Minggu, 07 Januari 2018

AKU SUKA DANDAN

#Day3
#Tantangan10H
#level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

Sejak berhijrah, saya tidak lagi memoles wajah saya dengan kosmetik. Bukannya tidak suka, namun berdandan untuk seorang perempuan yang berstatus istri dilarang terutama jika keluar rumah kecuali hanya untuk suami saja. Apalagi saya sekarang sudah menutup wajah saya (niqob) semoga selalu istiqomah.

Dan alta sesekali bertanya kenapa amihnya tidak pernah terlihat seperti ibu-ibu yang lain. Apalagi saat dia melihat foto pernikahan kami dimana saya waktu itu memang belum menggunakan hijab. Alta begitu suka dengan foto tersebut dan sering meminta saya agar tampil seperti itu lagi.

Memberikan pengertian kepada anak kecil memang harus dengan bahasa yang mudah dipahami. Ditambah gempuran tontonan tv , iklan dan pemandangan sehari-hari yang dia lihat membuat saya harus ekstra hati-hati dalam memilih kata.

Penampilan saya sekarang memang tidak pernah dipertanyakannya.  Alta sepertinya sudah terbiasa melihat saya tertutup tanpa terlihat seperti orang kebanyakan.
Namun ada usaha kecil yang saya lakukan agar anak cewek satu-satunya ini tidak menanyakan atau meminta lebih. Saya pun menggunakan bedak dan celak itupun jarang dipakai.

Alta mulai mengemari berdandan setelah melihat tontonan televisi disini. Sejak kami di Jakarta dan Depok, kami tidak punya televisi begitu juga disini. Televisi nene susah rusak lama dan saya tidak ingin memperbaikinya. Namun disini kami tinggal bersebelahan dengan datu dan sepupunya yang tentu saja masih ada tv dirumah mereka. Dan alta dengan tanpa segan selalu numpang menonton disana.

Hampir setiap hari dia berdandan. Dari cara ikat rambut, pakai bedak, pakai celak dan lipstik.
Dan siapapun yang punya alat kosmetik, dia akan gunakan dan mengaplikasikannya sendiri ke wajah polosnya.
Awalnya saya melihat aktivitas dandannya hanya sekedar lucu-lucuan. Seperti apa saja dijadikan alat dandan; spidol yang dijadikan lisptik, celak yang dijadikan alis. Kadang warnanya sungguh mencengangkan…

‘Aku suka dandan,’ katanya.

Memang anak-anak diusia seperti alta masih suka meniru apa saja yang menurutnya menarik. Dari pakaian, gaya rambut, asesoris, gaya bicara dan tampilan luar tokoh yang sedang tren. Seperti tokoh film kartun yang booming itu… dia begitu mengandrunginya. Meski saya tidak pernah memperlihatkan film kartun tersebut. Ada saja yang memperlihatkannya dari sepupunya membawa laptop ke rumah dan memperlihatkan film tersebut, terus nonton di tv sepupu di sebelah rumah. Semua yang ada di kartun itu dia pengen juga memiliki dan tampil seperti itu.

Dan hari ini pun, alta minta didandanin dari mulai rambut yang ingin dikuncir 2, mata yang diberi celak dan eyeliner (kemaren dia liat tantenya baru membelikan amihnya benda-benda tersebut). Dan kegiatan berdandan ini membuat matanya berbinar-binar.

‘Aku cantik kan?’ ujarnya penuh senyum didepan cermin besar di kamar nenek.

Pertanyaan serupa kerap ditanyakan jika dia habis berdandan. Baik didandani atau dia sendiri yang berdandan.

Apa yang harus saya lakukan untuk meninggikan gunung dalam minatnya ini? Melihat usianya yang bulan depan genap 5 tahun. Apakah minatnya ini baik buatnya? Apakah nanti pelarangan saya membuat dia tidak berani memiliki minat?

Terus berusaha menemukan kelebihannya yang lain.
Tetap semangat memberikan konsep diri yang benar kepada anak. Sehingga dia bisa menjadi dirinya sendiri bukan menjadi orang lain atau selalu bercermin pada orang lain.

Selalu berusaha agar anak-anak menemukan kekuatan dan kelebihan yang akan membuat mereka unik dengan segala apapun yang mereka miliki.

Dan sebagai orangtua, kami akan selalu mendukung apapun jika itu memang dinilai baik, baik olehnya, orang sekitar dan Allah sebagai yang punya dirinya.

Yuliana|7 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar