Rabu, 09 Agustus 2017

Taman Kamboja

#Day1
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

                  

                TAMAN KAMBOJA



Team :
Ketua   : Daffa Aqila AP (12y)
Dokumentasi : Ami Yuliana
Anggota : Altamisela (4,5y), Fayyasy (1,3y)

Setelah sarapan pancake ala-ala pagi ini, kami bersiap-siap untuk menjalankan projek tantangan dihari pertama. Projek keluarga ini diusulkan oleh abang Daffa 2 hari yang lalu melalui diskusi.

Projeknya adalah bermain layang-layang bersama di taman bermain. Masing-masing kami sibuk dengan tugas mempersiapkan apa saja yang akan dibawa sebagai pelengkap selama kami ditaman.

Abang menyiapkan 2 layang-layang yang dia sudah beli kemaren warna biru dan hijau,  juga termasuk benangnya yang  sudah dipintal dibotol air mineral bekas.

Sebelum berangkat, dia mengecek sekali lagi apakah layang-layang tersebut layak/bagus apabila nanti diterbangkan di taman.
Kemudian dia menyiapkan minuman susu yang diseduhnya sendiri terus dimasukkannya dibotol.

Sedangkan alta, dialah yang paling dulu mandi pagi ini. Dia juga sudah memakai baju lengkap dengan jilbab tanpa bantuan saya (ini termasuk dalam Melatih kemandirian pada game level#2).  Kemudian dia tanpa diminta pula memasangkan kaos kaki ke fayyas yang  baru saja selesai dipakaikan baju.

Diprojek ini saya bertugas sebagai penyemangat, yang mendokumentasikan, dan pemain pula.
Setelah menyiapkan fayyas, abang dan alta bergantian menjaga adiknya tersebut sementara saya menyiapkan cemilan buat nanti di taman.
Semua perlengkapan seperti tikar alas duduk nanti, makanan untuk fayyas,cemilan dan air minum semua dibawa didalam wadah. Kami mengusahakan minim sampah selama berada disana.

Sebelum berangkat tepat jam 9 pagi. Saya liat abang daffa juga menyiapkan bola sepak didalam kantong plastik. Saya tidak banyak bertanya soal itu. mungkin dia punya planning lain.

Akhirnya kamipun berangkat, perjalanan tidak begitu lama, kami naik motor menuju taman kira-kira 20 menit sampailah ditaman Kamboja.

Namun ada sebuah kecelakaan kecil. Sebelum kami menemukan tempat parkir. Ternyata botol penggulung tali buat layang-layang jatuh dan otomatis layang-layangnya pun keseret.  Saya tidak tau awalnya jadi saya meneruskan motor saya. Kemudian abang meminta berhenti untuk mengambil layang-layang yang terjatuh serta botol pengikat tali layangnya. Kedua layang-layang memang hanya dipegang abang saja selama perjalanan .

Botol tersebut lumayan jauh tertinggal kira-kira 100 meter dibelakang. Saya memutuskan memutar balik motor dan mengikuti abang daffa yang hanya berjalan kaki mengambil layang-layangnya.

Saya liat dia merobek layang-layangnya. Kemudian membanting  layang tersebut di tengah lapangan parkir taman. Dan terus menuju botol yang terjatuh.

Saya pun menghampiri dan mngatakan apa yang dilakukannya sangatlah tidak bijak. Saya minta dia untuk memungut layang-layang tersebut yang sudah dirobeknya dan membuangnya ditempat sampah. Waktu itu saya liat wajahnya sungguhlah kesal dan marah. 

Belum tuntas kejadian tersebut, alta pun mengatakan kalo sandalnya jatuh di belakang kami tadi. Saya kembali memutarkan motor saya dan mencari satu sandal alta yang terjatuh.

Kami memang sudah dihalaman taman. Taman ini memang tidak ada tempat parkir khusus yang tersedia. Semua orang parkir motornya sembarangan. Ada yang di dalam taman padahal tidak boleh, dll.

Saya tau abang sudah kehilangan moodnya untuk bermain atau pergi ke dalam taman. Karena layang-layang yang satunya (hijau) juga rusak dan tidak bisa diterbangkan lagi.

Abang sudah patah semangat. Dia sudah tidak berselera lagi untuk menjalankan projeknya.

Saya terus mencoba mendengarkan segala keluh sebalnya. Saya coba berempati namun juga harus menjaga kegembiraan alta yang ingin sekali bermain ditaman.

Abang memang perfeksionis sama seperti saya. Namun sejak beberapa tahun yang lalu saya berusaha belajar menurunkan kadar perfeksionisnya saya.  Dan kejadian ini membuat dia benar-benar kehilangan moodnya untuk bermain.

Sembari mendengarkan dia mengeluarkan semua keluhnya. Saya menanyakan apakah dia masih ingin kami ke taman atau pulang saja? Dia menjawab, ‘pengen tetap ke taman?’ Saya tanya lagi, ‘apakah dia mau beli layang lagi?’.  Dia bilang, ‘uang abang udah habis’. saya pun menawarkan untuk pakai uang saya saja , dia bilang kalo beli lagi. Maka akan sangat kesiangan di taman dan tentu saja akan semakin panas sehingga kami tidak bisa lagi duduk di rumput taman.

Jadi kesimpulan diskusi dadakan tersebut, kami tetap ke taman dengan memainkan apa saja yang bisa kami mainkan bersama yang penting kami semua sama-sama bergembira.

Setelah memilih spot untuk mengelar tiker, alta yang bertugas mengelar tikernya. Semua bekal dikeluarkan, adik fayyas diturunkan dari bedongan. Dan kamipun duduk bersama.

Suasana hati abang memang belum reda benar, air matanya masih saja mengalir. Abang daffa termasuk tipe melankolis. Dia kalo menangis hanya air matanya aja yang kelihatan. Diapun rebahan saja.

Saya memberi waktu kepadanya untuk menguasai suasana hatinya. Saya mulai menyuapi fayyas dan alta. Alta lagi pengen minta bubur si dede.

Setelah selesai makan, alta pergi bermain sendiri karena dia memang sudah berani bermain sendiri. Tentunya memang sudah sering kami beritahu apa yang harus dia lakukan jika bermain tidak didampingi.

Sementara alta main. Saya bicara dengan abang yang masih rebahan. Saya coba memberi gambaran apa sih tugas pemimpin projek.

Bahwa dia yang mengatur segala hal, dan tidak selalu dia yang terjun langsung. Dia bisa mendelegasikan tugas-tugas tersebut.  Termasuk di dalam permainan. Dia boleh merencanakan sebuah permainan dan tidak selalu harus dia juga ikut bermain (abang menyiapkan permainan buat alta dan fayyas dan menurut dia dia tidak bisa bermain dengan kedua adiknya karena adik-adiknya masih kecil).

Dan ternyata rasa penasaran saya tentang bola yang dia bawa itu adalah, dia mempersiapkan permainan tersebut untuk kedua adiknya.

Katanya itukan abang siapkan untuk adik-adik, tapi abang kan nga bisa main. Kenapa nga bisa? Tanya saya.  Abang menyiapkan itu sebagai permainan yang bisa dimainkan alta dan fayyas saja adalah bentuk dari salah satu tugas manajer projek. ‘Well done’ kata saya.
Saya liat ada sumbing senyum dibibirnya.

Saya bilang saya saja tidak sampai memikirkan itu. Abang sudah hebat sudah berempati dengan adik-adik yang masih kecil.
Main layang-layang kan rencana dia mau main sama saya. Dia mau ngajarin saya untuk bisa menerbangkan layang-layang. Saya terima tantangan dia.  Dan karena kecelakaan layangnya rusak. Saya bilang tidak menutup kegembiraan kita hari ini.

‘Apapun rencana kita, tidak semua bisa selalu sesuai keinginan kita. Kita sudah berusaha dan berikhtiar. Apapun bisa terjadi diluar kemampuan kita. Jangan sampai rencana yang tidak bisa terwujud itu mematahkan rencana lainnya. Jangan bertumpu pada sesuatu yang diluar kontrol kita. Bersyukur saja kita masih bisa bermain di taman hari ini, bahwa hari ini sangat cerah tidak seperti 2 hari yang lalu hujan terus. Next time kita bisa merencanakan lagi bermain layang-layangnya. Siapa tau apih bisa ikut.’

Akhirnya senyum itu saya liat lagi dan saya peluk dia. Dia pun mengambil bolanya didalam tas ransel yang memang dibawanya. Terus mengajak alta untuk bermain.

Saya pun ikut bermain, lengkap dengan gamis dan niqob yang saya kenakan. Asal anak-anak senang saya akan lakukan apa saja. Tak peduli orang setaman melihat apa yang kami lakukan. Dan ada kejadian lucu, saking semangatnya abang daffa maen bola, sandalnya pun putus.

Sementara adik fayyas anteng banget duduk di tiker. Sambil konsentrasi dengan ekplore nya sendiri. Dia begitu konsen dengan memasukkan susu dari botol minumnya ke botol minuman lain. Terus mencoba memasang tutup botol minuman kemasan tersebut beruang-ulang.  Dia begitu senang saat dia bisa menuangkan susunya dan juga meminumnya. Sampai-sampai dia tidak menangis atau pengen minta digendong karena kami tidak didekatnya.

Selain bermain bola, kami juga mencoba bermain wahana permainan yang ada ditaman. Abang dan saya bergantian menemani fayyas ditempat kami duduk.

Dan sampai jam 11 siang. Matahari sudah mulai tinggi. De fayyas pun darurat harus segera dibersihkan karena dia pup (maaf) . Dan tantangan projek bermain bersama hari ini kami akhiri dengan gembira.

Dan pelajaran berharga buat abang daffa. Bawa dia harus bisa menswitch moodnya sendiri. Dan buat saya pribadi harus terus mempraktekkan komunikasi produkif dimanapundan kapanpun ke anak-anak.

Yuliana
Banjarmasin, 10 Agustus 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar