Kamis, 30 November 2017

MENCAMPUR WARNA

#Day9
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILovrMath
#MathAroundUs

Pagi hari ini alta minta belajarnya dimulai sebelum saya mengantar Apihnya ke Terminal Bus Luar Kota. Dan Kegiatan yang kami pilih adalah mencampur warna.

Setelah  mengambil  piring dan pewarna makanan, alta dan fayyas bersiap diteras depan rumah. Mula-mula kami mencampur warna merah dan ungu ternyata  menghasilkan warna coklat. Terus warna hijau dan merah menghasilkan warna ungu tua dan warna ungu dicampur dengan hijau menjadi ungu terong.

Mencampur warna sendiri dan melihat hasil pencampuran membuat alta penasaran dan juga banyak pertanyaan. Sayangnya koleksi warna kami tidak terlalu banyak sehingga eksplorasi warna kami hari ini hanya beberapa saja.

"Kok jadi coklat, mi?" tanya alta setelah dia mencampur semua warna.

" Iya, memang benar jika semua warna dicampur maka menjadi warna coklat".

Setalah alta mencampur semua warna tadi. Alta pun berlanjut maen sebentar. Katanya mau bikin teh dari warna yang barusan dicampur tadi.

Yuliana| 1 Desember 2017

Rabu, 29 November 2017

MENGENAL KONSEP VOLUME AIR

#Day8
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

MENGENAL KONSEP VOLUME AIR


Suasana pagi masih mendung dan terasa syahdu. Seperti biasanya alta selalu saja mau maen di luar rumah.

Awalnya saya mau memulai kegiatan belajar kami disiang hari saja. Namun sepertinya pagi ini bagus untuk dimulai belajarnya sebelum alta maen ke rumah teman atau sepupunya.

Rencananya hari ini, kami akan belajar mengenal konsep volume air. Jadi airnya diberi pewarna makanan agar tampilannya lebih menarik. Alta sendiri yang mau airnya diberi warna berbeda karena awalnya saya hanya menyiapkan satu warna saja.

Kemudian gelas bekas air kemasannya diberi tanda dengan memberi garis berbeda tiap gelasnya.
Alta sudah siap diteras dan dengan air kran, alta mulai mengisi air ke dalam gelas satu persatu secara perlahan. 

Dia sangat hati-hati sekali dalam mengisinya. Dan ternyata dia mengisi airnya sesuai garis dengan tepat.

Setelah gelas terisi sesuai garis diilanjutkan menyebutkan mana gelas yang paling banyak isi airnya, gelas yang airnya paling sedikit, gelas yang airnya paling tinggi dan yang terendah.

Konsep mengenal volume air ini adalah mengenalkan ke alta mengenai tinggi-rendah, berat-ringan dan banyak-sedikit.
Sehingga dia mampu untuk menganalisa dengan peka mengenai volume air.

Yuliana|30 November 2017

Selasa, 28 November 2017

MENGENAL KONSEP TURUN-NAIK DAN JEMARI

#Day7
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah hari ini kondisi saya mulai fit dan bisa beraktivitas bersama anak-anak lagi. Dan kebetulan apih pun datang. Jadi kita berlima lengkap berkumpul.
Momen seperti ini adalah yang dinanti. Dan disaat apih mereka datang adalah suatu kebahagiaan tersendiri buat saya karena  kita bisa berbagi pekerjaan rumah.

Sejak pagi, fayyas dan alta sudah keluar halaman ditemani apih. Fayyas mulai belajar naik ke jalan cor yang baru beberapa hari kering. Tinggi jalan cor ini memang lumayan tinggi buat fayyas. Biasanya fayyas akan berteriak minta bantuan agar dibantu turun dan naik.

Karena mau mengajarkan ke fayyas bagaimana caranya bisa naik dan turun sendiri tanpa bantuan maka apih  memberikan contoh. Berulang-ulang dicontohkan dan diminta duduk dulu sebelum menurunkan kakinya. Fayyas pun mengikuti sampai posisi duduk saja belum mau untuk menurunkan kakinya sendiri.

Sewaktu mengambil ancang-ancang duduk pun dia belum bisa memperkirakan jarak antara pantat dan tepi jalan. Buat kami bukan hasil yang  jadi tujuan namun lebih melatih kepercayaan dirinya untuk melakukannya sendiri dan belajar problem solving juga.

Dikegiatan ini fayyas belajar untuk mengenal konsep turun-naik dan memperkirakan jarak antar dia ke tempat yang dituju.
Dan saat kegiatan ini berlangsung alta sedang asyik duduk-duduk di atas batok kelapa dan buah kelapa yang baru jatuh dari pohonnya karena hujan tadi malam.

Sayang saya belum sempat memfoto kegiatan ini. Maklum kalo terlalu pagi ditambah cuaca rada mendung. Lensa hape pasti burem…hedeh.


Siangnya, alta dan sepupunya tetiba datang dan minta saya untuk menggambar henna ditangan mereka berdua. Awalnya saya nga mau, bukannya males tapi memang nga bisa gambar henna.

Namun sambil menggambar tangan mereka satu persatu, saya pun mengajak alta untuk berhitung jari-jarinya yang sudah digambar henna.  Dan menyebutkan nama tiap jarinya juga.

Alhamdulillah ternyata alta sudah bisa menyebutkan nama jari kecuali sepupunya masih diberikan contekan jawaban oleh alta apabila saya menanyakannya.  Usia mereka hanya terpaut 4 bulan.


Kadang kita sebagai orangtua tidak menyadari hal-hal kecil disekitar kita bahkan tubuh kita sendiri sebagai bahan pembelajaran yang sungguh berarti untuk menambah pengetahuan dan rasa penasaran anak-anak.

Kita orang tua harus lebih peduli akan pengetahuan yang sebenarnya sudah ada disekitar kita. Tergantung  kita menggalinya seperti apa.


Yuliana | 29 November 2017



Senin, 27 November 2017

MENGENAL KONSEP TEBAL - TIPIS

#Day6
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Memperkenalkan berbagai kecerdasan pada anak-anak tidak mesti harus dijadwalkan namun kadang kita sebagai orangtua juga ingin anak-anak terjadwal rapi. Namun kesehatan semua anggota keluarga memang tidak bisa kita prediksi sebelumnya padahal kita sudah bersiap untuk kemungkinan yang terburuk.

Qadarollah sejak kemaren siang saya terkena diare. Dan berlanjut sampai paginya. Otomatis tubuh jadi lemes ditambah kurangnya asupan air putih.

Obat memang sudah diminum sebagai cara saya berikhtiar namun rupanya badan masih terasa lemas sampai siangnya.
Dan kegiatan stimulan anak-anak hari ini rada terbengkalai.  Saya tidak bisa menemani mereka sama sekali sejak pagi. Walaupun apihnya datang tadi subuh.
Anak-anak jadinya maen sendiri didepan rumah dan dirumah datunya.

Berangsur meski masih rada lemes dan konsen mulai sedikit on karena memang saya harus bisa melawan sakitnya demi anak-anak dan demi tugas yang belum terlaksana untuk hari ini.

Dan alhamdulillah tetiba Alta masuk rumah diiringin fayyas. Sekilas tadi seblum dia masuk dia memang sudah mengajak adiknya untuk masuk rumah karena dia sudah capek menemani maen bola di halaman.

Dengan sedikit kekuatan, saya mempersiapkan satu tema yang memang sudah ada dalam jadwal cuma pelaksanaannya saja yang tergantung timingnya kapan.

Saya pilih siang ini mengenal konsep berat-ringan, tebal – tipis, dan panjang-pendek.

Buku-buku tersebut saya keluarkan dari rak buku dan meminta alta untuk menyebutkan yang mana buku yang paling berat, buku yang paling ringan, buku yang paling panjang, buku yang paling tebal, buku yang paling tipis. Ternyata alta mampu menyebutkannya tanpa kesalahan.

Karena dia merasa mampu jadilah aktivitas ini hanya bertahan sebentar saja. Lagipula ada temannya yang barusan datang mengajak maen.

Sempet sih saya ajak temannya untuk ikut menyebutkan. Dan beberapa dari pertanyaan saya dia masih bisa menjawabnya. Usianya dibawah alta sih. 4 tahun kayaknya.

Pada saat saya menyusun dan memberi pertanyaan ke alta, de fayyas juga ikut penasaran dan dia berusaha mengangkat buku yang paling berat dan tebal. Meski belum sanggup membawanya namun dia terus berusaha untuk ikut mengembalikannya ke rak lemari.

Semoga anak-anak selalu memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap ilmu dan apapun disekitar mereka.

Yuliana | 28 November 2017

Minggu, 26 November 2017

MENGENAL ALAT TIMBANG

#Day5
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah pagi ini kemenakan pada datang dan rumah jadi rame lagi setelah kemaren sore sepupu yang dari luar kota sudah pada pulang.

Memang kalo sudah pada ngumpul begini, anak-anak akan terlihat sedikit bebas, bebas nonton tivi di rumah datunya, bebas menggunakan gadget tantenya, dan main bersama.

Saya pun harus muter otak nih, untuk memberikan kegiatan yang  tidak akan membuat mereka bergerak dari depan tv atau dari games gadget mereka.

Akhirnya saya melihat salah satu ponakan sejak mojok di depan timbangan konvensional (kami menyebutnya dacing) punya nenek mudanya (kebetulan si nenek sedang ikut pergi keluar kota) jadi saya gunakan benda tersebut untuk belajar matematika logis.

Timbangan tentu berhubungan  dengan berat-ringan, dan timbangan konvensional ini kan masih pake batu timbangan sebagai pengukurnya. Ada yang berat 1 ons, 250 gram, 500 gram dan 1 kg.
Sayangnya memang batu timbangannya tidak lengkap lagi. Anak-anak bergantian memegang batu timbangannya. Mengukur seberapa berat dan seberapa mereka mampu mengangkatnya. Memang mereka belum tahu maksud dari berat yang mereka pegang namun dari sini mereka menjadi kenal berat dan ringan.

kami pun mulai menimbang benda-benda jualan nenek muda yang ada disekitar timbangan.

Kami memilih menimbang garam. Garam diletakkan di mangkuk timbangannya terus ditaroh batu dacing/ timbangannya disebelahnya sampai benar-benar seimbang.

Awalnya berulang-ulang kami memasukkan garam dan menimbangnya sampai akhirnya kedua belah pengukur seimbang/rata.

Meski mereka hanya bertahan 5 menitan saja didepan dacing karena setelah itu mereka mulai deh mengutak atik si dacing dengan keras .  Karena suara dacing sudah sampai ke dapur jadinya datu dan nenek pun minTa menghentikan kegiatan anak-anak dengan menggunakan dacing.

Apapun bisa dibuat bahan belajar anak-anak. Kita saja sebagai orang tua dan pendidik harus lebih jeli menangkap sinyal akan keinginan dan rasa penasaran anak-anak terhadap sekitar.

Mengambil momen berharga dan memperkenalkan belajar disana akan lebih mengena daripada kita harus memaksa mereka uk belajar di sebuah ruangan bersekat dan tidak boleh bergerak.

Yuliana | 27 November 2017

Sabtu, 25 November 2017

MENGENAL BENTUK DAN WARNA

#Day4
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenal Bentuk Dan Warna

Saya pikir awalnya saya hanya ingin menstimulan anak-anak dengan apa yang ada dirumah saja. Namun saya kemudian tertarik ingin memperkenalkan sebuah mainan yang memang biasanya para orangtua membeli mainan ini.
Saya membelikan sebuah mainan berbentuk donat berwarna.


Sewaktu mainan ini dibuka dari kantong plastik, abang , alta dan fayyas sama-sama antusias dengan mainan ini. Untuk abang ini memang bukan mainan dia. Namun dia tetap senang memainkannya dan membantu mengajarkan ke adik-adiknya bagaimana memainkannya.

Alta langsung mempraktekkannya. Begitu pula fayyas. Awalnya alta masih terlihat sedikit bingung menentukan donut yang ukuran mana yang masuk duluan.
Kalo soal warna dia sudah tahu warna apa saja yang ada dimainan tersebut.

Di permainan ini melatih anak-anak untuk mengenal bentuk bulat/lingkaran, kemudian mengenal urutan , yang mana yang lebih dulu dimasukkan(jika salah maka tidak rapi hasilnya), mengenal perkiraan, dari sini anak-anak terasah ilmu perkiraannya, membandingkan yang satu dengan yang lainnya. Terus mengenal ukuran besar-kecil, mengenal keluar-masuk, berat-ringan, tinggi-rendah dan masih banyak lagi yang belum saya ketahui.


Begitu pula fayyas, beberapa kali percobaan dia mulai menguasai permainan ini. Memang kadang dihamburin, dilempar, digigit dan dipukul-pukul ke lantai namun dia tetap tertarik menyelesaikannya. Karena setiap kali dia mampu memasukkannya dengan benar (lebih banyak diarahkan memasukkan yang mana duluan) dia akan dengan bangga memamerkan hasilnya ke saya dengan bertepuk tangan sendiri,  tanda dia mengapresiasi hasil usahanya. Dan sayapun akan bertepuk tangan dan memberikan pujian bahwa dia sudah mampu menyelesaikan permainannya.


Karena dia belum bisa bicara alias baru bisa ngomong, ma, ka, ta, ba, ne (namun sudah paham makna dari suku kata tersebut untuk apa/siapa),  saya selalu mengapresiasi setiap usahanya dengan memberikan tepuk tangan yang meriah. Dan rupanya dia mengerti hal tersebut.Jjadinya jika dia berhasil entah itu versi dia atau versi saya. Dia akan duluan memberi tepuk tangan.



Yuliana | 26 November 2017



Jumat, 24 November 2017

MENGENAL ANGKA LEWAT LAGU

#Day3
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenal Angka Lewat Lagu

Saya teringat beberapa hari yang lalu alta sering menyenandungkan salah satu lagu anak-anak yang bertema angka. Karena itulah saya mulai mengunduh lagu anak-anak yang bertema sama untuk kegiatan ditantangan games level#6 ini.

Lagu-lagu tersebut berjudul ; 1 + 1 , satu-satu aku sayang ibu, dan kepala pundah lutut kaki,. Dan untuk memperdengarkannya kami harus memulai kegiatan kami pagi-pagi benar. Sebelum para pekerja jalan menyalakan mesin molen pengaduk semen yang bunyinya bisa mengalahkan suara kami tentu saja.

Kamipun sepakat untuk menggelar tiker didepan halaman rumah dibawah pohon mangga. Kebetulan jalan cor didepan rumah sudah mulai kering dan mengeras dan jarang yang lewat karena didepan jalan menuju rumah kami jalannya ditutup. Jadi amanlah untuk bersantai sembari piknik kecil-kecilan.

Video lagu sudah diunduh dan kamipun mulai menyaksikannya videonya bareng. Alta sangat bersemangat dan dia lah yang memegang hapenya sembari dek fayyas turut menonton. Abang daffa pun turut serta.

Alhamdulillah cuaca sangat mendukung karena beberapa hari yang lalu selalu gerimis dipagi hari. Dan karena kegiatan inipula urusan dapur ditunda beberapa saat dulu..hehe…

Anak-anak menonton video tersebut mulai dari duduk, rebahan dan tiarap. Sampai akhirnya turut berjoget dan bernyanyi bersama. Terutama fayyas yang memang sedari tadi bergoyang saat lagu diperdengarkan di hape.

Saya dan abang daffa turut ikut bernyanyi sambil bertepung tangan dan memperagakan angka-angka dalam tiap lagu dengan menggunakan jari.
Seru…. Sayangnya saya tidak sempat memfoto anak-anak yang sedang asyik menonton dan berjoget sembari berhitung angka-angka.

Pengenalan matematika/logis bisa melalui apa saja. Selama tidak ada unsur paksaan dan keadaan tertekan maka belajar matematis/logis akan sangat menyenangkan buat mereka.

Yuliana | 25 November 2017

Kamis, 23 November 2017

MENGELOMPOKKAN PIRING DAN MENANGKAP IKAN

#Day2
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Pagi-pagi benar dirumah sudah sibuk dengan berbagai kegiatan. Siang ini akan ada hajatan nenek di rumah. Dan tentu saja akan banyak orang dan makanan yang harus disiapkan.

Dan berbagai aktivitas lainnya membuat semua orang sibuk mempersiapkannya. Anak-anak tentu saja selalu girang jika ada acara apapun di rumah. Yang mereka incar tentu saja makanan yang dibikin para nenek di rumah.

Dan karena jelang persiapan tentu saja banyak yang harus dilakukan. Dari mulai mempersiapkan piring, mangkok, piring kecil, gelas-gelas, sendok dan perlengkapan lainnya. Dari sini bisa jadi sarana belajar anak-anak pula.

Dan yang paling tertarik adalah fayyas 1,7 tahun. Dia begitu senang menata dan mengeleompokkan piring-piring yang sudah ditaroh di lantai.
Saya mendampingi fayyas karena banyak barang pecah belah lainnya yang tentu saja berisiko pecah dan membuat fayyas mungkin bisa terluka.

Melihat fayyas tertarik dengan piring-piring plastik yang ada di lantai, saya pun mengambil momen ini untuk melatih kecerdasan matematika/logisnya. Yaitu meminta fayyas untuk mengelompokkan piring kecil sesuai warna serta belajar menumpuknya.

Awalnya fayyas hanya mengamati dan memegang piringnya namun akhirnya dia mulai menyusun piring-piring tersebut meski  tidak langsung bisa mengelompokkan piring-piring tersebut sesuai warnanya. Kadang dia tumpuk semua piringnya terus dia bawa kemana-mana. Dan itu dilakukannya berulang-ulang.

Namun dia selalu bisa dimintai tolong atau disuruh apa saja yang diucapkan ke dia dengan kalimat sederhana dan dengan ditunjukkan tempatnya.

                       --------

Rencana aktivitas untuk alta mengenal kecerdasan matematis/logis hari ini adalah menangkap ikan di empang depan rumah. Memang bukan ikan besar. Kami hanya akan menangkap ikan-ikan kecil.

Keseruan yang akan kami lakukan harus tertunda karena sedari pagi hujan terus turun. Sebenarnya kami bisa saja tetap melakukannya. Namun pasti fayyas akan ikut serta padahal dia sedang deman dan flu sehingga kami tunda sampai cuaca sudah mulai cerah.

Persiapan yang kami lakukan adalah menyediakan wadah untuk menampung ikan-ikan hasil tangkapan kami nanti. Terus menyiapkan alat menangkap ikannya.

Heboh….. dan saling berebut karena awalnya abang daffa tidak tertarik malah dia yang lebih semangat untuk menjaring ikan dengan wadah. Memang menangkap ikan termasuk kegiatan yang spertinya cukup sulit untuk alta. Namun dikegiatan ini saya juga ingin melatih alta untuk mampu bersabar menunggu ikan-ikan itu berenang ke pinggir suapaya dia bisa menangkapnya.

Beberapa kali dia menangis karena merasa belum mampu menangkap ikan satupun. Ditambah teman-teman yang diajaknya tidak diberikan izin oleh orangtua mereka untuk turut di kegiatan ini sempat membuat dia ngambek tidak mau turut menangkap ikan lagi namun setelah diberi motivasi dan diajarkan cara menangkap ikan yang benar membuat dia semangat lagi .

Sedangkan abang daffa sudah berhasil menangkapkan ikan untuk belajar alta. Ikan-ikan tersebut dimasukkan ke wadah bekas air mineral sisa dari acara hajatan nenek tadi siang. Gelas bekas air mineral ini sengaja saya sediakan berjumlah 6 saja. Jadi tiap wadah dimasukkan ikan hasil tangkapan sesuai jumlah dalam hitungan. Wadah No. 1 dimasukkan ikan berjumlah 1, wadah 2 dimasukkan ikan berjumlah 2 dan seterusnya.

Alta sudah mengenal angka 1- 5 jadi ini adalah lanjutan dalam proses belajar matematika bilangannya. Selebihnya masih loncat-loncat.

Dari kegiatan ini alta diharapkan mampu menghubungkan jumlah bilangan dengan angkanya. Meski alta belum berhasil menangkap ikannya sendiri namun dia sudah senang dapat melihat ikan -ikan tersebut berenang di wadah. Dan mulai menghitung jumlah ikan sesuai angka yang tertera.

Setelah selesai kegiatan ikan-ikan tersebut dikembalikan lagi ke empang.

Mempelajari matematika/logis dengan memberdayakan alam dan sekitar tentu saja membuat anak-anak menjadi menyukai kegiatan math ini. Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa sebenarnya mereka sedang belajar math.
Namun karena dikemas dengan kegiatan yang mereka sukai maka jadinya mereka enjoy menerima pengetahuan apapun yang distimulus.

Semoga anak-anak selalu bisa mengenang saat bahagia mereka saat mempelajari ilmu.

Yuliana | 24 November 2017

Rabu, 22 November 2017

BERBURU GEOMETRI

#Day1
#Tantangan10Hari
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Saya termasuk yang tidak menyukai matematika. Namun  saya suka berpikir logis terhadap apapun yang ada disekitar saya.
Waktu pertama mengetahui bahwa tema tantangan level 6 ini adalah Mendidik anak menyukai matematika. Saya bingung karena saya sendiri tidak menyukai matematika bagaimana saya harus meminta anak-anak untuk menyukainya.
Namun kekhawatiran saya ternyata tidak seseram setelah membaca materi yang diberikan tim IIP. Ternyata yang diperkenalkan ke anak- anak adalah konsep matematika/logis bukan seperti pelajaran matematikanya (udah parno aja dengernya).
Dan setelah membaca materi, saya pun langsung membuat mind mapping tentang apa yang harus saya lakukan selama 10 sampai 17 hari kedepan insyaAllah bersama anak-anak.
Saya pun membuat beberapa tema dari apa yang saya pahami mengenai konsep berpikir logis dan problem solving.
Untuk menambah referensi, saya coba searhing google, kira-kira tema apalagi yang bisa saya gali untuk dijadikan kegiatan yang seru bersama anak-anak.
Karena saya punya si sulung yang beranjak abg, saya pun mengikut sertakan dia dalam diskusi mengenai kegiatan apa yang akan kami lakukan bersama.
Ada puluhan kegiatan yang bisa digali disekitar rumah dan luar rumah bersama anak-anak tanpa harus mengeluarkan biaya (dasar emak pelit ceritane..hehe).
Saya sudah menyiapkan tema untuk alta dan fayyas namun baru satu dua tema untuk aktivitas abang.
Memang untuk abang yang sudah berusia 12,7 tahun. Materi matematikanya sudah sangat komplek buat saya untuk mendampinginya. Namun ditantangan ini saya fokuskan aktivitas abang lebih ke problem solving.
Akhirnya abang pun mengusulkan 2 tema khusus untuk dia. Sebenarnya abang ditantangan kali ini lebih banyak membantu saya untuk mendampingi adik-adiknya saja. Sekaligus memberikan tanggungjawab kepadanya baik sebagai abang adik-adiknya juga sebagai manusia yang harus bermanfaat buat orang sekitar.
Baiklah aktivitas kami diawal tantangan hari ini memang sudah disiapkan sebelumnya.
Tema pokoknya adalah mengenal geometri.
Saya sengaja meminta alta mengajak teman-teman tetangga yang sering maen bareng dia untuk turut diajak ke rumah dan kami belajar bersama.
Tidak sulit mengajak mereka untuk datang dan mengikuti kegiatan karena kegiatan hari ini dikemas dengan games yang jelas disukai anak-anak. Yaitu berburu harta karun,….eh salah berburu geometri.
Sebelumnya mereka dikenalkan dulu dengan berbagai bentuk geometri. Untuk alta, dia memang sudah mengenal semua bentuk dan tentu saja dia yang dominan menjawab pertanyaaan saya seputar bentuk-bentuk yang ada diflashcard yang juga saya siapkan sendiri (dari memprint dan melaminatingnya).
Setelah selesai mengenal bentuk geometrinya. Tibalah games serunya. Geometri yang saya buat sudah saya simpan diberbagai sudut dan tempat yang ada di ruang tengah.
Seru sekali melihat mereka menemukan satu persatu geometri tersebut yang disembunyikan di bawah keset, dibawah tiker, dibelakang tivi, diatas mesin kompresor, diatas horden, dikeranjang sepeda nenek,  di belakang lemari, didalam buku, didalam alquran, dibawah koran, didalam sejadah, didalam sepatu, dibawah lengan kursi, didalam helm dan menyebutkan apa nama geometri yang mereka temukan.
Awalnya hanya alta yang antusias mencari namun karena semangatnya alta untuk ngomporin teman-temannya akhirnya mereka semua berebut saat saya memberikan clue dimana bentuk-bentuk itu saya simpan.
Melihat wajah mereka yang sumringah saat berhasil menemukan dan diberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut membuat saya pun senang. Mereka tertawa dan merasa senang sampai saat saya harus mengakhiri permainan didalam rumah karena urusan dapur telah menanti. Mereka tetap mau lanjut bermain geometri atau yang lainnya.
Disore harinya, saat saya menemani anak-anak maen di depan rumah. Saya kembali menemukan bahwa anak-anak itu adalah makhluk pintar. Tanpa kita arahkan pun sebenarnya mereka sudah menggali kecerdasan logis mereka.
Namun dengan pendampingan tentu saja menjadi lebih baik.
Saat 3 anak cewek ini lagi maen sepeda, mereka mulai saling bergiliran dibonceng sepeda. Alta sebagai pembonceng dan dia pula yang mengatur siapa yang pertama ikut dan siapa yang berikutnya. Padahal sepedanya milik temannya. Disini mereka sudah belajar mengenal konsep pertama dan terakhir. Dan ini termasuk dalam kecerdasan matematis/logis.
Kemudian mereka saling berlomba siapa yang tercepat. Kedua temannya berlari sedang alta menggunakan sepeda. Disini juga mereka mengenal konsep kecepatan. Bahwa sepeda lebih cepat daripada berlari.
Selain itu saat mereka menaiki sepeda dengan berboncengan dan sendiri,meraka jadi tahu lebih cepatan/lambat yang mana jalannya. Ini juga mengajarkan ke mereka konsep cepat-lambat dan ini termasuk kecerdasan matematika/logis.
Dilain sudut saya memperhatikan fayyas yang penasaran pada kerangka baja untuk jalan yang akan dicor di depan rumah. Dia mulai menggoyang-goyangkan rangka baja tersebut dan ini sempat membuat dia menangis karena mungkin takut kalo benda yang dia pegang itu malah akan menimpa dia.
Kemudian dia coba memasukkan 2 buah batu ke dalam kerangka baja tersebut dan ternyata batunya menyangkut dan saya perhatikan dia berusaha mengambil dengan tangan mungilnya namun tetap batunya tidak bisa keluar. Dan dia pun melihat ke arah saya mengisyaratkan kalau dia butuh bantuan.
Dari rasa penasarannya, fayyas belajar mengenal konsep bentuk dari sebuah benda disekitar dia dan mengenal konsep masuk-keluar.
Ternyata banyak sekali hal yang bisa kita jadikan tema belajar untuk menstimulus anak-anak untuk menggali kecerdasan matematika/logis bukan hanya sekedar angka-angka dan rumus-rumus njelimet.
Kita pun harus lebih peka terhadap momen-momen berharga yang mereka temukan dalam keseharian mereka. Mendampingi mereka dalam menemukan kecerdasan-kecerdasan yang ada pada mereka dengan terus menggali dan menstimulus dengan cara yang tepat dan bijak tentu saja.
Matematika apabila dikemas dengan konsep bermain memang akan terasa menyenangkan dan tugas kita sebagai orangtua dan pendidik untuk membuat anak-anak tidak menganggap bahwa matematika itu tidak membosankan apalagi menakutkan.
Kita dituntut untuk terus berinovasi dan berkreasi dengan kreatifitas tinggi untuk menumbuhkan kecintaan tersebut terhadap ilmu apapun yang bermanfaat buat mereka.
Dan IIP benar-benar membuat saya terpecut untuk terus berinovasi dan kreatif agar bisa mendampingi anak-anak dalam proses pencarian kemampuan dan fitrah  mereka.
Yuliana | 23 November 2017

Rabu, 15 November 2017

MENGENANG SANG GURU RENANG

Air empang disamping rumah nenekku mulai meninggi, dan tentu saja aku selalu bersemangat untuk belajar berenang bersama adik-adikku dan teman tetanggaku.
Usiaku belum 9 tahun seingatku, rumah kami disampingnya ada empang yang cukup panjang , yang airnya masih mengalir kala itu. Jadi jika musim hujan tiba, empang itu akan pasang airnya. Karena masih bisa dialiri oleh sungai besar di belakang komplek rumah kami.

Aku yang sudah tak sabar menjeburkan kakiku di empang sambil sesekali mencoba menjatuhkan badanku ke dalam air, berpegangan ditepian kayu tempat kami biasa mencuci pakaian.

Aku dan adikku biasanya akan memanggil dua orang kaka yang juga tetangga kami,   usia mereka tak  jauh diatas kami. Dan mereka atau salah satu dari mereka akan selalu mau mengajari kami berenang. Kami selalu merasa nyaman berlama-lama dirumah mereka. Mereka sepasang kaka beradik.
Setiap pagi atau sore aku selalu meminta dikepang rambutku. Entah sebelum sekolah atau setelah aku mandi sore. Mereka berdua sangat ramah dan tentu saja kami selalu senang ngobrol dengan mereka berdua.

Sang kaka bernama ka ijum, dan adiknya ka ati. Merekalah guru kami dan sahabat kami semasa kecil. Banyak pengalaman yang kami dapatkan selama kami mengenal mereka.

Terutama pengalaman belajar berenang. Ka ijum dengan sabar dan goyunnya mau mengajari ku dan adikku berenang. Dari mulai memegangi dan membuat kami yakin dan percaya diri bahwa kami sudah siap untuk bereneng ke tengah.

Waktu itu belum ada yang namanya kolam renang. Rasanya kata kolam renang sendiri terlalu mahal di telinga kami. Buat kami empang kecil inilah pelipur lara saat kami ingin berenang dan membasahin tubuh beserta main air lainnya.

Empang ini memang tidak lebar hanya selebar 2-3 meter dengan panjang 100 meter kayaknya. Empang ini memang surut sehingga jika terlalu banyak anak yang mandi berenang maka airnya langsung berubah keruh dengan lumpurnya. Jadilah bukannya mandi bersih malah jadi mandi kotor, tapi kami senang.

Memang ada cerita sedihnya juga. Aku pernah hampir tenggelam oleh ka ijum supaya kami termotivasi untuk cepat bisa berenang. Dan kala itu tak ada yang marah ataupun jadi kapok karenanya.

Cerita sedih lainnya adalah jika kami terlalu lama berenang maka kami akan dipukul pantatnya oleh kakekku atau pamanku. Serta kadang diteriakin oleh kakek tetangga diujung sungai. Karena air menjadi keruh sehingga semua warga sepanjang empang tidak bisa menggunakan airnya lagi untuk keperluan rumah lainnya .

Maklum waktu itu belum ada tuh yang namanya air PAM masuk kampung kami. Jadi air empang inilah satu-satunya untuk air minum (dimasak sih) dan cuci-cuci.
Tapi tenang air ini tidak digunakan utnuk urusan kakus. Hanya mandi, cuci dan minum…. Serem ya kalo ingat itu.
Alhamdulillah sekarang sudah ada air ledeng. Dan alhamdulillah pula tak butuh waktu lama aku dan kedua adikkupun akhirnya mahir berenang. Dan sudah pernah menikmati jernihnya kolam renang .

Dan tentu saja aku bersyukur dan berterimakasih kepada kedua guru renangku tersebut. Semoga amal jariyah mereka dibalas Allah di akhirat kelak.

Selamat jalan guru-guruku
Selamat jalan salah satu guru kehidupanku
Selamat jalan sahabat masa kecilku
Pengalaman bersama kalian akan selalu aku kenang dan kuceritakan pada anak-anakku.

#memoarKaIjumDanKa Ati

16/11/2017

Senin, 13 November 2017

Aliran Rasa Games Level 5

#Aliran Rasa Games Level5



Buku adalah mahakarya manusia dimuka bumi ini. Dimana di dalamnya terdapat ilmu-ilmu berharga hasil perakitan dan pengikatan makna kehidupan.



Buku adalah cermin dunia. Bukan saja jendela dunia. Apapun hasil yang ditorehkan di lembarannya akan mencerminkan suatu peradaban, suatu masa dan suatu kehidupan.



Buku adalah kepingan-kepingan yang dikaryakan oleh Mahkluk bumi yang diberi kelebihan akal dan pemikiran oleh Sang Pencipta MahaAgung.



Manusia yang menghargai buku sama dengan menghargai akan sebuah karya pemikiran, sebuah pemaknaan dari kehidupan di bumi ini.


--------

Hargailah buku seperti kau ingin dihargai, nak!
Teruslah belajar menorehkan kisahmu dan pemikiranmu di bukumu sendiri 


Berkaryalah demi masa lalu, masa kini dan masa depan.



Yuliana
Banjarmasin, 14 November 2017


Jumat, 10 November 2017

MEMBACA MAMPU MENUMBUHKAN KREATIVITAS DAN MENCIPTAKAN PELUANG

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Day 17



Akhirnya sampai pada tantangan hari ke 17. Hari terakhir di games level 5. Banyak sudah bahan bacaan yang menemani kami selama 17 hari ini . dan banyak pula hal-hal menarik serta keseruan yang kami alami.

Namun kami tidak akan berhenti membaca meski tantangan sudah berakhir. Rasa haus akan ilmu dan bahan bacaan akan terus mengisi relung hati dan jiwa kami sekeluarga.

Memang dalam beberapa hari ini yang terlihat membaca buku hanya alta dan de fayyas.  Sedangkan abang Daffa lagi disibukkan dengan projeknya. Setelah membaca buku yang beberapa hari lalu dipinjem. Dia lebih bersemangat membuat projeknya lagi di laptop. Dan ternyata dia cerita bahwa bahan yang dia kumpulin ada yang mau beli.

Akhirnya saya dan suami setuju memberi dia uang untuk memprint dan memfotocopy dalam jumlah agak banyak dan menjualnya.

Awalnya saya khawatir dengan materi yang dia copy dari beberapa blog  yang dibaca tersebut. Saya coba beri pengertian mengenai hak cipta seseorang dalam hal karya. Alhamdulillah dia mengerti dan diapun tidak mengcopy paste tulisan yang ada diblog atau website tersebut.

Abang daffa pun menjelaskan apa yang dikerjakannya adalah serangkaian kode yang dikumpulinnya untuk bisa memainkan sebuah games.
‘Kalo dalam bentuk teks, mana mau anak-anak itu baca, mi!’.

Menumbuhkan minta baca memang tidak instan apalagi menumbuhkan sebuah kreativitas yang akhirnya mampu membaca peluang menjadi sebuah usaha (meski baru skala kecil) adalah pencapaian prestasi yang luar bisa buat kami orangtuanya.

Daffa memang tidak bersekolah formal, dan dia homeschoolingpun lebih berkiblat ke unschooling. Yaitu dia belajar yang dia mau saja dengan cara dia saja.

Dan kami orangtuanya memang harus sabar mendampingi, membersamai dan memfasilitasi saja. Selebihnya biarlah kreativitasnyalah yang akan membimbingnya menuju impiannya.

Yuliana
Banjarmasin, 11 November 2017

BERCERITA SAMBIL BELAJAR MATH

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Day 16

Hari ini kami sedikit memvariasikan aktivitas membaca kami dengan belajar math.

Awalnya secara spontan alta mulai menghitung sambil dibacakan buku. Jadilah setiap halaman yang dibacakan menjadi lebih menyenangkan. Mengitungnya tidak yang sulit ataupun tidak sesuai kemampuan alta.

Jadi ditiap halaman buku, jika ada benda, binatang, tumbuhan atau orang, kita akan mengitung jumlahnya sama-sama. Serta mencocokkan dengan jumlah jari alta.

Memang tidak selalu benar tebakan alta karena dia baru menguasai hitungan sampai diangka 4 saja selebihnya dia masih belum mengingat urutan ataupun jumlahnya dengan benar.

Dan buku yang dibaca siang ini berjudul 'Telur Naga Yang Malang'. Dari cerita ini alta mulai menghitung jumlah naga yang terdapat di gambar, kemudian menghitung jumlah kayu bakar yang dikumpulin serta tak lupa selain belajar math, alta juga belajar berempati dengan ekspresi yang tergambar oleh tokoh yang ada di buku cerita.

Disetiap buku yang dibacakan ke alta selalu saya selipkan pelajaran yang bisa diambil hikmahnya. Saya sadar meski usianya baru 4,6 tahun namun kemampuannya dalam menyerap pelajaran dari lingkungan dan buku akan membuat dia kaya pengalaman dan pengetahuan.

Yuliana
Banjarmasin, 10 November 2017

Kamis, 09 November 2017

MEMBACA BUTUH KOMITMEN DAN KONSISTEN

#GameaLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMUstChangeFirst

Day 15

Terus menumbuhkan gairah baca tidaklah sulit sebenarnya. Hanya butuh komitmen dan konsisten kita terutama untuk menumbuhkan gairah baca dan minat anak-anak terhadap berbagai bahan bacaan.

Membiasakan membaca memang bukanlah proses instan namun harus selalu dilakukan agar jadi kebiasaan. Kita harus membentuk kebiasaan tersebut agar kebiasaan itu jadi terbentuk nantinya.

Tantangan demi tantangan mrmang akan selalu ada seperti kurangnya bahan bacaan, mahalnya harga buku, jauhnya akses buku berada, minat membaca yang kurang atau bahan bacaan tidak sesuai usia.

Inilah tugas kita selaku orang tua memberikan zona membaca yang nyaman. Sehingga anak-anak menyukai aktivitas ini. Mengusahakan dengan segenap hati dan jiwa agar anak-anak menyukai dan akhirnya buku menjadi kebutuhan yang akan selalu mereka  cari dan cari.

Dan alhamdulillah Alta selalu menyukai aktivitas membaca buku malah kadang dia yang selalu mengingatkan kami agar membaca buku pada hari tersebut.

Hari ini Apih juga terlibat membacakan buku untuk alta. Memang masih terdengar monoton dalam bercerita namun niatan ini harus didukung terus agar Apih pun merasa nyaman saat membacakan buku untuk anak-anak dan akhirnya akan tercipta komunikasi inten antar mereka.

Yuliana
Banjarmasin, 9 November 2017

Selasa, 07 November 2017

RAIH WAKTU BERHARGA BERSAMA ANAK-ANAK

Day 14


Sebenarnya jadwal mengembalikan buku seharusnya kemaren (selasa) namun karena saya sedang sakit sehingga molor.



Jam 11.30 kami tiba di perpustakaan daerah, dan ternyata perpustakaan lagi direnovasi bagian plafonnya. Untungnya bagian baca anak masih dibuka sehingga kami masih bisa meminjam buku lagi. 



Rencana hari ini setelah meminjam buku di perpustakaan kami akan piknik ke Taman Sabilal untuk membaca bersama.


Namun ternyata anak-anak sudah baca buku duluan di perpustakaan. Alta minta dibacakan satu buku berjudul ‘Pesan Rahasia Raja Hemis’. Dan abang sedang asyik rebahan sambil menemani dek fayyas yang masih tertidur sejak dari perjalanan tadi . Buku yang abang Daffa baca berjudul ‘Masih Kudengar Doa itu’. 



Ada kejadian menarik saat saya sedang membacakan buku bersama alta. Rupanya alta sedari tadi memperhatikan dan mendengarkan juga ada seorang ibu bersama anaknya yang masih mengenakan seragam TK membaca cerita dipojokan tak jauh dari kami duduk, kira-kira berjarak 1 meter lah. Karena suara si ibu cukup keras membaca ceritanya sehingga kamipun tak sengaja mendengar si ibu bercerita. Dan inilah yang ditanyakan alta kemudian. 


‘Ami, kenapa mamanya ceritanya kayak gitu?’ tanya alta.

‘Kayak gimana? Saya pun coba mengorek analisanya

‘Kok dia cerita tidak kayak ami?’ alta seperti protes



Sayapun akhirnya menghentikan membaca cerita ke alta dan mencoba menjelaskan apa yang menjadi analisa dan pertanyaan alta tadi.

Rupanya alta juga mendengar si ibu membacakan cerita ke anaknya sangat cepat. Tanpa ekspresi, intonasi apalagi dengan suara-suara yang berbeda (ini yang selalu disukai alta dari cerita-cerita yang saya bacakan).



Dan setelah membacakan buku buat anaknya, si ibu yang sejak dari datang memang memilih satu pojokan untuk dia rebahan sambil memainkan hapenya sedangkan anaknya dibiarkan maen dan melakukan apa saja disana sendirian.



Alta yang baru berusia 4,6 tahun saja sudah mampu menganalisa sesuatu yang tidak patut dilakukan oleh orangtua. Yaitu asal membacakan buku, pengen cepat selesai baca bukunya, tak ada interaksi apalagi komunikasi 2 arah, apakah si anak paham dan mengerti isi dari cerita yang barusan dibaca. 



Buat saya kejadian hari ini adalah catatan penting untuk para orangtua termasuk juga saya. Kita sebagai orangtua yang memiliki banyak aktivitas baik di rumah maupun diluar sana merasa ingin dimaklumi oleh anak-anak kita bahwa kita sedang kecapean, kita butuh istirahat, kita butuh sendiri dan lain-lain terlebih yang jumlah anaknya sudah lebih dari 1 pastilah cukup menyita waktu, tenaga dan perhatian. Kadang rasa lelah, penat, capek dan stress menghampiri. 


Sehingga kita merasa dibenarkan apabila kita tak sempat melakukan hal yang diminta anak-anak kita secara maksimal. Contohnya membacakan buku cerita. 



Membacakan buku cerita mungkin hanya butuh 10-15 menit namun dampaknya buat anak-anak sangat besar untuk memenuhi penjelajahan rasa penasaran mereka. 

Meluangkan dan menyediakan 10-15 menit dari seluruh waktu berharga kita sangatlah penting buat perkembangan kecerdasan mereka.  

Karena kita tidak tahu dari cerita manakah inspirasi anak-anak kita berasal dikemudian hari.



Maka tugas kita, selain menemani dan membersamai, kita juga dituntut untuk bisa memberikan waktu terbaik buat anak-anak kita. Hadirlah selalu diwaktu-waktu terbaik mereka. Hadir dengan segenap jiwa dan raga. Temani mereka untuk menikmati waktu-waktu berharga mereka. Jadilah bagian dari keseruan dari waktu berharga mereka tersebut.

Karena waktu-waktu berharga tersebut tak akan terulang. Dan tak terasa kita akan kehilangan waktu-waktu berharga tersebut. Karena mereka tak selamanya berada diusia sekarang. Mereka akan selalu bertumbuh dan berkembang. Mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang dipengeruhi oleh waktu-waktu berharga mereka saat ini. Saat bersama kita. 


So , ambil peran dan waktu berharga tersebut.




Yuliana

Banjarmasin, 8 November 2017




#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMustChangeFirst






Senin, 06 November 2017

SEMANGAT ORTU AKAN MENULAR KE ANAK

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMustChangeFirst

DAY 13

Membudayakan literasi ke anak-anak bukanlah hal yang mudah bagi kami. Apalagi setelah kami pindah kembali ke Banjarmasin. 3 tahun yang lalu kami punya koleksi yang cukup banyak di rumah. Kemudian kami harus berpindah ke luar pulau. Sebagian buku baru dibawa serta dan sebagian lagi harus dihibahkan ke seorang teman relawan yang membuka taman baca di rumahnya.

Dan setelah kami kembali kemari lagi. Buku-buku kami tidak bisa kami angkut semua dikarenakan  ada masalah yang cukup rumit di kota sebelumnya.  Buat kami saat ini membeli buku adalah sesuatu yang teramat mahal . Keadaaan ekonomi kami sedang diambang zero membuat kami harus mengutamakan kebutuhan primer dulu.

Namun budaya baca ini tetap konsisten kami perkenalkan ke anak-anak. Meski akses untuk membaca dan memperoleh bahan bacaan penuh tantangan namun alhamdulillah kami masih bisa menyiapkan waktu untuk menemani mereka ke perpustakaan yang jaraknya dari rumah cukup jauh. Sedangkan angkutan umum dari rumah ke terminal sudah tidak ada lagi. Dan untuk ke perpustakaan harus naik 2 kali angkutan umum dari rumah kami. Sehingga pilihan kami untuk bisa menuju ke sana adalah dengan meminjam motor sodara.

Semangat untuk membaca inilah yang ingin kami tularkan ke anak-anak. Jarak dan tantangan apapun yang ada akan kami hadapi bersama-sama. Kami tidak ingin mengeluhkan keadaaan dan keterbatasan kami. Ilmu memang bisa diperoleh dengan cara apa saja dan dimana saja. Dan kami sudah menentukan pilihan bahwa perpustakaan tempat kami mencari ilmu dan menambah bahan bacaan kami saaat ini.

Tantangan membaca ini memang jauh sudah kami adakan sebelum ada tantangan di perkuliahan IIP. Buku dan pengetahuan memang tidak bisa dipisahkan. Dan kami memilih untuk tidak duduuk manis dizona nyaman kami. Berpangku tangan dan berdiam diri serta meratapi apa yang sedang kami alami. Hidup memang sebuah pilihan dan pilihan kami untuk tidak mengalah dengan ketidakmampuan kami dalam memperoleh wawasan, ilmu dan pengetahuan lebih banyak lagi dan lagi.

Anak-anak akan merasakan aura dari semangat orangtuanya dalam memperoleh ilmu dari buku. Dan kecintaan akan buku akan terus ditularkan secara konsisten dan komitmen tinggi ke mereka.

Semoga impian saya untuk membuat sebuah taman bacaan ramah anak akan bisa dimampukan dalam waktu dekat. Membuat taman bacaan yang bisa menularkan semangat membaca ke anak-anak sekitar rumah kami. Sekaligus tempat dimana mereka akan memperoleh ilmu lainnya yang akan kami rencanakan selanjutnya.


Yuliana
Banjarmasin, 7 November 2017

Minggu, 05 November 2017

SEMUA ANAK VIP

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#FirstThingtoChangeIMustChangeFirst

DAY 12




Mulai kemaren sore saya menempelkan sebuah tulisan  SUDAHKAH MEMBACA HARI INI? Tulisan ini tentu saja belum bisa dibaca Alta dan juga Fayyas namun dengan melihat gambarnya dia akan tahu maksud dari apa yang tertulis disana.


Kenapa harus ada tulisan seperti itu. Karena anak-anak juga termasuk saya lebih suka melihat tulisan atau gambar ditempel di dinding. Agar menjadi pengingat dan penyemangat juga.


Dan karena tempelan itu pula membuat si abang akan lebih rajin membaca, semoga.  Karena beberapa hari ini dia terlihat jarang membuka bukunya. Memang katanya bukunya sudah selesai dia baca. Dan meminta dipinjemkan  buku lagi. Namun dengan tema sama seperti itu  padahal jadwal kami ke perpustakaan masih 2 hari lagi untuk mengembalikan buku.



Dan pagi ini diawali dengan membaca buku berjudul ‘ Sammy dan Kue Pie Kenari’. Alta meminta dibacakan. Dibuku ini berkisah mengenai setiap anak itu istimewa mereka semua VIP. Bahwa kita perlu belajar untuk tidak merasa iri atau membandingkan diri kita dengan orang lain apalagi dengan sodara sendiri. Setiap anak terlahir dengan keunikannya masing-masing. Adalah lebih baik jika kita mendukung kelebihan dan keunikan mereka masing-masing. Buatlah masing-masing dari anak-anak kita saling mendukung saudaranya dan merasakan setiap keberhasilan saudaranya juga merupakan keberhasilannya pula.




Dan jangan sampai kita berpikir seakan-akan keberhasilan orang lain itu merampas sesuatu dari kita. Dan sebagai orangtua, orang dewasa atau guru, kita harus menghindari gaya bahasa yang membandingkan.
Memang tidak mudah. Dengan begitu banyaknya perlombaan, pertandingan, kompetisi dan persaingan  di dunia ini namun kita bisa memulainya dari lingkup kecil dulu mulailah dari diri kita sendiri dan keluarga kita.

Yuliana
Banjarmasin, 6 November 2017


Sabtu, 04 November 2017

MENDENGARKAN = MEMAHAMI

Day 11


Tadi malam kami sudah sepakat mengenai aktivitas apa yang akan kami lakukan bersama esoknya.


Dan pagi ini kami sudah bersiap di ruang tengah untuk membaca dan belajar bersama.


Buku yang dibaca pagi ini berjudul ‘Lily Dan Kue yang Tak Enak' (Masih di kumpulan 7 cerita kebiasaan anak bahagia). Alta dan fayyas mendengarkan saya bercerita sambil rebutan duduk dipangkuan. Dari cerita ini mengandung makna bahwa kita harus berusaha memahami lebih dulu atau mendengarkan agar tidak terjadi kesalahpahaman yang akan berakibat sesuatu yang kurang menyenangkan.


Mendengarkan atau listening memang membutuhkan waktu namun dibandingkan bila kita terpaksa kembali dan meluruskan kesalahpahaman sementara kita sudah terlanjur terjadi kesalahan itu lebih memakan banyak waktu, tenaga dan emosi didalamnya.


Listening skill bukan saja dilatihkan ke anak-anak kita namun juga harus dipahami oleh siapapun termasuk kita orang tuanya. Termasuk kita orang dewasa dan para guru . Karena kadang kita kurang mendengarkan sehingga sering salah menilai dan cenderung menghakimi anak-anak.


Semoga kita selalu dimampukan untuk mendengarkan anak-anaK kita dengan segala cerita mereka karena sejatinya anak-anak hanya ingin dipahami begitu juga kita.


Kemudian kami pun melanjutkan belajar. Kali ini melatih motorik halus seperti memasukkan kawat bulu ke lubang untuk de fayyas yang sudah agak mendingan. Dan menjahit untuk alta (dia memilih sendiri aktivitas ini).


Dan saya sendiri baru mulai membaca novel berjudul ‘The Janson Commad’ part 1. Karena saya juga keasyikan membaca buku anak-anak yang memang 2 bahasa. Jadilah bahan bacaan mereka juga jadi bahan latihan saya untuk melatih lidah saya mengucapkan bahasa inggris.



Yuliana

Banjarmasin, 5 November 2017


#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst





Jumat, 03 November 2017

AKU PERLU MEMBACA

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst

Day 10

Buat emak-emak yang punya anak yang lagi sakit pasti tahu bagaimana rasanya harus membagi perhatian dan fokus antara kesibukan sehari-hari dan aktivitas mengupgrade diri dengan tetap menjaga kewarasan.

Alhamdulillah sampai pada hari ke 10 ini, dengan tetap diberikan kemampuan ontime mengumpulkan tugas ditengah harus terbaginya konsentrasi dan fokus membersamai mereka yang qadarullah sakitnya bergantian dan pernah bareng. Sedang suami hanya 2 hari bersama kami.

Terutama  4 hari terakhir ini, anak bungsu saya fayyas 1,6 tahun sakit mencret dan muntah-muntah sampai badannya terlihat mulai kurus dan kekurangan cairan. Sedih tentu saja.

Namun dengan adanya tantangan kuliah Bunsay IIP ini mampu memberikan semangat dan juga mampu tetap menjaga kewarasan saya membersamai 3 bocah homeschooling yang setiap saat bersama saya tanpa adanya ART.

Tantangan membaca/budaya literasi ini saya jadikan motivasi dalam beraktivitas menemani anak-anak yang sedang sakit.

Buku dan bercerita mampu membuat anak-anak yang sedang sakit merasa tetap diperhatikan karena ibunya tetap mampu meluangkan dan menyediakan waktu untuk membacakan cerita dengan penuh ekspresi sehingga mereka selalu menagih lagi dan lagi diceritakan buku atau cerita yang sama berulang-ulang.

Selain bercerita dan membacakan buku, saya juga mengisi budaya baca kami dengan melatih listening alta dan fayyas seperti memperdengarkan murotal, memperkenalkan flashcard bergambar hewan, abjad, angka dan hijaiyah.

Memang tidak dikhususkan belajar alphabet namun hanya sekedar mengenalkannya saja sambil menggali logika mereka tentang belajar alphabet tersebut.

Seperti alta 4,6 tahun, dia mengenal huruf alphabet baru huruf A kapital, masih dengan tema mewarnai, skolastik (mengikuti garis hurufnya), melatih kemampuan menulis dengan pensil sesuai arah tulisan, kemudian mencari bentuk huruf A tersebut di benda rumah, diluar rumah, dibentuk dengan stik eskrim, dengan kedua tangan/jari. Dan juga melatih ingatan dia apabila menemukan huruf A di manapun dia lihat. Seperti pada plat motor dan lain-lain.

Begitu pula angka, alta sudah dikenalkan angka 1-5 namun untuk menuliskannya dia baru bisa menuliskan angka 1, menyebutkan angka 1 dengan jarinya, menghitung benda sampai angka 4.  Biasanya alta selalu bertanya mengenai jumlah rakaat tiap waktu sholat dikerjakan.

‘ Ami, 2 kah sholatnya?'. (sambil mengacungkan 2 jarinya bila waktu sholat tiba).
Kadang benar kadang juga salah. Namun dia sudah mulai mengerti hubungan antara bentuk angka dengan jumlah angkanya (logika).

Mengenalkan huruf dan angka jangan hanya hapalan tapi harus ada hubungan antara jumlah dan bentuk angka/hurufnya/bunyinya.

Anak-anak sejatinya akan bisa membaca meskipun tidak diajarkan secara rutin. Yang dibangun adalah ‘rasa butuh ‘ akan belajar huruf dan angka. Dan dengan membaca dan mengenal cerita dari buku-buku akan menumbuhkan ketertarikan akan belajar huruf dengan sendirinya karena dia sudah merasa perlu. Perlu untuk mengetahui lebih banyak lagi informasi dari buku-buku karena isi cerita dibuku tersebut terbentuk dengan adanya kumpulan huruf-huruf yang saling keterkaitan.

Jangan memaksakan mereka belajar huruf dan angka padahal mereka belum ditumbuhkan ‘rasa butuh’ tadi. Sehingga anak memang akan hapal cepat tapi tidak tertarik untuk membaca buku dikemudian hari. 

Ini pernah terjadi pada abang daffa. Ketidaktahuan saya kala itu, yaitu merasa semakin dini anak dikenalkan maka semakin baik, saya pun seperti kebanyakan emak-emak zaman itu,  rame-rame menyekolahkan anak diusia dini dan mengkursuskan calistung dini.

Hasilnya…. Abang daffa bukannya bisa baca cepat malah malas baca buku, tidak tertarik dengan isi buku meskipun saat sekolah dasar dulu dia wajib membaca buku pelajarannya. Tetap tidak membuat dia mau membaca lama. Ini mungkin hanya terjadi pada anak saya.

Karena itulah, berkaca dari kesalahan saya ke abang daffa waktu dia kecil, untuk adik-adiknya saya tidak memaksakan untuk bisa baca cepat, bisa hapal huruf cepat, bisa hapal angka cepat, bisa hitung cepat tapi yang lebih penting menumbuhkan rasa butuh mereka dengan bahan bacaan, informasi, pengetahuan terutama yang ada dibuku.


Yuliana
Banjarmasin, 4 November 2017

BUKU TEMAN SETIAP SAAT

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst



Day 9



Alhamdulillah masuk hari ke 9. Meski anak-anak gantian sakitnya namun buku tetap mampu menemani mereka setiap saat.



Fayyas 1,6y terlihat masih lemas. Namun setiap saya ambil buku, dia akan selalubpenasaran dengan isi dan gambar yang ada didalam bukunya.



Pagi benar saya bacakan buku berjudul 'Tempat Untuk Segala Sesuatu' (Masih dalam seri buku 7 kebiasaan anak bahagia). Sesekali fayyas menunjuk dan ingin memegang sendiri bukunya.



Untuk saya, buku novel nerbahasa inggris karangan Lee Child 'The Affair' masih saya coba selesaikan dan saya baca setiap saat. Namun hari ini saya liat dicover buku tersebut ada bonus story. Prnasaran saya pun membuka halaman belakang buku dan akhirnya larut membacanya. Judulnya 'Second Son'. Cerita ini lebih pendek dan lebih ringan bahasanya jadi saya bisa menyelesaikan judul ini dalam sehari (22 chapter).



Si sulung Daffa masih mempelajari buku yang berjudul ' Internetan, Yukk'. Senang rasanya melihat dia sudah klik dengan bacaannya.


'Nanti kita cari buku yang kayak gini lagi ya mi'.
'Ok.'



Sedangkan Apih karena sedang keluar kota jadi belum tau beliau baca buku apa. Masih terkendala sinyal.



Dan si tengah Alta, pastinya selalu minta diulang bacaannya setiap mau tidur malam. Karena hari ini hujan Alta lebih banyak tidur di sianghari tadi.



Ingin sekali bisa punya pojok baca di rumah dan menyediakan bahan bacaan yang bergizi buat anak-anak dan tentu juga saya pribadi. Namun karena kondisi kami masih numpang sehingga tak banyak yang bisa banyak yang bisa kami usahakan selain pergi ke Perpustakaan. Coba perpus dekat pasti tiap hari maen di perpus.


Selalu berdoa agar bisa punya perpus sendiri.


Yuliana
Banjarmasin, 3 November 2017

Rabu, 01 November 2017

DAUNNYA BERWARNA PELANGI

#GamesLevel5
#Tantangan10H
#KuliahBunsayIIP
#ForThingtoChangeIMustChangeFirst


Day 8


Alhamdulillah tak terasa sudah memasuki hari ke 8.

Saya kemaren malam, coba intip apa isi buku bacaan abang Daffa yang berjudul 'Internetan, Yuk'. Di dalamnya banyak hal berguna tentang pengenalan dasar berinternet dengan dikemas bahasa yang santai khas anak muda.
Yang membuat saya tertarik ada bab yang menyertakan link-link belajar secara online seperti math, sain, english dan berbagai link yang wajib untuk dicoba satu-satu sebagai media belajar anak-anak.


Untuk fayyas, pagi ini dia sudah mau duduk mendengarkan cerita buku berjudul 'Bila Aku Tumbuh Dewasa' meski badannya masih agak lemes namun sudah ada senyum menghias wajahnya. Muntaber yang 3 hari ini dideritanya benar-benar menyita keceriaannya.

'Semoga cepat sembuh ya nak'.

Alta, Apih dan saya masih membaca buku yang sama seperti kemaren yaitu 'Lily kecil di Negeri Jam. Dan alta meminta dibelikan jam tangan pink yang sama seperti yang dipakai lily dibukunya.
Apih masih menyelesaikan bacaan kemaren dan buku tersebut ikut dibawa ke Batulicin berjudul 'English for profesional lawyer' dan saya sendiri masih terus berlatih membaca novel berbahasa inggris ini berjudul 'The Affair'.

Ritme membaca buku sudah dapat, saya tidak perlu mengingatkan anak - anak untuk membaca buku. Meski kami tidak menjadwalkan khusus waktu untuk membaca. Namun buku sudah jadi bagian dari hari-hari kami, itu sudah sangat bagus sejauh ini. InsyaAllah.

Yuliana
Banjarmasin, 2 November 2017