Sabtu, 26 Agustus 2017

Aliran Rasa Level#3

Yuliana
Banjarmasin, 28 Agustus 2017

FIVE TIME AND ON TIME

#Day17
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Sebagai penutup project famili dihari ke 17 ini. Kami sudah sepakat menjalankan ide abang Daffa. Yaitu berjamaah sholat 5 waktu secara tepat waktu.

Mengerjakan sholat berjamaah bersama di rumah memang sudah jarang kami lakukan. Abang daffa memang lebih sering sholat berjamaah di mesjid atau di mushala bersama dengan teman-temannya. Atau apabila apih Dariatman datang. Beliaupun lebih sering sholat di mesjid atau ditempat dimana beliau mampir.

Saya masih ingat pertama kali abang daffa dengan sangat percaya diri mengimani saya sholat, waktu itu dia masih duduk dibangku sekolah, yah….waktu itu usianya baru 6 tahun lebih. Terharu banget rasanya.
Rasa-rasanya saya  lebih sering diimamin abang daffa ketimbang Apih-nya. Karena apih lebih banyak diluar kota.

Namun di 1,5 tahun ini abang daffa sudah jarang sholat berjamaan di rumah. Memang sejak dulu,  saya sudah membiasakan abang daffa untuk sholat di mesjid.

Awalnya tiap abang daffa pulang sekolah,  sering saya ajak dia  untuk safari sholat di berbagai mesjid di kota Banjarmasin (sewaktu dia masih sekolah formal). Karena laki-laki kan wajibnya sholat berjamaah di mesjid.

Rasa kangen diimamin itu datang lagi.  Dari hasil  forum keluarga kemaren malam. Kami pun sepakat sholat wajib hari ini abang Daffa sebagai imamnya.

Sebenarnya sholat tepat waktu memang termasuk dalam checklist indikator saya waktu dimatrikulasi. Memang kadang terlaksana kadang ya molor.. kesibukan dan keriwehan mengurus 3 bocah membuat saya kadang tidak tepat waktu sholatnya. ( ah..ini mah ngeles ..!!)
Dan sholat 5 waktu tepat waktu juga termasukk goalnya abang daffa di 2017 ini.
Project ini dipimpin abang daffa. Abang daffa yang selalu mengingatkan kalo waktu sholat sudah tiba.

Mulai dari subuh.
Abang daffa, saya bersiap untuk sholat. Yang sebelumnya sudah membangunkan alta supaya turut sholat. Tak susah memang membangunkan alta. Meski dia belum mengerti benar apa itu sholat. Tapi saya terus mencoba menjelaskan kenapa kita harus sholat kepadanya.

Alta memang senang memakai mukena. Mukena berwarna pink lungsuran kakak sepupunya nayla. Saya memang belum mengajari tata sholat dan wudhu kepadanya. Tapi saya selalu mencontohkan bagaimana wudhu itu dan membuat dia mengikuti tiap gerakan sholat yang dikerjakan.
Subuh ini sukses. Termasuk de fayyas pun juga sudah bangun dan duduk didekat kami sholat. Tanpa melakukan yang biasa dia lakukan seperti ; duduk disajadah, menaiki pundak saya, masuk dalam mukena saya, bertengger di pundak atau rebahan di depan saya.

Kemudian di sholat zuhur.
Abang mengingatkan waktu sholat sudah tiba, saya pun bergegas mengambil air wudhu. Abang sudah siap dengan gamis sebagai baju sholatnya. De fayyas dibawa nenek kesebelah rumah. Sedang alta, tak nampak ada disebelah. Sepertinya lagi maen di rumah tetangga lain karena sewaktu dipanggil tidak ada sahutan.

Kemudian sholat ashar.
Kali ini alta ikut memakai mukena, berwudhu dan berdiri disejadahnya. Tapi sepertinya dia kehilangan mood untuk sholat. Sepanjang kami sholat dia hanya rebahan disejadahnya. Selesai sholat saya coba tanyakan kenapa dia tidak ikut sholat seperti subuh tadi. Dia jawab,’lama sih’. Baiklah. Saya pun memeluknya. Saya tidak akan marah atau menasehatinya dengan berbagai dalil. Saya ingin dia senang dulu melakukan ini bersama kami. Dia memang belum mengerti benar kenapa sih  harus sholat? Apa maksud dari sholat itu? atau kenapa sholat itu ada terus tiap hari?
Pelan-pelan saja. Waktunya akan tiba untuk menjelaskannya dengan sangat bijak kepadanya. Tentunya dengan bahasa anak-anak yang dia mengerti.
Saat sholat ashar tadi ada yang harus diluruskan yaitu sewaktu abang memimpin sholat ashar. Abang sampai lupa bacaan surah pendek setelah al-fathihah. Tanpa ditanya, selesai sholat abang daffa langsung meminta maaf.
Saya pun menjelaskan sebagai imam, dia sudah harus mempersiapkan surah pendek apa yang akan dibacanya saat sholat.

Sholat maghrib,
Abang tetap ontime mengingatkan dan alta ikut sholat maghrib ini. Dia antusias berwudhu lebih dulu. Dia mengikuti tiap gerakan dengan tertib. Alhamdulillah.

Namun saat sholat isya, hanya saya dan abang daffa yang sholat berjamaah. Karena alta sudah keburu tidur. Ini sudah jadi kebiasaan alta. Karena dia tidak pernah lagi tidur siang jadinya ba’da maghrib pasti sudah tertidur dan itupun selalu tidak sempat makan malam.

Tantangan project hari ini sukses sholat 5 waktu tepat waktu. Pengen terus bisa seperti hari ini. Tapi abang kan harus sholat di mesjid.

*maaf tidak menyertakan foto

Pimpro :Abang Daffa
Pelaksana : Ami Yuliana, Alta
Penggembira : Fayyas

Yuliana
Banjarmasin,  26 Agustus 2017

Kamis, 24 Agustus 2017

FLANEL CRAFTING (Part 3)

#Day16
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP



Melanjutkan project kemaren. Hari ini kami mulai finishing dipenjahitan huruf-huruf nama alta dan fayyas. 


Dengan masih dibantu alta yang setia duduk sambil mencermati huruf-huruf dengan tangannya juga turut aktif ingin membantu. Terutama dengan jarum jahit.


Saya pun dengan suka hati memperkenalkannya dengan benda tajam tersebut.  

Awalnya dia sedikit kesal karena lubang jarumnya yang sangat kecil sehingga berkali-kali dia tampak kesulitan memasukkannya.


Melihat dia mulai berubah raut wajahnya. Saya menawarkan membantu dia dengan memperkenalkan lagi dengan alat bantu masuk lubang jarum.

Perlahan dia pun memasukkan benang ke lubang alat tersebut. Namun lagi-lagi dia kesal karena si ujung benang selalu lepas meski sudah masuk. 

Saya pun memberi contoh cara mengambil ujung benang disisi satunya dengan menggunakan jari di tangan kirinya.

Dan betapa girangnya dia saat ujung benang tersebut berhasil dimasukkan dan ditarik sesuai panjang yang diinginkannya.

Project ini lancar dikerjakan karena abang Daffa mengajak dek fayyas maen sepeda dihalaman depan rumah. Sehingga saya dan alta bisa konsen. Dan ternyata abang Daffa pun minta dibuatkan huruf flanel dengan namanya.

Memang project hari ini belum sepenuhnya selesai. Namun buat kami bukan hasil yang menjadi tujuan tapi proses dalam mengerjakannya.


Masih banyak item yang harus dilengkapi. Seperti dakron dan flanel lagi. Pokoke happy hunting and shopping lah...:))


Pimpro : Alta

Pelaksana : Ami Yuliana, Daffa

Penggembira : Fayyas




Yuliana
Banjarmasin, 25 Agustus 2017

Rabu, 23 Agustus 2017

FLANEL CRAFTING (Part 2)

#Day15
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Rasa capek, lelah, atau sesesibuknya kalo sudah liat wajah anak-anak senang dengan apa yang kita kerjakan untuk mereka semua itu benar-benar berharga.


Melanjutkan apa yang sudah menjadi kesepakatan bersama mengenai project kami yaitu membikin crafting flanel. Rencana besarnya pengen bikin busy book buat alta dan fayyas.


Pagi-pagi setelah sarapan, alta sudah menagih agar cepat diselesaikan bonekanya. Namun tugas negara (cuci, beberes dan masak menanti untuk diselesaikan). 


Hari ini kami membuat huruf dari kain flanel. Alta dan abang membantu dibagian menggunting pola abjadnya. Ini juga sekaligus melatih tangan abang yang memang jarang mau dibagian gunting-menggunting (motorik halusnya memang harus terus dilatih meski dirasa terlambat untuk usianya). Sedang alta memang sangat menyukai kegiatan menggunting ini. 

Alhamdulillah selesai membuat huruf-huruf. Alta masih tidak beranjak dari flanel-flanel tersebut. Sambil sesekali dia minta diajarin memasukkan benang ke jarum dan ngotot minjem kacamata plus saya

Nama untuk cover busy book sudah selesai..senangnya alta liat huruf-huruf tersebut disusun sesuai namanya. Meski dia belum dikenalkan dengan abjad. Nama fayyas juga ada untuk masing-masing busy book.

Membikin busy book memang butuh komitmen dan tentu saja ongkos yang lumayanlah. Tapi demi anak-anak semua pasti kita lakukan apalagi kalo berhubungan dengan edukasi mereka 


Tadi malam meski mata sudah rada sepet, mumpung semangat nih ( IIP memang top markotop bikin tantangan). Saya buka lagi file-file media belajar anak-anak. Mencari pola-pola yang bisa dijadikan bahan untuk bikin busy booknya nanti. 

Akhirnya saya mencatat ada 57 pola yang bisa jadi bahan busy book.


File-file tersebut bukan tanpa sengaja ada dilaptop saya yang sudah 2 kali opname tapi memang saya kumpulin sedikit-sedikit sejak saya memutuskan homeschooling yang menjadi pilihan saya untuk anak-anak saya.


Hoemschoolinglah yang  membuat saya harus banyak membuka wawasan dan belajar serta mengumpulkan materi yang sekiranya berguna sebagai bahan stimulasi mereka.


Apalagi alhamdulillah saya diberi amanah 3 orang anak yang dulu sempat hopeless bahwa saya bisa hamil sehat lagi tanpa harus keguguran (sedih deh kalo ingat hal tersebut). Karena hal tersebutlah. Saya benar-benar ingin selalu bisa membersamai anak-anak dan melihat perkembangan mereka setiap harinya. Saya ingin di first time mereka, saya ada disana.


Untuk tidak kehilangan momen berharga tersebutlah saya memutuskan mengambil alih pendidikan anak-anak saya ke saya saja dan suami mendukung.


Pimpro : Alta

Pelaksana : Ami Yuliana, Daffa

Penggembira : de Fayyas


Yuliana
Banjarmasin, 24 Agustus 2017

FLANEL CRAFTING (Part 1)

#Day14
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Sekian lama hanya berani mengoleksi pola-pola boneka kain flanel akhirnya hari ini saya dibantu anak-anak memulai project yang butuh waktu untuk penyelesaiannya.

Diawali pembagian tugas, abang daffa tinggal dirumah mengasuh dan menjaga adek fayyas karena pada jam 10 pagi biasanya dek fayyas waktunya bobo jadi dia nga bisa diajak keluar rumah.

Sementara saya dan alta pergi untuk membeli perlengkapan craftingnya.
Setelah hunting barang-barang yang dibutuhkan di 3 buah toko yang berbeda baru kami pulang.

Barang yang dibeli adalah glue gun, lemnya, kain flanel, alat masuk benang (maklum mata dah tua jd rada-rada siwer liat lubang jarum..hehe), cukilan benang, mata boneka, jarum pentul, dan beberapa benang. Tak lupa mampir ke tempat percetakan untuk mem-print polanya.

Sesampai dirumah kamipun langsung mengeluarkan semua peralatannya.

Mula-mula pola digunting, kemudian pola diletakkan diatas kain flanel digunting sesuai polanya.
Alta senang sekali membantu karena ide awal ini dari dia yang ingin dibuatkan boneka.


Setelah disusun, dilem supaya rapi dilanjut dijahit.
Ini adalah kali pertama saya membuat crafting flanel. Sebelum menyetujui ide ini, saya coba serching di youtube cara menjahit kain flanel tanpa mesin jahit. Karena saya belum punya mesin jahit meski suka banget dengan segala jenis menjahit (dulu 2008 pernah punya mesin jahit manual tapi kemudian dijual karena terkendala kesibukan yang lain).

Pimpro : Alta
Pelaksana : Ami Yuliana, Daffa
Penggembira : dek fayyas

Yuliana
Banjarmasin, 23 Agustus 2017

Senin, 21 Agustus 2017

SINGKIRKAN DEBU-DEBU ITU


Pagi ini seperti sudah kesepakatan dari forum famili kemaren, kalo hari ini kami akan bersih-bersih. Namun bersih-bersih kali ini bukan bersih-bersih rumah ataupun lantai apalagi halaman. Tapi bersih-bersih peralatan yang ada didalam rumah atau benda-benda yang sering digunakan.

Ide ini berawal dari alta yang lagi senang menggunakan semprot pembersih kaca milik nenek ading. Apa saja dia semprot dan bersihkan. Melihat hal tersebut mundullah ide saya untuk menyalurkan ide alta tersebut.

Kamipun mulai memilih kipas angin yang akan dibersihkan. Alta senang sekali membantu mengambilkan obeng yang biasa disimpan di meja tempat nenek fatimah biasanya mengaji.
Satu persatu komponen dari kipas angin kita lepasin. De fayyas juga tak luput dengan rasa ingin taunya yang tingi juga ikut nimbrung memegang kipas anginnya.

Kemudian bagian-bagian yang besarnya dibawa ke teras rumah terus disana alta langsung membersihkan kipas angin dengan kuas kering yang memang khusus buat membersihkan kipas angin. Dialnjut dengna kain lap dan semprotannya.

Sambil membersihkan saya coba bertanya ke alta, kenapa sih kita harus membersihkan kipas angin. Diapun menjawab agar anginnya deras.
Yah…alta memang sangat tergantung dengan kipas angin sejak kecil. Dia nga bisa tidur tanpa ada kipas angin didekat badannya. Kadang jarak kipas angin dengan tubuhnya hanya berjarak 50 cm. Meski hari dingin sekalipun kipas angin tetap harus ON. Kalo dimatikan pastilah dia akan bangun dan menyalakannya sendiri.

Terus kegiatan kami masih dengan bersih-bersih. Alta mengusulkan agar helm dia juga dibersihkan kacanya. Lanjut ke kaca helm saya dan apihnya. Dan alta selalu ingin dia sendiri yang melakukannya. Dia juga sudah mempersiapkan kertas koran sebagai pengering dari cairan pembersih kaca tadi.

Dia begitu senang kala helm-helm tersebut bersih karena hasil dari kerjaannya. Saya tentu saja senang melihat dia senang.

Kemudian dia menawarkan, ‘ayo kita bersih-bersih yang lain lagi, ami!’ namun kami harus mengakhiri bersih-bersih kami pagi ini. Karena nenek fatimah sudah datang dari pasar dan kamipun harus membantu nenek untuk memasak didapur seperti biasanya.

Project Team

Ketua : Alta

Pelaksana : Ami Yuliana, Fayyas



Yuliana
Banjarmasin, 22 Agustus 2017

#Day13
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

MENGENAL HEWAN QURBAN

#Day 12
#Level#3
#MyFamiliMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Project Team

Ketua : Ami Yuliana

Pelaksana : Alta, Daffa dan Fayyas




Melanjutkan Project kemaren, yaitu pengenalan mengenai ibadah qurban dan salah satunya dengan Mengenal Hewan Qurban. Kalo kemaren dikemas dengan storytelling dengan boneka jari. Pagi ini dengan media puzzle. 


Karena sebentar lagi Hari Raya Idul Adha atau biasa disebut pula Hari Raya Qurban. Anak-anak dikenalkan dengan sejarah Hari Raya ini, seperti cerita Nabi Iberahim, Nabi Ismail, Mengenal salah satu hewan qurban yaitu sapi  dan secara tidak langsung belajar berhitung ( seperti berapa jumlah anggota tubuh sapi ; kaki ada 4, ekor ada 1, mata ada 2 dan seterusnya).


Dan alta meminta agar dia sendiri yang menggunting puzzle bergambar sapinya. Kemudian menyusunnya secara benar.

Alhamdulillah abang Daffa pun ikut membantu menyemangati adiknya menyelesaikan project ini dan tak lupa mengalihkan perhatian fayyas dari kegiatan yang dikerjakan saya dan alta.





Yuliana

Banjarmasin, 21 Agustus 2017

Sabtu, 19 Agustus 2017

YUK.. CERITA DENGAN JARI-MU

#Day11
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Project Team
Ketua : Ami Yuliana
Pelaksana : alta
Penggembira : de Fayyas

Sejak Alta lahir saya sudah memutuskan homeschooling untuk pilihan pendidikannya. Tentu saja teman-teman seusianya sudah dimasukkan ke sekolah termasuk anak-anak tetangga yang usianya sama dengannya juga sudah sekolah TK. Alta usianya 4,5 tahun.

Untuk itu saya sudah mempersiapkan materi pembelajaran yang memang tidak terjadwal secara sistematis untuk alta. Belajar materi hanya saat dia happy saja. Materi yang saya siapkan lebih banyak berupa stimulasi psikomotorik daripada kognitif. Kami lebih banyak jalan-jalan mengenal dunia nyata daripada belajar lewat media buku, video edukasi, worksheet,printable  dan lain-lain.

Saya tidak memaksakan sebuah pembelajaran buat anak-anak saya. Semua belajar sesuai fitrah mereka. Yang selalu ingin tau banyak hal.

Namun kadang alta selalu meminta diajarin belajar huruf atau angka seperti teman-teman atau sepupunya. Alta termasuk cepat dalam penerimaan pelajaran meski hanya dengan mengamati saja.

Dan pagi inipun, ruang tengah rumah menjadi ruang belajar kami. Materi worksheet dan printable sudah disiapkan.

Hari ini kami mau mengerjakan project dengan judul YUK..CERITA DENGAN JARI-MU. Mula-mula saya mengguntingkan printable gambar boneka jari yaitu berupa gambar hewan. Terus alta akan memilih hewan yang mau diceritakan oleh saya.

Dimulai dengan sapi. Saya menceritakan kisah sapi berhubung sebentar lagi lebaran Idul Adha atau lebih dikenal dengan hari raya qurban.

Banyak pertanyaan dari alta tentang cerita sapi ini. Katanya dia pengen liat sapinya saat disembelih nanti.. ( dia nga tau emaknya ini takut liat hewan disembelih).

Kemudian berlanjut cerita bebek dan kuda. Sambil saya bercerita, tangan alta tak henti-hentinya membuat garis dibuku tulisnya.
Lanjut setelah cerita kami mulai membuat flashCard sambungan kemaren yaitu angka 6,7,8,9,10. Terus belajar logika yaitu membedakan benda tinggi dan rendah. Kali ini membedakan tinggi kursi tentu saja dengan diwarnai karena alta suka mewarnai.

Belajar seperti ini memang tidak butuh waktu lama. Karena rentan konsentrasi anak-anak sangatlah singkat. Jadi saya hanya memfokuskan kira-kira 10 menit saja untuk setiap kali kami belajar.


Yuliana
Banjarmasin, 20 Agustus 2017

Jumat, 18 Agustus 2017

ALIF BA TA

#Day10
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

Project Team
Ketua  : Daffa
Pelaksana : Apih, Ami, Alta
Penggembira : Fayyas
Dokumentasi : Ami Yuliana



Berkumpul dan berkegiatan berlima buat kami sangatlah langka. Dan kami bersyukur seminggu ini Apih bisa bersama-sama kami menyelesaikan project famili.


Seperti pagi ini, ide abang Daffa untuk mengaji bersamapun diamini Apih. Kamipun memilih Taman Kamboja lagi untuk melaksanakannnya. 


Dimulai dengan alta yang belajar mengenal huruf hijaiyah dan mewarnai hijaiyahnya dengan warna yang dia suka. Alta selalu bertanya bolehkan dia mewarnai dengan berbagai warna. Sayapun membebaskan dia memilih warna sesukanya.


Kemudian abang Daffa memulai giliran pertama untuk mengaji buku iqranya kemudian Apih dan saya.


Alhamdulillah meski hanya sebentar saja mengajinya. Daffa sudah senang karena idenya dilaksanakan.

Kemudian kamipun bebas dengan kegiatan lainnya. Alta main diwahana main yang ada di taman, saya baca buku, dan Apih mengajak fayyas untuk latihan jalan di track taman.



Yuliana
banjarmasin, 19 Agustus 2017

Kamis, 17 Agustus 2017

BYUR....BYUR....CEBURR....


#Day9
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Project Team
Pimpro : Daffa
Anggota : Apih Dariatman, Alta
Dokumentasi : Ami Yuliana
Penggembira : Fayyas



Alhamdulillah cuaca Banjarmasin pagi ini mendung dengan sedikit gerimis. Namun tidak menghalangi project famili kami yang sudah diusulkan abang daffa bebrapa hari yang lalu yaitu berenang bersama.


Saya sudah lebih 7 tahun tidak pernah becebur dikolam renang lagi. Selalu jadi seksi dokumentasi. Kadang pengen banget rasanya menyeburkan tubuh ini ke air nan jernih tersebut, tapi malu sama pakaian yang saya kenakan.
Jadi saya sudah puas hanya dengan melihat senyum anak-anak dan suami saja yang terliat riang jika sedang berada di kolam renang.


Dan dengan persiapan seperlunya. Kami berangkat dengan motor. Karena abang sudah besar jadi abang tidak bisa ikut dimotor (karena berlima nga muat motornya).
Solusi yang apih berikan abang jalan kaki sampai batas yang dia sanggup terus bergiliran dengan kami dijemputnya. Dan abang Daffa menyanggupinya.
Memang kolam renang tidak begitu jauh dari rumah. Ada jalan pintas yang cukup dekat yang bisa ditempuh. Dan abang Daffa sudah terbiasa jalan kaki jauh.


Jam 9 pagi kami tiba di kolam renang Gelanggang Hasanuddin Banjarmasin. Tiket masuk yang kami bayar hanya untuk 3 orang @ Rp 8.000,-; yaitu untuk apih, abang daffa dan alta. Sedang untuk saya dan de fayyas tidak dikenakan tiket masuk. Karena jelas saya dan de fayyas tidak ikut berenang.

Kolam renang bagian anak masih sepi dan baru kami yang ada. Serasa kolam pribadi deh… anak-anak ganti baju dan byurrrrr… mereka semua bercebur…


Melihat senyum dan tawa mereka bersama apih di kolam renang rasanya kami adalah keluarga yang paling bahagia didunia. Kami benar-benar menikmati kebersamaan yang  jarang sekali kami rasakan.


Meski acara keluarga kami juga tetap membagi tugas dalam kegembiraan yang kami lalui yaitu Apih bertugas melatih dan menjaga alta untuk berani masuk ke tengah kolam. Sambil terus mengepakkan kaki-kakinya untuk bisa berani berenang.
Sedang abang daffa memang sudah mahir berenang dan menyelam. Selain itu abang daffa juga bertugas sebagai mata-mata saya jika ada orang lain (laki-laki) yang masuk area kolam anak jadi saya bisa segera menutup niqob saya.
Dan saya tetep…, bertugas sebagai seksi dokumentasi dan memastikan fayyas tidak kelaparan dengan meminjam ruang ganti wanita sebagai tempat memberi ASI ke fayyas.

Karena belum ada orang lain, jadi kami bisa seseruan bareng. Dari main kejar-kejaran di dalam kolam, foto-foto bersama, main beberapa wahana permainan yang disediakan sembari sesekali menceburkan kaki fayyas ke kolam karena dari tadi de fayyas seperti kegirangan melihat air.

Sudah jam 10.15 kamipun mengakhiri pertualangan seru kami di kolam renang ini. Karena pengunjung kolam bagian anak sudah mulai banyak dari rombongan sekolah.
Kolam renang juga akan tutup jam 10.45 karena hari ini hari Jumat, jadwal tutup kolam lebih cepat dari hari biasa.

Kesan anak-anak benar-benar happy karna bisa menikmati kebersamaan berlima lagi.



Yuliana
Banjarmasin, 18 Agustus 2017

MERDEKA MERDEKA MERDEKA INDONESIAKU!

#Day8
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP




Project Team
Ketua : Apih Dariatman
Pelaksana : Daffa, Alta
Dokumentasi : Ami Yuliana
Penggembira : Fayyas


Sudah lama rasanya tidak pernah ikut upacara bendera 17 Agustusan. Kangen juga. Namun sementara hari inipun kami hanya bisa menonton upacara bendera lewat layar kaca di televisi sebelah rumah.


Anak-anak pun menirukan sang komandan upacara mengomando pasukannya. Sungguh riuh ruang tengah rumah Datu oleh mereka. Menyanyikan lagu kebangsaan. Dan berlagak seperti pemimpin upacara.


Namun pagi ini tetiba saja alta sakit perut, tubuhnya tampak lemas dan pucat sepulang main dari rumah sepupunya. Setelah dia selesai di kamar mandi, dia minta bantal. Dan tak berapa lama dia tertidur. Alhamdulillah tubuhnya tidak panas.
Dan tak berapa lama pula, saya pun sakit perut. Dan berulang ke kamar mandi. Sehingga pimpro hari ini Apihlah yang mengaturnya.

Kami menjalankan berbagai hal dan dengan berbagi tugas pula; seperti membeli bubur untuk sarapan, abang daffa, fayyas dan alta (setelah siangnya agak mendingan) ikut menonton lomba, terus pergi ke bazaar buku, dan membuat flashcard angka dan abang belajar menggoreng kacang merah sendiri yang dibelinya sendiri di pasar disebelah komplek untuk cemilan menonton upacara di tivi.


Anak-anak senang karena kami selalu bersama melakukan banyak hal hari ini. Dan inilah cara kami mengisi hari kemerdekaan ini.


Bersama berlima buat kami dimomen penting itu langka. Jadi kami manfaatin selalu bersama-sama. Memang tak ada lagi upacara bendera setelah abang Daffa tidak sekolah formal lagi. Juga tidak ada bendera merah putih didepan rumah kami. 

Dan ternyata abang Daffa berani ikut salah satu lomba diacara tujuhbelasan tadi yaitu lomba lari karung jongkok dan juara pertama dengan hadiah uang Rp 8.000.


Tapi kami tetap INDONESIA, kami CINTA INDONESIA dan KAMI BANGGA dengan menjadi warga INDONESIA.


Yuliana
Banjarmasin, 17 Agustus 2017


Selasa, 15 Agustus 2017

INI MANDIRIKU MANA MANDIRIMU


#Day7
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP


Project Team
Ketua : Ami Yuliana
Pelaksana : Daffa, alta
Co Helper : Apih Dariatman
Penggembira : de Fayyas


Rutinitas pagi dirumah kami sudah dimulai sejak subuh. Anak-anak sudah bangun dan sarapan seperti biasa. Hari ini kami mengerjakan project famili yang dikerjakan dalam waktu bersamaan tapi dengan berbagai kegiatan sesuai aktivitas masing-masing.


Latihan kemandirian seperti berinisiatif untuk mandi sendiri adalah suatu keharusan. Begitu pula mengenai laundry yang sudah harus pula masuk baskom cucian.

Semua orang disibukkan dengan aktivitas yang saling keterkaitan dengan saling membantu.
Seperti abang daffa membantu nenek fatimah didapur mengulek kacang untuk dibikin sambal kacang untuk lalapan. Sebelum dia mulai mencuci bajunya. Apih mengayun de fayyas sampai tidur, alta melipat baju-bajunya yang sudah kering sendiri dan saya masih mencuci disamping rumah.

Senang rasanya jika semua orang sudah mandiri dan saling membantu tanpa harus diminta.
Kemandirian inilah yang terus menerus kami tularkan ke anak-anak.  Berharap mereka memiliki lifeskill yang bisa menolong diri mereka sendiri nantinya jika mereka pergi jauh untuk mencari kehidupan mereka sendiri nantinya.

Yuliana
Banjarmasin, 16 Agustus 2017

Senin, 14 Agustus 2017

MINI, MINI, YUMMY.....

#Day6
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP



Project Team

Ketua : Tante Kurniati

Pelaksana : Ami Yuliana, Daffa, Alta

Dokumentasi : Ami Yuliana

Suport Bahan : Nenek Fatimah, tante Ellyza, Datu Basariah

Suport Tools : Tante Kurniati



‘Ami, kita nanti bikin ini yuk’….., beberapa bulan yang lalu, bujukan ini diutarakan oleh alta. Dan bujukan ini selalu diucapkannya jika dia melihat gambar kue ini di hape saya (saya memang menSave resep tersebut).



Martabak manis atau biasa kami menyebutnya kue terang bulan, adalah kue yang selalu diutarakan alta agar kami membikinnya bersama. Dan hari ini pembuatan kue inilah yang kami jadikan project family.

Project ini benar-benar melibatkan semua penghuni rumah berikut keluarga besar kami.




Awal pembelian bahan-bahan, kami membelinya dari warung nenek ading, meminta 1 sendok teh fermipan ke Datu Basariah, meminta baking soda dan soda kue ke tante ellyza disebelah rumah, meminjam loyangnya ke adik saya Kurniati, dan nenek Fatimah juga request minta agar dibikinnya diperbanyak. Jadilah bahan ditambahin lagi oleh nenek Fatimah.

Yang awalnya adonan hanya untuk 250gram jadi 500gram.




Jam 9 pagi adik saya datang. Dia memang yang biasa membikin kue ini dan juga menjualnya secara online. Jadi dia memberikan instruksi apa saja yang akan dilakukan. Meski saya sudah punya cara membuatnya dari resep yang saya copy dari sosmed. Tapi masukan dari yang berpengalaman tentu akan lebih baik.



Project ini memang benar-benar disukai anak-anak. Terlebih jika ada hubungannya dengan urusan bikin membikin kue. Anak-anak selalu mau berperan dan membantu dalam melaksanakannya.



Setelah memberi tipsnya adik saya pun pulang karena harus menjemput anaknya sekolah.



Adonanpun selesai diaduk daffa. Loyangpun sudah dipanaskan. Tibalah adonan dituang dicetakannya.



Abang kebagian tugas, pergi ke rumah tante untuk meminta bahan pengembang, mengaduk adonan, mengolesi wajan, dan finishing memberi topping dikue yang sudah jadi. 

Alta juga antusias ikut membantu memberi topping, dan tak lupa apih yang dari sore kemaren datang, juga turut membantu kami yaitu dengan menemani adek fayyas, mengajak jalan dan menidurkannya pula. Sehingga kami bisa menyelesaikan tantangan hari ini dengan lebih cepat. Dan saya tentu saja masih jadi bagian dokumentasi dan membantu menuang adonan ke loyangnya.



Satu persatu adonan yang kami buat bersama tadi berubah menjadi kue yang cantik dan menggiurkan selera makan kami.

Sambil memberi topping anak-anak sudah tidak sabar untuk melahapnya. 



‘Yummy….enak mi, saya mau nambah boleh mi?’. Tak terasa ada 43 kue ada dihadapan kami. Semuanya menggoda. Sebenarnya sebelum selesai memberi topping semuanya, kue-kue tersebut udah keburu diicip oleh apih, daffa, alta dan nene ading.



Terus karena dari awal membuat ini adalah untuk mencoba resep dan berbagi. Jadi semua orang yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam project inipun kebagian kue martabak manis mini ini. 


‘Kalo dijual, harga berapa ya, satuannya’. Maklumlah semua dirumah kami adalah Cake Maker. Jadi apapun yang dihasilkan harus bisa dijual atau dijadikan usaha.



Saya pikir, untuk usaha bisa saja. Tapi adik saya sudah memulai usaha ini. Apa yang kami lakukan hari ini adalah menyelesaikan project famili dengan fun dan menimang nanti apakah ini bisa kami jadikan salah satu dari daftar jenis usaha yang akan kami ingin rintis jika kami pindah ke tempat baru nanti.


Tantangan hari ini berhasil. Semua orang menyukai kuenya. Dan kuenya pun sukses.


Terimakasih anak-anak dan semua yang terlibat dalam project kali ini.



Yuliana
Banjarmasin, 15 Agustus 2017

Minggu, 13 Agustus 2017

COOKING LUNCH

#Day5

#Level#3

#MyFamilyMyTeam

#KuliahBunsayIIP



                     COOKING LUNCH



Project Team :

Ketua : Nene Fatimah

Pelaksana : Ami Yuliana, Daffa

Dokumentasi : Ami yuliana

Penyemangat : Alta dan Fayyas



Sejak pagi anak-anak udah pada ngacir ke rumah sepupunya. Abang daffa udah ngungsiin de fayyas agar emaknya bisa mencuci dan beberes.



Tak berapa lama, nenek datang dari pasar dengan membawa semua bahan untuk makan siang hari ini. 

Nenek memang yang selalu rutin setiap pagi ke pasar yang ada disebelah komplek. 

Dan apapun yang nenek beli di pasar, sayur atawa ikan maka itulah yang menjadi menu makan siang kami hari itu.



Melihat isi keranjang belanjaan nenek, sepertinya hari ini menu makan siang kami adalah sayur bening dan lauk yang semuanya disukai anak-anak. 



Anak- anak selalu doyan kalo menu makan siang ada tempe orek (ini seperti menu wajib untuk abang daffa), terus empal jagung serta tempe goreng (kalo ini selalu jadi cemilan sebelum waktu makan siang tiba oleh alta).



Setelah nenek membersihkan ikan dan mengupas labu untuk sayur beningnya. Nenek pun langsung menuju kamarnya (setelah memberikan instruksi)..seperti biasa dia akan tidur siang pada jam 10 pagi sampai sebelum waktu zuhur ( karena sejak subuh sudah bekerja). 



Jadilah tinggal saya aja nih di dapur. Kemudian tak berapa lama, abang Daffa datang dengan menggendong fayyas. Langung saja saya jadikan ini project famili kami hari ini. Memasak makan siang bersama (cooking Lunch).



Kami bagi tugas, abang daffa yang menyiapkan sayurannya, terus gula merah sebagai bahan bikin tempe oreknya, saya yang bagian menggoreng-goreng, memasukan bahan sayur bening ke panci dan bikin sambal.



Menu siang ini adalah sayur bening, tempe orek, tempe goreng, empal jagung, ikan sepat siam goreng dan tak lupa sambal (kalo ini sih, nga boleh ketinggalan).


Karena semua ada didapur, jadilah dapur tampak berantakan. Seperti lantai dapur yang basah dan kotor karena mie kuah yang dimakan fayyas berserakan ( fayyas lagi belajar menyuap makanannya sendiri), kemudian alta datang dan langsung meminta gorengan empal berulang-ulang, sambil terus pengen ikut membantu mengaduk dan lain-lain.



Saya biasanya selalu melibatkan anak-anak didapur. Tapi kadang nenek tidak suka kalo anak-anak ada didapur dan menganggap mereka hanya merecokin saja. Padahal mereka kan tahap pengen tau segalanya. Dan itulah makna belajar sebenarnya.



Alhamdulillah dengan bantuan abang Daffa dan alta. Cooking lunch siang ini berhasil. ( tidak sempat foto yang lainnya karena tangan selalu basah dan berminyak).





Yuliana
Banjarmasin, 14 Agustus 2017

Sabtu, 12 Agustus 2017

CAR FREE DAY

#Day4
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP



                        CAR FREE DAY





Project Team

Ketua : Ami yuliana

Anggota : daffa, alta, fayyas

Dokumentasi : tante janah




Rasanya sudah 2 tahun ini, kami tidak pernah lagi jalan pagi bareng terutama ke Car Free Day. Kangen juga liat orang banyak..hehe.. kelamaan ngumpet di rumah dan sibuk hanya dengan anak-anak saja.


Akhirnya kami pun merencanakan project family hari ini yaitu jalan pagi di Car Free Day di siring Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.


Petualangan kami dimulai setelah sholat subuh. Persiapan sudah dilakukan dimalam hari seperti mengingatkan anak-anak untuk bangun sebelum subuh, menyiapkan alat tempur fayyas, air minum, dan beberapa kotak makan plastik (siapa tau ada makanan yang akan dibeli anak-anak). 

 


Terus subuhnya saya hanya mempersiapkan baju ganti fayyas dan alta setelah mereka bangun dan susu. Rencananya memang tidak mandi subuh ini. 

Anak-anak sudah disounding 2 hari yang lalu kalo Ahad subuh ini harus sudah bangun. Meski mereka suka cepet bangunnya tapi persiapan tetap harus dilakukan. 

Terutama fayyas. Maklumlah bawa batita bawaannya ribet, belum lagi saya harus mengendong sepanjang jalan nanti. Tentu tidak ingin ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.


Persiapan kelar, tante janah datang untuk menjemput jam 05.30 Wita. Kali ini kami berangkat menggunakan hanya dengan satu motor tante janah saja untuk berlima (maaf- jangan ditiru ya).


Suasana subuh menjelang pagi begitu sejuk, matahari masih sembunyi dibalik awan yang mulai berwarna jingga diufuk timur. Tak berapa lama kamipun sampai di parkiran di sebuah gedung KNPI berseberangan dengan lokasi car free day. Karena masih subuh jadi masih bisa masuk sampai disana (Kalo sudah siangan dikit udah nga bisa lagi karena harus melawan arus manusia yang sedang jalan pagi) .




Kami memulai jalan pagi dari di depan Mesjid Sabilal Muhtadin. Kamipun bagi tugas, abang Daffa bawa tentengan berisi seluruh alat tempur fayyas dan bekal , tante janah menjaga alta, dan saya mengendong fayyas.

Kemudian menyeberang jalan ke bagian siringnya. Tepat di seberang ada gedung menara pandang, yang merupakan ikon baru kota Banjarmasin. Kami juga bisa memandang dari seberang sini ada 2 bangunan rumah tradisional/ rumah anno yang sudah dipercantik dari aslinya sebagai tempat souvenir . Dan juga terlihat ada panggung tenda putih.

Sangat jelas terdengar musik khas suku dayak memecah suara ombak sungai. 

Yah… dari seberang sini kamipun masih bisa melihat dengan jelas ada 3 penari lengkap dengan pakaian khas dayak menyerupai burung sedang menari meliuk-liuk seiring dengan musik yang terdengar. Juga kami bisa melihat banyak orang mulai berkerumun di bawah lantai menara pandang. Sepertinya ada sebuah pertunjukkan pula. Tak jelas memang cuma yang sempat terlihat oleh saya ada orang memainkan obor.



Sembari menikmati udara pagi dan riak gelombang sungai yang ada dihadapan kami. Fayyas begitu antusias melihat sungai, klotok yang wara-wiri dan juga orang-orang yang lewat. 

Dari yang awalnya hanya digendongan, fayyas mulai mau diturunkan dan memulai latihan jalannya. 

Abang juga bertugas, membeli cemilan di seberang jalan siring. Dia sendirian berjalan mencari donut katanya. Akhirnya tak berapa lama dia datang dengan membawa 5 donat yang langsung kami santap bersama. 



Sungai martapura di depan Mesjid Sabilal ini adalah sungai yang menjadi sumber kehidupan sebagian penduduk banjar. 

Seperti pagi ahad ini sambil terus berjalan karena spot yang kami pilih tadi mulai panas karena matahari pagi mulai cerah. 

 Kami melihat diseberang sana ada pasar terapung. Dimana para pedagang diatas sampan menjajakan dagangannya. Terus ada klotok yang membawa penumpang untuk berkeliling sungai Martapura dan menikmati pemandangan kota Banjarmasin dari atas sungai. Tentu pengalaman yang akan selalu diingat bagi siapapun yang pernah/tinggal di Banjarmasin.

Sayangnya kali inipun kami tidak jadi naik klotok tersebut. saya sih pengen anak-anak merasakan sensasi naik klotok tapi alta masih tidak berani. 


Semakin terang suasana pagi ini semakin banyak orang-orang dari segala penjuru Banjarmasin mungkin juga dari luar kota datang ke car free day. Berbagai komunitas berkumpul. Abang Daffa mengutarakan ketertarikannya mendatangi komunitas sepeda ontel yang diliatnya ..katanya pengen foto. 




Tapi kami harus segera mengakhiri jalan pagi kami, karena tante janah akan masuk kerja. 

Pengennya sih bisa jalan sampai ke seberang sungai yaitu ke sekitaran menara pandang. Ah …mungkin ahad depan deh insyaallah.




Yuliana

Banjarmasin, 13 Agustus 2017

Jumat, 11 Agustus 2017

SARAPAN CERIA

#Day3
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

   

                    SARAPAN CERIA



Project  Team:
Ketua Project : Ami Yuliana
Pelaksana : Daffa dan alta




Kami mengawali hari ini dengan sholat subuh berjamaah, saya, daffa, dan alta. Sedangkan de fayyas tetap setia nungguin sampai selesai sholat ( alhamdulillah ). Dan abang daffa yang menjadi Imamnya.



Pagi ini kami akan melaksanakan project yang udah kami diskusikan sehabis abang pulang dari sholat magrhrib di mesjid kemaren malam.
Membuat sarapan bersama.


Biasanya saya yang selalu menyiapkan, anak-anak tinggal duduk manis menyantap sarapan yang disediakan.
Menu sarapan kali ini masih sama seperti biasanya yaitu pancake ala-ala (red; lempeng –bahasa banjar).

Kenapa selalu lempeng ini yang jadi menu hampir setiap hari di rumah kami. Karena adonan lempeng inilah yang selalu tersisa dari adonan kue tradisional yang biasa nenek bikin dan jual setiap hari. Nene memang membuat kue bikang dan roti pisang setiap subuh. Kue-kue tersebut setiap subuh beserta kue-kue lainnya diantar ke warung-warung sekitar tempat tinggal kami.


Nah.. adonannya biasanya banyak tersisa. Daripada mubajir, maka biasanya saya akan mengolahnya menjadi lempeng sebagai sarapan. Kadang Cuma polos aja kadang jua ditambahin pisang.

Cara makannya dicocol denga gula pasir. Bisa juga kami kadang memakannya dengan dipotong tipis-tipis terus dikasih sirup merah.

Karena sekarang kami membikin sarapan bersama, semua kebagian tugas. Abang daffa bagian membikin teh, membikin susu untuk dia sendiri juga untuk alta dan fayyas.
Sedangkan alta bagian mengambil dan meletakkan kembali kotak susunya ke kulkas.

Tentu saja kadang ada perdebatan kecil dan candaan-candaan antara mereka. Itulah makna dari sebuah team.


Setelah selesai dipersiapkan, kami pun membawa semuanya ke ruang tengah untuk dimakan bersama. Adik fayyas juga sudah siap, sambil meminum air mineral dan belajar memasukkan kembali sedotannya ke dalam lubang gelas. Konsen banget dia dengan rasa penasarannya.

Dan kami sarapan. Saya pun mengucapkan terimakasih atas kerjasama mereka bertiga.


Yuliana
Banjarmasin, 12 Agustus 2017

Kamis, 10 Agustus 2017

MOTOR CLING

#Day2
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP




                    MOTOR CLING


Team :
Ketua : Ami Yuliana
Pelaksana : Daffa, alta dan fayyas



Alhamdulillah, langit pagi ini tampak cerah. Memang subuh tadi gerimis membasahi bumi borneo tapi cuma sebentar.


Hari kedua  ini rencana projek keluarga kami adalah membersihkan motor. Karena dua hari kemaren hujan mengguyur kota Banjarmasin. Sehingga motor sangat kotor sekali. Padahal motor adalah transport satu-satunya yang kami gunakan untuk segala kegiatan belajar kami.



Memang motor ini bukanlah milik kami. Motor ini adalah pinjaman dari mantan bosnya Apih dulu. Sebagai yang diberi amanah kami tentu akan terus merawat barang ini dengan sebaik-baiknya. Maklumlah 3 motor terdahulu sudah dijual semua. Tapi sudahlah jangan diingat lagi cerita sedih itu.



Anak-anak memang sudah tau rencana projek ini sore kemaren. Sebenarnya bisa saja motor ini saya bawa ke pencucian motor yang tidak jauh dari rumah. Tapi saya tidak punya banyak waktu untuk menunggu motor itu sampai kelar.



Jadilah anak-anak diajak mencuci motor bareng sekaligus belajar. Memang sudah beberapa kali anak-anak saya libatkan dalam kegiatan cuci motor ini. Karena kami memang selalu mengerjakan apa saja bersama.



Kali ini yang mengkomando adalah saya, awalnya saya minta abang yang memimpin projek tapi dia nga mau. Dia hanya mau melaksanakannya saja.



Mencuci motornya hanya didepan rumah datu (nene buyut). Di depan rumah ada sungai kecil (empang)yang panjangnya kira-kira 100 meter. Airnya memang tidak mengalir lagi tapi saat hujan empang ini akan penuh.


Saya mulai mengeluarkan motor dan membawanya ke pinggir empang, alta mulai mengambil gayung dan kain pel kecil, sedang abang daffa sudah menunggu di pinggir empang. Dan  awalnya de fayyas hanya didudukkan di teras sebagai pengawas kegiatan... hehe.



Anak-anak selalu senang kalo main air. Mereka  mulai menyiram, menyikat ban, mengelap motor sampai bersih. Bahu membahu dan membagi tugas. Yang bagian ban depan bagian alta yang membersihkannya, sedang bagian ban belakang adalah tugas abang.
Setelah bersih dan terlihat agak kering, abang daffa juga bertugas membeli semir ban yang ternyata tidak dijual diwarung nene ading (adik nene). Jadilah abang daffa pergi ke warung yang lumayan jauh dari rumah dengan meminjam sepeda sepupunya dulu.

Setelah sampai, langsung lah abang dan alta kembali memberi semir di ban motor sampai cling. De fayyas tak lupa juga ikut nimbrung pengen ambil bagian.
Dari projek ini anak-anak jadi saling bekerjasama menyelesaikan tantangan ini. Mereka senang karena diizinkan maen air, motorpun bersih cling..dan tentu saja saya yang paling senang melihat mereka senang.




Yuliana
Banjarmasin, 11 Agustus 2017

Rabu, 09 Agustus 2017

Taman Kamboja

#Day1
#Level#3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP

                  

                TAMAN KAMBOJA



Team :
Ketua   : Daffa Aqila AP (12y)
Dokumentasi : Ami Yuliana
Anggota : Altamisela (4,5y), Fayyasy (1,3y)

Setelah sarapan pancake ala-ala pagi ini, kami bersiap-siap untuk menjalankan projek tantangan dihari pertama. Projek keluarga ini diusulkan oleh abang Daffa 2 hari yang lalu melalui diskusi.

Projeknya adalah bermain layang-layang bersama di taman bermain. Masing-masing kami sibuk dengan tugas mempersiapkan apa saja yang akan dibawa sebagai pelengkap selama kami ditaman.

Abang menyiapkan 2 layang-layang yang dia sudah beli kemaren warna biru dan hijau,  juga termasuk benangnya yang  sudah dipintal dibotol air mineral bekas.

Sebelum berangkat, dia mengecek sekali lagi apakah layang-layang tersebut layak/bagus apabila nanti diterbangkan di taman.
Kemudian dia menyiapkan minuman susu yang diseduhnya sendiri terus dimasukkannya dibotol.

Sedangkan alta, dialah yang paling dulu mandi pagi ini. Dia juga sudah memakai baju lengkap dengan jilbab tanpa bantuan saya (ini termasuk dalam Melatih kemandirian pada game level#2).  Kemudian dia tanpa diminta pula memasangkan kaos kaki ke fayyas yang  baru saja selesai dipakaikan baju.

Diprojek ini saya bertugas sebagai penyemangat, yang mendokumentasikan, dan pemain pula.
Setelah menyiapkan fayyas, abang dan alta bergantian menjaga adiknya tersebut sementara saya menyiapkan cemilan buat nanti di taman.
Semua perlengkapan seperti tikar alas duduk nanti, makanan untuk fayyas,cemilan dan air minum semua dibawa didalam wadah. Kami mengusahakan minim sampah selama berada disana.

Sebelum berangkat tepat jam 9 pagi. Saya liat abang daffa juga menyiapkan bola sepak didalam kantong plastik. Saya tidak banyak bertanya soal itu. mungkin dia punya planning lain.

Akhirnya kamipun berangkat, perjalanan tidak begitu lama, kami naik motor menuju taman kira-kira 20 menit sampailah ditaman Kamboja.

Namun ada sebuah kecelakaan kecil. Sebelum kami menemukan tempat parkir. Ternyata botol penggulung tali buat layang-layang jatuh dan otomatis layang-layangnya pun keseret.  Saya tidak tau awalnya jadi saya meneruskan motor saya. Kemudian abang meminta berhenti untuk mengambil layang-layang yang terjatuh serta botol pengikat tali layangnya. Kedua layang-layang memang hanya dipegang abang saja selama perjalanan .

Botol tersebut lumayan jauh tertinggal kira-kira 100 meter dibelakang. Saya memutuskan memutar balik motor dan mengikuti abang daffa yang hanya berjalan kaki mengambil layang-layangnya.

Saya liat dia merobek layang-layangnya. Kemudian membanting  layang tersebut di tengah lapangan parkir taman. Dan terus menuju botol yang terjatuh.

Saya pun menghampiri dan mngatakan apa yang dilakukannya sangatlah tidak bijak. Saya minta dia untuk memungut layang-layang tersebut yang sudah dirobeknya dan membuangnya ditempat sampah. Waktu itu saya liat wajahnya sungguhlah kesal dan marah. 

Belum tuntas kejadian tersebut, alta pun mengatakan kalo sandalnya jatuh di belakang kami tadi. Saya kembali memutarkan motor saya dan mencari satu sandal alta yang terjatuh.

Kami memang sudah dihalaman taman. Taman ini memang tidak ada tempat parkir khusus yang tersedia. Semua orang parkir motornya sembarangan. Ada yang di dalam taman padahal tidak boleh, dll.

Saya tau abang sudah kehilangan moodnya untuk bermain atau pergi ke dalam taman. Karena layang-layang yang satunya (hijau) juga rusak dan tidak bisa diterbangkan lagi.

Abang sudah patah semangat. Dia sudah tidak berselera lagi untuk menjalankan projeknya.

Saya terus mencoba mendengarkan segala keluh sebalnya. Saya coba berempati namun juga harus menjaga kegembiraan alta yang ingin sekali bermain ditaman.

Abang memang perfeksionis sama seperti saya. Namun sejak beberapa tahun yang lalu saya berusaha belajar menurunkan kadar perfeksionisnya saya.  Dan kejadian ini membuat dia benar-benar kehilangan moodnya untuk bermain.

Sembari mendengarkan dia mengeluarkan semua keluhnya. Saya menanyakan apakah dia masih ingin kami ke taman atau pulang saja? Dia menjawab, ‘pengen tetap ke taman?’ Saya tanya lagi, ‘apakah dia mau beli layang lagi?’.  Dia bilang, ‘uang abang udah habis’. saya pun menawarkan untuk pakai uang saya saja , dia bilang kalo beli lagi. Maka akan sangat kesiangan di taman dan tentu saja akan semakin panas sehingga kami tidak bisa lagi duduk di rumput taman.

Jadi kesimpulan diskusi dadakan tersebut, kami tetap ke taman dengan memainkan apa saja yang bisa kami mainkan bersama yang penting kami semua sama-sama bergembira.

Setelah memilih spot untuk mengelar tiker, alta yang bertugas mengelar tikernya. Semua bekal dikeluarkan, adik fayyas diturunkan dari bedongan. Dan kamipun duduk bersama.

Suasana hati abang memang belum reda benar, air matanya masih saja mengalir. Abang daffa termasuk tipe melankolis. Dia kalo menangis hanya air matanya aja yang kelihatan. Diapun rebahan saja.

Saya memberi waktu kepadanya untuk menguasai suasana hatinya. Saya mulai menyuapi fayyas dan alta. Alta lagi pengen minta bubur si dede.

Setelah selesai makan, alta pergi bermain sendiri karena dia memang sudah berani bermain sendiri. Tentunya memang sudah sering kami beritahu apa yang harus dia lakukan jika bermain tidak didampingi.

Sementara alta main. Saya bicara dengan abang yang masih rebahan. Saya coba memberi gambaran apa sih tugas pemimpin projek.

Bahwa dia yang mengatur segala hal, dan tidak selalu dia yang terjun langsung. Dia bisa mendelegasikan tugas-tugas tersebut.  Termasuk di dalam permainan. Dia boleh merencanakan sebuah permainan dan tidak selalu harus dia juga ikut bermain (abang menyiapkan permainan buat alta dan fayyas dan menurut dia dia tidak bisa bermain dengan kedua adiknya karena adik-adiknya masih kecil).

Dan ternyata rasa penasaran saya tentang bola yang dia bawa itu adalah, dia mempersiapkan permainan tersebut untuk kedua adiknya.

Katanya itukan abang siapkan untuk adik-adik, tapi abang kan nga bisa main. Kenapa nga bisa? Tanya saya.  Abang menyiapkan itu sebagai permainan yang bisa dimainkan alta dan fayyas saja adalah bentuk dari salah satu tugas manajer projek. ‘Well done’ kata saya.
Saya liat ada sumbing senyum dibibirnya.

Saya bilang saya saja tidak sampai memikirkan itu. Abang sudah hebat sudah berempati dengan adik-adik yang masih kecil.
Main layang-layang kan rencana dia mau main sama saya. Dia mau ngajarin saya untuk bisa menerbangkan layang-layang. Saya terima tantangan dia.  Dan karena kecelakaan layangnya rusak. Saya bilang tidak menutup kegembiraan kita hari ini.

‘Apapun rencana kita, tidak semua bisa selalu sesuai keinginan kita. Kita sudah berusaha dan berikhtiar. Apapun bisa terjadi diluar kemampuan kita. Jangan sampai rencana yang tidak bisa terwujud itu mematahkan rencana lainnya. Jangan bertumpu pada sesuatu yang diluar kontrol kita. Bersyukur saja kita masih bisa bermain di taman hari ini, bahwa hari ini sangat cerah tidak seperti 2 hari yang lalu hujan terus. Next time kita bisa merencanakan lagi bermain layang-layangnya. Siapa tau apih bisa ikut.’

Akhirnya senyum itu saya liat lagi dan saya peluk dia. Dia pun mengambil bolanya didalam tas ransel yang memang dibawanya. Terus mengajak alta untuk bermain.

Saya pun ikut bermain, lengkap dengan gamis dan niqob yang saya kenakan. Asal anak-anak senang saya akan lakukan apa saja. Tak peduli orang setaman melihat apa yang kami lakukan. Dan ada kejadian lucu, saking semangatnya abang daffa maen bola, sandalnya pun putus.

Sementara adik fayyas anteng banget duduk di tiker. Sambil konsentrasi dengan ekplore nya sendiri. Dia begitu konsen dengan memasukkan susu dari botol minumnya ke botol minuman lain. Terus mencoba memasang tutup botol minuman kemasan tersebut beruang-ulang.  Dia begitu senang saat dia bisa menuangkan susunya dan juga meminumnya. Sampai-sampai dia tidak menangis atau pengen minta digendong karena kami tidak didekatnya.

Selain bermain bola, kami juga mencoba bermain wahana permainan yang ada ditaman. Abang dan saya bergantian menemani fayyas ditempat kami duduk.

Dan sampai jam 11 siang. Matahari sudah mulai tinggi. De fayyas pun darurat harus segera dibersihkan karena dia pup (maaf) . Dan tantangan projek bermain bersama hari ini kami akhiri dengan gembira.

Dan pelajaran berharga buat abang daffa. Bawa dia harus bisa menswitch moodnya sendiri. Dan buat saya pribadi harus terus mempraktekkan komunikasi produkif dimanapundan kapanpun ke anak-anak.

Yuliana
Banjarmasin, 10 Agustus 2017