Rabu, 23 Mei 2018

Review Materi LGBT

#Day7
#fitrahseksualitas
#learningbyteaching
#Bundasayangsesi11

LGBT – WASPADA, CEGAH & TANGKAL

Ngeri banget dengan satu istilah yang sangat ditakuti siapapun yang memiliki anak. Berharap anak-anak kita akan terlindungi dari pengaruh kelompok atau penyimpangan ini.

Selalu berdoa agar anak-anak kita tidak terpapar terlalu sering dengan hal-hal yang sekiranya akan menggiring opini dan pandangan mereka bahwa mereka itu ada dan mereka juga manusia yang butuh dihargai keinginannya. Nauuzubillah.

Seperti paparan dalam materi kelompok. Begitu mudahnya paham atau apalah namanya si LGBT ini merasuki setiap sendi kehidupan kita. Dari tontonan di TV, sosmed, media iklan, buku bacaan anak, berita di berbagai platform dan tentu saja tak luput mereka juga eksis di kartun anak-anak.

Ya… kelompok ini tidak tidur. Mereka begitu masif bergerak. Mempelajari setiap generasi dan memasuki pelan-pelan disetiap sendi kehidupan kita.

Anak-anak kita adalah sasaran empuk mereka. Dimana dimasa mereka yang disebut Anak Zaman Now begitu mudahnya setiap berita dan postingan masuk ke gadget mereka. Tak peduli berapapun usia mereka.
Parahnya ada saja orang tua yang merasa bangga anak yang belum genap 2 tahun diberi gadget dan kouta untuk berselancar dengan dalih mereka liat kartun-kartun aja, maen gamenya juga yang anak-anak doang.

Justru disitulah mereka mulai masuk. Lihat saja ada film kartun yang begitu digandrungi anak-anak yang beberapa episodenya mereka memerankan menikah sesama jenis. Lucu buat kita.. tapi buat otak anak-kita yang belum tersaring mereka menganggap itu benar. Dan itu boleh-boleh saja.
Belum lagi tontonan mengenai tokoh-tokoh lintas gender. Dibuat sebagai bahan lelucon dan terkesan lucu.
Membuat kita semakin dibuat bingung dan tragisnya kita diminta dengan tanpa paksaan menyetujui bahwa mereka juga manusia, mereka juga makhluk Allah, mereka juga menjalani takdir Ilahi sehingga menjadi seperti itu.

Penyimpangan LGBT itu bukan takdir, itu adalah penyakit yang bisa menular untuk siapa saja. Termasuk anak-anak kita… nauzubillah.

Mari kita bergandengan tangan untuk menangkal, menghalau dan mencegah pergerakan mereka. Dampingi anak-anak kita saat mereka menonton tv, menonton gadget, main game online dan jangan lupa pergerakan mereka juga ada dibuku-buku yang dibaca anak-anak.

Rapatkan barisan. Bersatu kita lawan dengan mulai menguatkan bonding kita dengan anak-anak. Sedini mungkin kenalkan fitrah seksualitasnya. Teguhkan mereka dengan gendernya. Ambil peran kita.

Yuliana

--------

Resume LGBT
Kelompok 8

Pengertian

Lesbian : penyimpangan antar perempuan
Guy : penyimpangan antar lelaki
Biseksual : penyimpangan penyuka laki-laki dan perempuan
Transgender : perubahan alat kelaminnya yang menunjukkan dirinya yang sebenarnya yang merupakan kebaikan yang dia miliki

Penyebab

*Genetik
*Pola asuh
*Lingkungan
*Trauma

“penyimpangan seksual terjadi akibat tercederai fitrah seksualitas pada anak”

Dampak

*Kesehatan : timbulnya penyakit menular HIV/AIDS
*Pendidikan : putus sekkolah
*Sosial : merusak tatanan norma sosial di masyarakat
*Keamanan : menimbulkan keresahan di masyarakat pelecehan teks

Upaya mencegah LGBT

*Mendidik anak sejak dini
*Mengajari anak sesuai dengna jenis kelaminya
*Memilih tema bergaul
*Memisahkan tempat tidur anak
*Mengajari sifat kehati-hatian
*Segera menikahkan bila sudah siap
*Senantiasa mendampingi anak dalam keseharian

Menyembuhkan LGBT

*Kesadaran pelaku
*Keluar dari komunitas LGBT
*konseling psikologi
*Pendidikan spiritual
*Dukungan dari orang terdekata

Menangkal LGBT di rumah

*Memperkokoh pondasi agama keluarga
*Selektif bergaul
*Membangun moral dan akhlak prima
*Menjaga keharmonisan keluarga
*Pengembangan psikoseksual yang terarah
*Kehadiran para Ayah dalam keluarga
*Kewaspadaan dan kepedulian

TANYA JAWAB

1. Mba Rifiya

Di materi disampaikan bhw salah satu penyebab LGBT adl genetik. Bagaimana agar poin ini tdk mjd argumen pembenaran pelaku LGBT? Genetik adl sesuatu yg tdk bs kita ubah2 sesuka hati..

Terima kasih mba atas pertanyaannya. Hal tersebut memang yang menjadi pembenaran para kaum LGBT beserta pendukung nya.
Faktor genetik memang menjadi kontributor terbentuknya individu menjadi seorang lesbi, gay, biseksual atau transgender sebagaimana yang digarisbawahi oleh kaum LGBT. Namun demikian, bukan berarti otomatis membuatnya sebagai LGBT. Pola asuh orang tua menjadi faktor terpenting dalam membentuk dan mewarnai sosok anak.

Bagaimana itu tidak menjadi pembenaran mereka? Harus kembali kepd mereka masing2, apakah mereka ingin berubah dan sembuh. Apabila iya, maka tidak akan ada lagi pembenaran 2 atas penyimpangan tsb. ☑

2.  Mba Rizka

1. Assalamualaikum..mba mau tanya yaaa..
Kira2 bagamn mengontrol teman anak dalam bergaul?anak yg dirumah masih bisa kita lihat, tp ketika di luar rumah bnyk bgt tmnnya.
Karena sy pernah dpt fakta ketika dia dirumah dia keluhatan nurut aja sm ortunya jadi anak ygbmanis dn penurut.
Ternyata ketika di sekolah dia suka bertama dg 1 orng permpuan yg itu mmng cantiiiik sekali..dan dia bilang suka dg anak itu..

Hehe.. anak-anak zaman now ya mba..
Memang sulit mengontrol lingkungan luas diluaran sana. Kita tidak bisa juga memenjarakan anak terus menerus di dalam rumah. Tiada yang lain selain melakukan pencegahan dini. Pencegahan dari dalam rumah sudah dipaparkan ya mba pada presentasi. Seperti menjadi sahabat bagi anak sehingga mereka akan menceritakan apapun kepada orang tua, mengokohkan nilai agama, menjadi panutan yang baik, dan sebagainya.

Bgmn cara menghapus LGBT?
Wah berat ini mba perntanyaannya .. saya harus semedi dulu..hehe

LGBT ini memang sudah sangat meluas. Sehingga sudah tidak terbendung lagi, hal ini bisa kita lihat dari beberapa negara yang melegalkan LGBT. Para penegak hukum di Indonesia sudah membuat UU tentang pencegahannya. Lalu apa yg bisa kita buat? Lagi-lagi pencegahan secara dini. Kita bisa mulai dari rumah

4. Mba Ratih
Assalamualaikum

Mbak Renny, maaf saya mungkin agak OOT. Mengenai LGBT. Misalnya gay, jika ada sanak saudara yang sudah terkena penyakit tersebut dan keluarga terdekat sudah angkat tangan. Bagaimana siap kita? Bagaimanakah perlindungan kita terhadap anak kita jika yang bersangkutan misal mendatangi kita untuk bersilaturahmi (entah dengan maksud dan tujuan apa)? Apa kita perlu menutup diri melihat pihak keluarga terdekat juga sudah tidak menganggap yang bersangkutan sebagai anak. Terimakasih

Saya coba mengutip hadist ini ya mba.

"Nabi shallallahu alaihi wasallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki dan beliau berkata : “keluarkan mereka dari rumah-rumah kalian” dan beliau Shalallahu ‘alaihi wassallam mengeluarkan fulan dari rumah beliau dan umar mengeluarkan fulan .” (HR. Al-Bukhari)"
Saya fikir tidak ada pilihan lain selain menjauhi..

Wallahu alam..

4.  Mb Yuliana

Apakah mis: perempuan bs mjadi/ttular lgbt krn tdk mdapatkan tauladan/fitrah  yg baik dr sang ayah sbg contoh ptama yg dia liat.

Lagi-lagi pola asuh yang baik, teladan yang baik dari orang tua menjadi pertahanan untuk anak kita. Jadi jika anak tidak mendapatkan nya dari lingkungan terdekat, bisa jadi hal tsb terjadi. Naudzubillah

5. Mb Hamidah

Serius ya, utk topik ini dimanapun medianya, saya cuma banyak2 berdoa dan membentengi diri dan keluarga. Tidak mau berani terang2an frontal. Pernah seorang teman saya cukup vokal berbicara di medsos ttg hal ini, dan lalu dihujani doa oleh para aktivis dan pegiat dan pembela kalangan ini yang tdk baik utk keluarganya. Dan yang dia khawatirkan adalah keluarga dia malah jadi sorotan target supaya ditulari penyimpangan itu juga. Astaghfirullah... pertanyaan saya, bagaimana kita mengajarkan anak kita bersikap jika menemukan sikap yang menyimpang dari kelompok tsb? Misal di perempatan melihat banci yang mengamen.

Iya mba.. memang masalah ini sangat serius. Naudzubillah jauhkan dari kita semua.
Menurut literatur yang  kami baca, Tidak ada pemakluman. artinya jika itu salah maka harus dijelaskan salah. biar anak tidak bingung. Disinilah pentingnya pendampingan orang tua. Dalam televisi sering diperlihatkan sesuatu yg menyimpang dan dibuat headline artinya memang dibuat lucu2an. nah, jangan sampai anak juga merasa lucu dengan hal yang salah. karena jika sudah merasa lucu, akan terbiasa dan memaklumi. dan akhirnya pembenaran yang muncul.
Pencegahan dini dari rumah lagi-lagi yang harus dikuatkan. Karena apabila anak sudah memiliki pengetahuan yang utuh, akhlak yang baik, maka iapun akan membentengi diri. Misal dengan menghindarinya, menjauhinya atau meninggalkannya.

Yuliana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar