadi rasanya lebih adem meskipun sebelah kanan tanahnya sudah dipaping. Tapi bagian ini lebih natural. Tanahnya pun masih dipenuhi rerumputan dan daun-daun kering yang berjatuhan dari pohon-pohon besar tersebut.


#Mengenal Uang

#Alta4,5y


Jadwal aktivitas kami hari ini adalah mengenal uang. Tentu saja mata uang yang mau dikenalkan adalah Rupiah. Terutama uang kertas . Kenapa uang kertas? karena uang inilah yang kerap digunakan sehari-hari sedang jenis uang logam atau receh sudah jarang terlihat (kecuali belanja di pasar modern) atau lebih sering hanya ditabung dicelengan.


Uang yang kami gunakan adalah uang kertas mainan koleksi alta. Uang rupiah cetakan baru ini hampir mirip tampilannya cuma ada tulisan ‘uang mainan’ disalah satu sudut kertas uang tersebut.


Uang-uang kertas itu saya susun sesuai nominal. Ada 1.000, 2000, 5000 dan 20.000 karena nominal 10.000 tidak ada jadi saya gunakan uang kertas Rp 10.000,- asli agar tidak ada yang terlewat. 


Satu-persatu nominal tersebut dikenalkan kembali ke alta meski dia sudah sering melihatnya. Nominal tersebut dikenalkan dengan cara bercerita. Layaknya alta yang sering pergi ke warung adiknya nenek didepan rumah.

Seperti 1000 cukup membeli apa? 2000 biasanya bisa membeli apa saja? Alta diperkenalkan dengan gambar dan warna yang ada diuang kertas mainan tersebut karena alta memang belum diperkenalkan dengan angka-angka.


Abang daffa membantu alta memahami dan mengingat nominal uang kertas tiruan tersebut. Alta nampak anteng sampai sekitar 5-7 menit dengan cemilan biskuit yang selalu dikunyahnya. Dan abang daffa menemani sampai selesai pelajaran mengenal uang (juga sambil makan biskuit). Sedang de fayyas sama sekali tidak mengganggu proses pengenalan karena sedang makan pula ( ya gitu deh kalo ada makanan pasti semua anteng…hehe).


Kenapa saya mengenalkan uang diusia alta yang baru 4,5 tahun secara real buka memakai istilah atau menggunakan uang monopoli atau apalah karena dia tiap hari berinteraksi dengan uang. Alta memang keseringan jajan (uang diperolehnya dari 4 neneknya dan datunya) berhubung warung adiknya nenek ada didepan rumah jadi mau tidak mau dia terbiasa dengan kegunaan uang. Sedang rumah kami terdahulu jauh dari warung.


Setelah biskuit yang mereka cemil habis, barulah mereka mulai bergerak disekitar tiker yang kami gelar.

Taman mesjid ini sangat rindang dengan pohon-pohon besar, ada pohon beringin, palm, pinus dan lain-lain. 

Alta begitu tertarik dengan salah satu tanaman ditaman ini yaitu bunga putri malu. Dia berteriak memanggil saya setelah menemukan bunga tersebut. Satu persatu bunga tersebut disentuhnya berulang-ulang. Dan dia meminta agar kami bisa menanamnya pula dirumah. Tapi saya tidak tau bagian apa yang bisa dijadikan bibitnya, bunganya kah, putik, batang atau bijinya. Tapi alta tetap ingin membawa pulang tanaman tersebut. Meski sudah dijelaskan bahwa mengambil/memetik bunga tersebut akan mematikan bunganya (sayangnya ternyata bunganya ketinggalan ditaman).


Kemudian anak-anak langsung mencar disekitar mesjid. Mulai dari melihat air mancurnya, ke bagian bedugnya, teras dan ke tangga menuju lantai 2 mesjid (tidak masuk bagian dalam mesjid).

Anak-anak menikmati berjelajah dimesjid ini, berlarian dihalaman, ditaman, dan disepanjang teras mesjid. Terutama alta yang tersalurkan minatnya pada ranting-ranting kering. Dia langsung memungut dan mengumpulkan ranting-rantingnya. 


Dan 30 menit kemudian teman yang kami tunggu untuk kopdar mba Siska Aryani teman seperjuangan merintis komunitas homeschooling datang beserta anak-anaknya. 

Kopdar kali ini memang mau membahas tentang kegiatan yang mau kami lakukan bersama-sama. Karena anak-anak kami sama-sama usia sekolah jadi kami mau lebih intens menjadwalkan kegiatan bersama sekaligus berjelajah bersama.


Pengamatan : visual, kinestetik


#Mari Berjalan

#Fayyas1,4y


Salah satu alasan kami memilih berakativitas diluar rumah karena de fayyas yang baru bisa berjalan (3-4 hari). Dan berjalan tentu butuh ruang untuk berlatih berjalan. Berjalan-jalan di taman tentu sangat menyenangkan buatnya. Apalagi dia bisa berjelajah menikmati sekitar.


Saya hanya mengawasi kemana kakinya melangkah. Fayyas memang belum punya sepatu hanya kaos kaki tebal sebagai alas kakinya. Tapi kaos kaki ini sangat membantu dia dalam berlatih berjalan. Karena telapaknya dilengkapi karet sehingga dia tak mudah tergelincir.


Senangnya dia bisa merasakan langsung tektur tanah, memungut dedaunan kering, memegang daun dipohon (pendek), memungut ranting dan berlarian. Fayyas juga diajak abang daffa berjalan di teras mesjid dan menaiki anak tangga. Benar-benar senang liat ekspresi bahagia anak-anak berlarian kesana kemari bersama.


Pengamatan : kinestetik



#Menemukan Harta Karun


Anak-anak sejatinya memang suka berexplorasi dengan lingkungan sekitar mereka. Tanpa komando ataupun arahan mereka akan menemukan apa yang mereka minati masing-masing.


Dan karena sudah pada ketemu, setelah ngumpul sebentar, mereka mulai mencari apa saja yang menarik minat mereka disekitaran taman.

Mereka (Daffa, alta, aqila, satrio, delia tanpa fayyas karena lagi menyusu dan bobo) langsung berhamburan berlarian, berkejaran, menemukan banyak hal, menemukan harta karun yang bisa mereka perlihatkan ke kami emak-emaknya yang sedang asyik berdiskusi. 

Ada yang menemukan batang pohon terus dijadikan alat permainan, mencari bibit pohon palm yang banyak bertebaran ditanah (untuk dibawa pulang), mengumpulkan dedaunan dan lain-lain. 


Setelah cukup lama mereka bermain sambil belajar versi mereka. Mereka mulai merasakan haus dan lelah tapi tetap sanggup berkejaran dengan riak tawa yang selalu merekah diwajah kecil mereka.


Bibit pohon tersebut sampai rumah langsung ditanam abang dan alta.


Pengamatan : Visual, Kinestetik




Yuliana
Banjarmasin, 9 September 2017









Tidak ada komentar:

Posting Komentar