Selasa, 29 Mei 2018

Tantangan Mempersiapkan Fitrah Seksualitas Anak Laki-laki

#Day13
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#bundasayangsesi11




Saya memiliki 2 anak laki-laki. Yang pertama usia 13 tahun ( usia pra baliqh) dan yang kedua usia 2 tahun.

Mengenalkan fitrah seksualitas pada keduanya memang berbeda pendekatannya. Namun jauh sebelumnya saya sudah menerapkan dan mengenalkan fitrah seksualitas ini kepada anak sulung saya.

Saya mau cerita mengenai masa ketidak tahuan saya mengenai fitrah seksualitas.

Waktu si sulung  lahir ke muka bumi. Saya jujur surprise karena dia tidak seusai prediksi dokter kandungan saya waktu itu.
Saya sudah terlanjur membeli semua peralatan bayi berwarna pink kesukaan saya. Dan tentu saja tidak murah untuk mengubah warna dan semuanya menjadi kelelakian.

Akhirnya saya pun tetap menggunakan perlengkapan tersebut ke dia. Di awal usianya dia terlihat seperti anak perempuan. Selain berbaju bayi pink, rambutnya yang lebat dan kulitnya yang putih dikira orang lain dia adalah bayi perempuan. Sampai usianya 3 tahun. Meski dia sudah menggunakan baju laki-laki, namun rambutnya yang keriwil dibiarkan panjang sampai punggung.

Dan usaha saya untuk mengesankan dia anak laki-laki pun kadang tidak berhasil. Kemanapun kami pergi selalu ditegur orang lain kenapa anak perempuan dikasih peci atau baju lelaki.

Sejak  itulah saya pun menggunting rambutnya, mengubah semuanya. Benar-benar mendidik dia menjadi anak lelaki. Meksipun dikeluarga saya belum ada yang punya anak lelaki. Sehingga saya tidak punya referensi bagaimana mengasuh anak lelaki sejati.

Saya pun mulai membaca buku mengenai pengasuhan dan mulai memastikan anak saya tahu dan sadar bahwa dia bergender laki-laki.

Saya tahu itulah kesalahan saya. Apalagi peran suami saat dia masih kecil sangat minim. Dengan ketidaktahuan suami bagaimana ‘dekat’ dengan putranya membuat ada jarak antara mereka.

Alhamdulillah setelah menemukan sekolah dan ustad-ustad yang memberikan tauladan menjadi lelaki sejati dan anak laki-laki pun dipisah kelasnya akhirnya anak saya pun terpenuhi fitrah kelaki-lakiannya.

Perlahan-lahan saya terus berusaha agar ayahnya turut dalam pengasuhan pun mulai terlihat.  Meski tidak banyak namun sudah bisa membuat beliau sedikit mengambil perannya sebagai kepala keluarga dan memberikan tauladan yang baik sebagai laki-laki sejati.

Dan sekarang setelah adiknya lahir, saya, suami dan juga melibatkan abangnya memiliki tugas mengenalkan fitrah seksualitasnya terus menerus. Mengenalkan cara berpikir, merasa dan bersikap sesuai  fitrahnya yaitu seorang laki-laki sejati.

Yuliana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar