Minggu, 17 September 2017

Abegeh Oh Abegeh....

#edisiDibuangSAyang

Awal datang ke taman kota. Kok saya rada risih ya? Apa karena pengunjung taman banyak? Nga juga! Malu dilaitin orang karena beda sendiri? Ah itu sih sudah biasa!. Ternyata yang membuat saya risih itu bukan jumlah yang banyak namun karena hampir 90% pengunjung taman adalah anak abegeh, anak bau kencur, anak pre baliqh, anak pra remaja, anak yang lagi cari jati diri..( emang saya udah nemu gituh jati diri sendiri?...)

Sesambil menemani anak-anak dan menstimulan mereka. Saya memperhatikan tingkah polah para abegeh tersebut. saya merasa semakin risih dan pengen RESEK..!!!

Saya hanya bisa elus-elus cadar saya aja..kalo saya tegur mereka jumlah mereka banyak..bergerombol pula & siapa saya? Saya hanya emak-emak yang bawa 2 bocah lagi maen.

Pemandangan ini sungguh mengkhawatirkan. Anak-anak yang didekat saya pada ngumpul kurlep 2m jaraknya dari saya. Berjumlah 8-10 orang (cowok-cewek) saling pangku rebahan dan mirisnya si cewek masih berjilbab pula. Mereka saling selfie dengan ngacungin jari tengah (berasa lucu kale ya…), maen stater2an (pernah happening nih). Ini tempat umum, tempat terbuka hanya ciuman aja kale yang belum meski sudah ada peringatan (spanduk besar terpampang di tengah taman). DILARANG BERBUAT ASUSILA.. apa arti asusila itu tidak banyak yang dimengerti mereka?

Belum lagi kerumunan anak-anak lainnya, yang pada berkerumun di wahana bermain dan ikut memainkannya padahal wahana tersebut hanya cocok untuk anak-anak (meski tidak ada tulisan khusus anak-anak kecuali mereka memang  masih merasa dikatagorikan anak-anak).  Gegara hal tersebut, alta jadi nga berani mendekati wahana permainan tersebut karena mereka ramai memainkannya.

Ada juga rombongan yang meminta uang sembari bawa okulele. Gimana nga keder wong mereka nyamperinnya lebih dari 20 orang.
Memang mereka tidak menghampiri saya. Mereka lebih menghampiri anak-anak abegeh yang pada ngumpul didekat saya.

Melihat semua itu, saya balik memikirkan abang daffa yang kebetulan hari ini nga ikut. Bagaimana dia melewati masa pre baliqh nya dengan bijak? Tak ikut alur kekinian? Tetap menjadi Daffa yang santun, yang tetap menjaga akhlak, sholat dan mengajinya.

Ya Allah hanya kepada ENGKAU , hamba minta perlindungan untuk abang daffa. Amin

Oiya balik ke cerita taman tadi, kenapa saya belum sempat 'resek'?
Karena ada 3 kejadian yang bikin anak-anak abegeh tersebut jiper..
Pertama, saya melihat dari kejauhan ada anak yang digiring satpol PP ke mobil patroli terus dibawa. Kemudian tak berapa lama, ada seorang bapak teriak menghentikan 2 orang abegeh. Dan 2 abegeh tersebut pun diangkut dengan motor sepertinya beliau adalah polisi karena dari tadi memang ada lomba yang pesertanya dari polsek di area samping.

Terus si bapak itu pula yang beberapa saat kemudian datang lagi dan meneriakin anak-anak abegeh yang ada ditaman untuk bubar dan pulang. Termasuk kumpulan abegeh yang duduk di dekat kami.

Jujur saya sedih… bukan karena nga sempet resek tapi melihat generasi muda penerus bangsa ini, seperti ini..
Ada yang LOST!!!...ada yang hilang dari mereka!!!
TAULADAN… baik dari rumah, sekolah dan lingkungan sekitar.
KARAKTER… seharusnya anak-anak ini mampu mengisi waktu mereka dengan sesuatu yang berharga karena tidak ada anak yang tidak berharga.
RASA MALU… kita lah orangtua/ televisi yang tak mendidik mereka untuk punya rasa malu  dan memelihara diri mereka sendiri.

Rasanya masih banyak kalo mau disebut satu-satu…tapi apalah saya ini..
Saya hanya seorang emak yang sekarang punya anak pre Baliqh yang selalu khawatir. Mampukah dia menghadapi zamannya yang tak selalu bisa saya dampingi.

Yuliana
Banjarmasin, 17 sepember 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar