Senin, 30 April 2018

Berperan Menjadi Singa

#Day12
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination




Ceritanya saat anak-anak lagi makan cemilan coklat yang baru mereka beli dari warung. Kemudian saya pun menggunakan momen ini agar anak-anak mau berbagi. Tentu saja dengan ikhlas bukan karena terpaksa.

Jadi saya pun berpura-pura menjadi seekor singa yang sedang kelaparan dan ingin segera menyantap apa yang mereka pegang.

Saya pun memposisikan tubuh seperti singa dan mengaum-ngaum. Alta dan Fayyas serta anak tetangga langsung kontan tertawa kesenangan karena dibuat seolah lagi bermain. Berkejaran, saling mengoda dengan cakaran, mengendus dan bermanja.

Dengan olah vokal gaya singa dan tubuh saya merangkak. Anak-anak tambah senang. Dan akhirnya maksud saya agar mereka mau berbagi makanan ke saya jadi tidak terkesan dipaksa...hehe (emaknya modus ternyata).

Namun cara ini rupanya mengundang Alta ingin saya selalu berperan dengan berbagai karakter.

Apa ini termasuk berdongeng. Saya tidak tahu. Namun membangun imajinasi dan bermain peran juga dapat melatih daya pikir anak-anak. Mereka diajak menyelami sebuah karakter dan cerita. Tanpa merasa seperti sebuah cerita membosankan.

Yuliana, 30 April 2018




Minggu, 29 April 2018

Main Peran

#Day11
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

Awalnya hanya ingin mengerjakan tantangan sampai hari ke 10 saja. Namun malam ini, Alta dan saya tanpa judul yang jelas. Kami bermain peran.

Saya menjadi si Anak dan Alta menjadi uminya. Keren saat ngajak anak berimajinasi bersama. Banyak gaya bahasa yang Alta ucapkan persis seperti yang biasa saya ucapkan ke dia. Dan Alhamdulillah kata-katanya baik semua.

Dari mulai saya berpura-pura pengen ijin main keluar rumah, jadwal tidur siang, jadwal mandi sore dan berpakaian sendiri. Alta juga seperti enjoy saat berpura-pura menjadi umi yang memberi ijin bolwh main asal mainnya dekat rumah saja, harus mandi dengan bersih, harus bisa berpakaian sendiri dan mengingatkan tidur siang.

Alta ingin terus bermain peran seperti tadi. Dan dari main peran tadi secara tidak langsung Alta belajar berbicara dengan bahasa Indonesia dengan baik karena bahasa yang digunakn di rumah adalah bahasa banjar. Dan dari main peran ini pula Alta jadi ingat apa yang harus dia lakukan jika menjadi Anak dan bagaimana peran sorang Ibu.

Yuliana, 29 April 2018

Jumat, 27 April 2018

Sepatu Ajaib

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination



Alhamdulillah anak-anak mulai sedikit reda demamnya. Terutama Alta, dia sudah bisa bangun setelah 3 hari tidak bisa bangun sama sekali.

Dan siang ini saya pun memulai kegiatan buat Alta, namun yang ringan aja. Yaitu membikin sepatu. Sepatunya sih dari kertas berwarna dan seutas tali sepatu. Sesuai tema cerita hari ini yaitu SEPATU AJAIB.

Kisah ini memberi pelajaran bahwa harus yakin akan kekuatan sendiri. Tidak perlu bergantung dengan benda apa saja, tidak boleh curang  dan jika kita bersungguh-sungguh maka setiap harapan kita akan terpenuhi.

Yuliana, 28 April 2018

Kantong Bubuk Bintang Ajaib

#Day9
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

Sudah 2 hari ini anak-anak sakit, baik Alta dan Fayyas. Mereka demam, flu dan sakit tenggorokan. Jadi kegiatan mendongeng saya ganti dengan membacakan buku cerita saja.

Buku yang dibaca masih dari buku dongeng ajaib. Judulnya KANTONG BUBUK BINTANG AJAIB.

Cerita ini berkisah mengenai seorang tikus tanah yang iri dengan burung merak yang selalu jadi perhatian warga hutan.

Karena begitu ingin menjadi perhatian akhirnya dia meminta bubuk ajaib  pada burung merak dan dipakainya lah.

Akhirnya si tikus menjadi pusat perhatian seperti yang dia inginkan. Namun saking senangnya, dia lupa untuk memperhatikan sekitar dan bahaya yang mengancam jiwanya.

Hikmah dari cerita ini, yaitu jadilah diri sendiri. Tidak perlu meniru orang lain. Dan tak perlu menjadi terkenal karena itu hanya kebahagiaan sesaat.

Yuliana, 27 April 2018

Kamis, 26 April 2018

Halilintar

#Day8
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

Tetiba laptop mati, nga bisa dinyalakan layarnya meski lampunya on. Alhamdulillah suami pas ada di rumah jadi setoran 3 hari ini dipinjemin laptop beliau untuk menyelesaikan tugas 10 harinya.

Hari ini Alta meminta diceritakan mengenai gambar yang dia lihat di buku Dongeng Ajaib yang berjudul HALILINTAR.
Pas banget beberapa hari ini hujan dan Alta senang banget mandi hujan. Mau hujannya baru gerimis (dia udah ijin mau maen hujan), atau hujan deras beserta petir-petirnya.

Saya memang tidak mau anak-anak ditakut-takuti dengan petir dan guntur dengan bahasa atau kata-kata tidak benar atau sekedar mitos. Jadinya malah mereka antara takut terus jadi phobia atau malah nga percaya akan ujaran kita.

Jadi cerita ini menceritakan asal muasal terjadinya halilitar. Saya ingin anak-anak melihat penomena alam secara sain, agama dan nalar jadi tidak setengah-setengah apa yang mereka ketahui.

Yuliana, 26 April 2018

Rabu, 25 April 2018

Makanan Terlezat Di Dunia

#day7
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination


Kemaren Apih yang sakit dan butuh perhatian khusus. Hari ini fayyas juga demam dan selalu minta digendong kesana kemari. Namun saya tetap berusaha untuk bercerita dengan anak-anak. Disela-sela keriwehan kedua kesayanganku yang lagi demam, saya selalu sempatkan membaca buku dongeng dan malamnya atau pas suasana mendukung maka saya mulai bercerita.

Malam ini saya bercerita tentang MAKANAN TERLEZAT DI DUNIA.
Tema cerita ini pas banget dengan anak-anak yang sekarang mulai picky eater.

Alta yang tidak mau makan jika lauknya bukan Sepat Siam. Atau abang Daffa yang setiap hari harus ada Tempe orek favoritnya. Dan fayyas yang akan lahap makan jika digorengkan empal jagung.

Hikmah dari cerita ini adalah makanan apapun harus disyukuri. Kenikmatan sebuah makanan bukan pada kemahalan, kebagusan, variasi namun pada rasa bersyukur kita akan apa yang disediakan oleh orangtua kita. Apapun itu pasti sudah yang terbaik buat tubuh kita.

Yuliana, 25 April 2018

Senin, 23 April 2018

Naga Dan Penjual Korek Api

#Day6
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

NAGA DAN PENJUAL KOREK API

Pagi ini dimulai dengan menggunting print out yang sudah dipersiapkan utnuk mendongeng kali ini. Alta bersemangat sekali menggunting gambar awan, gambar angin, dan gambar lainnya.

Karena tidak punya gambar naga, maka saya memprint out gambar dinosaurus saja.
Melibatkan anak-anak untuk mempersiapkan dongeng lebih seru dari menyenangkan daripada hanya berdongeng saja.

Kali ini juga mendongeng tidak hanya ada Alta tapi juga teman-teman tetangganya diajak juga untuk mendengarkan dongengnya.

Di sebuah hutan nan lebat hiduplah seekor naga merah besar. Naga ini mengeluarkan api dari mulutnya. Naga ini adalah naga yang baik. Dia selalu membantu penduduk desa untuk menyalakan tunggu api. Penduduk desa sangat tebantu dengna keberadaan apinya si naga.

Namun ada satu anak kecil yang tidak menyukai kebaikan naga terseut. Dia merasa naga adalah saingannya karena api nagalah korek apinya tidak laku dijual.

Diapun akhirnya meminta bantuan temannya yang sakti agar membuat si naga tidak bisa menyemburkan api lagi. Namun ada syarat yang harus dipenuhi oleh si anak. Si anakpun menyanggupi apa saja syarat dari temannya tersebut.

Tiba-tiba, langit menjadi gelap dan selanjutnya turunlah hujan berhari-hari. Suasana menjadi sangat dingin. Dan karena cuaca yang hujan terus membuat naga hanya tinggal di hutan dan kedinginan.
Penduduk desa berinisiatif untuk membuatkan selimut untuk sang naga. Namun si anak yang tidak suka tadi tidak mau melakukannya.
Naga kembali sehat dan terbang kembali ke desa. Namun saat hendak menyemburkan api ternyata yang keluar malah angin.

Naga sedih, diapun kembali ke hutan dan mengurung dirinya disana. Si anak cepat-cepat menuju atas bukit dan mengatakan bahwa dia sudah puas karena sekarng naga tidak bisa lagi menyemburkan api sehingga dagangannya laris.

Setelah mengetahuinya temannya pun menagih janjinya. Si anakpun ingat dan berjanji apapun yang diminta akan dipenuhinya. Dan ternyata temannya tadi meminta si anak untuk menghibur di naga dan mengembalikan agar si naga kembali ceria.

Meski kaget akan syaratnya. Si anak pun akhirnya memenuhi janjinya. Dia mendatangi si naga yang sedang bersedih. Dia sedih bukan karena tidak bisa menyemburkan api, tapi kaena tidak bisa berguna lagi buat penduduk desa.

Kemudian si anak tadi mencari cabe yang banyak an meminta naga uunuk memakannya, upaya ini tidak berhasil, kemudian memakan merica juga tiadak berhasil.
Apa ya yang bisa membaut naga kembali cerita?

Akhirnya si anak menemukan solusi terbaik. Diajaknya naga kembali ke desa. Dan di desa naga itu megnhampiri jemuran penduduk dan meniupkan angin dari mulutnya. Langsung saja baju-baju tersebut kering.

Akhirnya si naga kembali cerita karena dia menrasa berguna buat penduduk desa.

Yuliana, 24 April 2018

Minggu, 22 April 2018

Saputangan Putri Meirina

#Day5
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

SAPUTANGAN PUTRI MEIRINA

Alhamdulillah hari ke 5 ini ada Apih di rumah. Jadi Apih mendapatkan giliran untuk mendongeng ke anak-anak. Cerita yang mau dibacakan adalah Saputangan Putri Meirina yang ada di halaman pertama di buku Dongeng Ajaib.

Sebenarnya Alta sudah tak sabar menunggu malam, jadi mereka bercerita di depan pintu rumah. Alta dan Fayyas mendengarkan Apih bercerita. Meski tidak menggunakan intonasi, bahasa tubuh atau ekspresi muka. Bocah tetap senang mendengarkan cerita tersebut sampai tuntas.

Makna dari cerita yang dibacakan Apih adalah tidak boleh menumpuk benda yang sebenarnya tidak bermanfaat buat kita. Apalagi jika hanya menjadi pajangan saja.


Yuliana, 23 April 2018

Sabtu, 21 April 2018

Boneka Jari

#Day4
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination


Sejak kemaren sore, suami terserang demam sepulang kerja diluar kota.

Sehingga fokus saya lebih pada menemani suami yang sakit. Anak-anak saya berikan beberapa boneka jari agar mereka bermain sembari berimajinasi sendiri.

Membaca cerita saya usahakan disela-sela mereka ngumpul bareng.

Alta selalu suka jika saya mempersiapkan sesuatu baik sebagai bahan belajarnya atau sebagai bahan cerita nanti.

Saya liat dia mengajak teman tetangga untuk main peran.

Yuliana, 22 April 2018

Raksasa Penyelemat Desa

#Day3
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

Sembari belajar menempel bentuk rumah. Anak-anak didongengkan cerita Raksasa Penyelamat Desa.

Anak-anak terus mengomentari cerita dari gambar yang ada dibuku Dongeng Ajaib.

Yuliana, 21 April 2018


Kamis, 19 April 2018

Buaya Dan Duri

#Day2
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination

Di tantangan hari ke 2 ini, saya mulai bercerita hasil karangan sendiri. Meski kurang terkonsep dengan baik. Masih spontan. Namun anak-anak suka aja dengarnya. Dan termasuk abang Daffa yang awalnya sempat tidak  mau diajak rebahan di tempat tidur. Berasa sudah besar sehingga dia menganggap cerita saya adalah bohong belaka.
Namun inilah tantangan saya bagaimana membuat abang tertarik dan mendengarkan cerita saya sampai habis tanpa merusak suasana yang saya bangun bersama adik-adiknya.

Cerita berjudul Buaya dan Duri

Di sebuah danau yang tenang airnya. Di tengah hutan nan lebat. Hiduplah sekelompok buaya; mereka satu keluarga. Ada ayah, ibu, kaka, dan adiknya.

Hari itu, sang adik sedang merintih kesakitan.

‘Aduh sakit, gigiku sakit bu’. Kata adik buaya berkeluh kepada ibunya.

‘Ada apa, tadi kamu baik-baik saja. Kan baru selesai makan?’

‘Iya bu, gigiku sakit sekali. Sepertinya gara-gara makanan yang aku makan tadi.’

‘Emang tadi kamu makan apa?, tanya ibu

‘aku tadi makan ikan besar.’
‘Oh. Ikannya keras tidak?’ selidik ibu.

‘Iya keras bu. Aku tidak tahu kalo ikan itu banyak durinya dan durinya keras juga.’

‘Sini, ibu mau liat mulutmu. Buka ya!’  Bujuk ibu

‘Nga mau, sakit bu. Tiap aku buka lebar, pasti sakit.’

‘Adek, kalo tidak mau dibuka. Gimana ibu bisa bantu?’

Setelah beberapa saaat. Adik buayapun mau membuka mulutnya perlahan.

‘Aaaaaa’. Adik membuka mulunya.

‘Oh itu, ibu sudah temukan masalahnya. Tahan sebentar ya, ibu mau ambil.’

‘He eh.’ Adik sambil terus membuka mulutnya.

‘Ini dia,’ tampak ibu memegang seseuatu. Tajam sekali.

‘Apa itu bu?’. Adik bertanya.

‘Ini duri ikan nyangkut disela gigimu. Akibatnya menghalangimu untuk membuka mulut dan akh’irnya sakit.’ Jelas Ibu.

‘Alhamdulillah.’  Adik buaya bersyukur sakitnya sudah hilang.

Nanti-nanti adik harus selalu hati-hati jika memakan ikan yang besar dan memang ada ikan yang dagingnya banyak namun durinya juga banyak.’ Ibu menjelaskan lagi.

‘Baik bu, aku akan mengingatnya’. Janji adik.

Alhamdulillah sesi cerita malam ini didengarkan oleh abang , Alta dan Fayyas sampai selesai. Beberapa kali saya sertakan pertanyaan untuk memancing abang dan Alta juga. Agar mereka tetap bersemangat mendengarkan.

Dan abang tidak sadar kalo dia akhirnya bisa mendengarkan sampai selesai meski awalnya menolak.

Dongeng memang bisa menghipnotis siapa saja apalagi anak-anak. Tidak ada yang bisa menolaknya apalagi dikemas dengan gaya bahasa, bahasa tubuh yang menarik dan intonasi seru.
Kali ini saya tidak menggunakan alta peraga.
Namun semua senang mendengarkannya.

Yuliana, 20 April 2018

Rabu, 18 April 2018

Bebek Suka Antre

#Day1
#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsay
#GrabYourImagination




Bismillahirahmanirahim.  Saya memulai setor tantangan games level 10 kali ini dengan cerita yang saya ciptakan sendiri.
Namun malam sebelumnya saya sudah mempersiapkan alat peraga penunjang agar cerita saya lebih diminati anak-anak.

Sebenarnya saya suka bercerita dengan anak-anak. Saya suka menirukan suara binatang, suara anak kecil dan suara nenek. Memang belum terasah betul. Masih otodidaklah kalo soal teknik suara.
Nah kalo mendongeng. Sebenarnya saya merasa kurang banyak perbehendaraan kosa kata dalam bercerita, kurang imajinatif padahal aslinya saya ini pengkhayal lho. Namun mengenai intonasi suara saya rasa saya sudah menguasai deh. (pede inih) .

Bercerita dan membacakan buku memang sudah jadi kebiasaan sejak anak pertama  lahir. Mengenalkan berbagai cerita menjadi kegiatan menyenangkan buat anak-anak menjelang tidur.
Kadang anak-anak meminta saya tidak melihat dibuku dan menceritakan dengan gaya saya sendiri. Mereka sangat antusias jika mendengar mamanya bersuara.
Karena keseringan minta diulang jadinya suara langsung jadi parau. Ini nih yang saya pengen banget tahu  gimana caranya agak tidak kehabisan suara saat bercerita dengan suara-suara tokoh dalam cerita.

Kembali ke kegiatan yang sudah saya siapkan.
Pagi-pagi sehabis sarapan. Semua yang sudah saya siapkan sejak tadi malam, saya bawa ke halaman depan. Menggelar tiker dan membawa peralatan lainnya penunjang kegiatan.

Pagi ini kami ingin menempel binatang bebek. Binatang ini disusun dari  berbagai bentuk. Jadi selain mengenal warna, anak-anak juga mengenal bentuk. Ada lingkaran, setitiga, setengah lingkaran, dan oval.

Karton dengan berbagai warna sudah digunting. Kenapa sudah digunting karena saya ingin fokus pada bebeknya dan ceritanya. Jika harus menggunting dulu maka anak-anak akan cepat bosan atau malah ditinggal maen yang lain.

Karena konsen mereka singkat jadilah kami hanya menempel kemudian mulailah bercerita.
Hari ini Alta ditemani anak tetangga yang memang sejak kemaren selalu datang di pagi hari. Fayyas juga tak luput ikut diantara kami. Dia juga tak kalah seru. Semua perkakas kegiatan diambil dan dimaenin ala dia. Pokoknya asyik sendirilah.

Setelah si bebek selesai ditempel. Kami pun mulai duduk. Saya memang sudah bilang kalo setelah selesai menempel akan bercerita.
Alta langsung saja kegirangan karena maminya mau cerita.

“Di sore yang cerah, matahari sudah mulai condong ke barat . Angin pun sangatlah tenang. Ada 3 ekor bebek sedang bermain di pinggir sawah. Mereka berenang, menyelam dan berjemur. Mereka  tertawa bersama, cekikikan, kadang saling maen cipratan. Seru sekali. Di sawah itu hanya suara merekalah yang memecah keheningan.

Kemudian  matahari mulai terus tenggelam, suasana mulai senja. Mereka baru tersadar kalo hari sudah mau gelap. Mereka pun mulai keluar dari air dan menuju tepi sawah. Mereka berjalan agak rebutan awalnya. Berjalan bertitian dipinggir sawah.
Rupanya ada satu bebek jatuh. “huh…huhh( bebek itu menagis). Teman yang lain pun mendengar dan menghentikan langkah mereka.

“Kamu kenapa?”,tanya bebek yang lebih besar.

“ Aku jatuh karena keinjak kakiku sendiri.” Ujar bebek yang paling kecil.

“Hati-hati jika berjalan. Jika kita berjalan bergiliran dan antre dengan tertib kita tidak akan terjatuh, terpeleset atau terinjak.” Bebek lainnya ikut bicara.
‘Iya, maafkan aku ya teman-teman. Aku janji akan tertib dan tidak terburu-buru”.

Merekapun menolong temannya tersebut dan membersihkan badannya dari lumpur sawah. Mereka kemudiaan kembali berjalan dengan tertib. Tidak rebutan, tidak saling sikut, dan menghargai yang lainnya.

Akhirnya merekapun tiba di kandangnya dengan selamat.
----------------
Anak-anak begitu senang mendengar cerita tersebut. Dan minta diceritakan lagi yang bertema bebek juga.

Sepanjang bercerita, saya selalu mencoba berinteraksi dengan anak-anak. Melihat antusias mereka berdua menjawab atau menebak kelanjutan ceritanya. Atau bertanya apa yang harus dilakukan pada teman yang jatuh.

Hikmah dari cerita ini, saya ingin anak-anak mengerti mengenai budaya antre dan berbuat baik dengan teman, saling tolong menolong dan pulang tepat waktu jika bermain diluar.

Yuliana, 19 April 2018

Selasa, 10 April 2018

Aliran Rasa Level#9 Yuliana

Aliran rasa level#9

Think Creative


Memiliki 3 bocah dengan rentang usia berbeda memang harus jeli menagkap sinyal kreatifitas dari mereka masing-masing. Menganggap bahwa kreatifitas hanya milik yang sulung juga terasa tidak pas. Anak-anak memang tidak perlu diajarin dengan seksama bagaimana menciptakan kreasi dan menumbuhkan inisiatif dari diri mereka.


Mereka punya  kadar mereka sendiri. Tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lainnya. Jika perbandingan yang ada dipikiran kita orang tuanya. Maka akan tidak adil bagi yang lainnya. Memang di cerita tantangan saya lebih banyak menceritakan keseharian anak saya ke 2 Alta dan Fayyas si bontot. Sedang Abang Daffa yang bulan ini genap berusia 13 tahun. Sudah punya kreasi dan keratifitasnya sendiri.


Dia sudah memiliki goalnya sendiri yang tidak bisa lagi didikte akan bikin apa dan seperti apa nanti hasilnya. Saya biarkan dia membuat goal, membuat perencanaan, merasakan trial error dari projek dan belajarnya. Saya hanya mengawasi dan sesekali jika dia membutuhkan tempat curhat (*emang tiap hari).  Saya akan selalu siap memberikan waktu ditengah keriwehan kedua andiknya yang banyak menyita perhatian.


Dan kenapa saya tidak mengekspose apa yang sedang dilakukan abang Daffa dengan  projeknya karena itu adalah kes  epakatan kami. Dia ingin tidak semua orang tahu dulu apa yang dia buat. Saya berusaha menepati  janji  meski saya gatel juga ingin membuat cerita tentang projeknya di blog saya atau di blog anak-anak. Saya berusaha menghargai privasinya. Mungkin dia sudah mempertimbangkan baik buruknya.


Namun apa yang dia kerjakan semua tersimpan di laptop dan di file pribadi dan buku catatannya. Sehingga saya masih punya portofolio perkembangan belajarnya.


Menghadapi anak pre baligh memang harus selalu punya trik khusus sehingga kita sebagai orangtua tetap menjadi orang pertama yang dia curhatin baik masalah pribadi dan belajarnya.  Tak menghakimi atau menyela adalah kunci utama. Biarkan anak menyelesaikan ceritanya. Jika dia butuh solusi. Kita berikan jika dia hanya butuh didengarkan segemes-gemesnya mulut kita ingin memberikan solusi, biarkan saja. Beri anak ruang untuk merasa mandiri, bertanggungjawab akan tindakan apapun itu.
Kita pun dulu mungkin seperti itu. kita belajar dari kesalahan dan dari apa yang kita lalui dan kerjakan. Bukan hanya teori atau dari pengalaman orang. Karena nanti kesannya seperti menggurui atau malah membandingkan. Dan remaja sepertinya tidak suka. Jika digurui atau dibandingkan.


Jadi teruslah bersabar untuk melihat anak-anak kita berkreasi, berpikir kreatif, menjadi creator dan revolusioner.



Yuliana, 11 April 2018

Sabtu, 07 April 2018

Read Me Mom

#Day17
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative



Setiap malam adalah malam bercerita. Membacakan buku, bercerita tentang  isi buku juga berbagi cerita apa yang mereka lalui selama seharian ini. Biasanya semua berebut giliran. Terutama abang Daffa dan kaka Alta.


Namun kali ini,  baru saja selesai kami menyiapkan tempat tidur dengan mengganti sprei baru. Fayyas rupanya sudah mengambil buku yang ada dirak buku di samping tempat tidur.
Fayyas langsung membuka halaman buku tersebut. Dan berlagak seperti  orang  yang sedang  membaca buku. Fokus banget melihat tiap halaman. Meski dia belum mengerti atau bisa membaca apa yang ada di halaman itu.  Buku  yang dia ambil memang sering dibacakan ke mereka karena termasuk buku favorit Alta.


Rupanya Fayyas pengen mendapat perhatian pertama  sebelum abang dan kaka yang berebut berbagi cerita atau menarik perhatian saya.
Kebiasaan baik  yang ditanamkan dan dicontohkan ke anak tentu akan menghasilkan yang baik pula.  Anak-anak berapapun usia mereka akan mampu berpikir dan memiliki inisiatif sendiri mengenai apa saja yang membuat mereka  tertarik dan menyenangkan.


Inisiatif mengambil buku dan minta dibacakan ini adalah hal kreatif yang dipikirkan anak yang bulan depan baru berusia 2 tahun.



Yuliana, 7 April 2018


Jumat, 06 April 2018

Menggambar Tenda

#Day16
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative



Karena cuaca yang cukup ekstrem diluar rumah sejak pagi. Anak-anak lebih banyak menghabiskan di dalam rumah. Sedari pagi anak-anak nonton syamil dodo, liat lagu-lagu anak di laptop. Setelah bosan. Mereka mulai maen bantal-bantalan dan seperti sudah tersetting. Jika  bosan datang. Maka alta akan mengambil buku tulis dan mulai membuat gambar.


Kali ini dia menggambar rumah dan sebuah tenda katanya setelah  saya  ditanya. 


Saya pernah baca. Untuk melihat kecenderungan anak apa, maka liatlah saat mereka sedang bosan. Mereka akan melakukan kesenangan mereka. Dan kesenangan alta adalah menggambar.


Selagi menggambar, dek fayyas hanya melihat dan sesekali berebut kursi plastik yang baru kemaren saya belikan.




Yuliana, 6 April 2017

Rabu, 04 April 2018

Menyiapkan Makan Malam

#Day15
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Alhamdulillah sudah hari ke #15. Hari ini awalnya saya merasa tidak bisa mendampingi anak-anak beraktivitas. Tamu bulanan yang sering nyeri sungguh menyita kenyamanan saya. Namun ternyata anak-anak sangat pengertian. Seperti malam ini. Karena lauk yang sisa sedikit di lemari penyimpanan, abang berinisitiatif untuk memasak untuk makan malam ini. Menu yang ingin dimasak adalah mie instan. Karena saya sudah tidak sanggup bergerak ke dapur. Jadilah saya setuju dengan usul abang.


Menu mie instan sangat jarang di rumah kami. Saya memang tidak membiasakan anak-anak untuk memakannya. Namun karena kondisi saya yang sudah kepayahan akhirnya menerima saja saat abang membeli mie instan ke warung d beserta telurnya  untuk di dadar.


Akhirnya mereka bertiga rame di dapur sedang saya hanya bisa rebahan di tempat tidur. Saat mie udah matang, mereka masing-masing membagi tugasnya. Alta bagian menyiapkan piring, membawa ciret, gelas. Sedangkan abang yang menyiapkan nasi dan menata di ruang makan. Di rumah kami tidak ada meja jadi semua makan lesehan.
Bahu membahu mereka menyiapkan semuanya , termasuk membantu fayyas untuk mencuci tangan dikran.
Saya pun bangun dan ikut makan. Sembari makan kami selalu ngobrol. Temanya macam-macam. Inilah forum keluarga kami. Makan malam sebagai forum bercerita, memberikan pandangan, menjelaskan rencana-rencana dan mimpi masing-masing.


Setelah selesai makan. Abang pun berinisatif untuk membereskan piring kotor.  dan ternyata Alta langsung mencuci piring di dapur tanpa diminta.


Alhamdulillah saya merasa bersyukur. Anak-anak punya inisiatif sendiri mereka ingin melakukan apa untuk meringankan pekerjaan saya.
Kreatif bukan hanya berupa karya yang bisa disentuh dan dilihat namun kreatif juga bisa berupa apa yang bisa diberikan untuk orang lain. Sesuatu yang berguna dan berdampak baik untuk orang lain. Itulah kreatif.


Yuliana, 5 April 2018

Selasa, 03 April 2018

Cuci Pakaianku

#Day14
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative


Sore ini seperti biasa, saya mengantar abang Daffa untuk mengaji. Sepulang dari TPQ, saya lihat Alta sedang sibuk di teras samping. Rupanya dia sedang mencuci bajunya sendiri. Setelah saya puji dia sudah bantu meringankan cucian saya. Dia pun menjawab kalo dia lihat bajunya yang kemaren dia taroh sembarangan di lantai terus diapun berinisiatif untuk mencucinya. Katanya agar bisa dipakai secepatnya.

Alhamdulillah, dia sudah mulai memikirkan kenapa baju harus dicuci. Dia sudah memikirkan  teori  sebab akibat. Saya pun mengapresiasinya dengan pelukan dan mengatakan bahwa saya bangga kepadanya. Altapun tersenyum dan kembali melanjutkan maen bersama sepupunya yang  memang sedari tadi mendampingi dia sedang menjemur pakaian.

Anak-anak memang sudah memiliki daya pikir mereka jika kita sebagai orangtua mau mempelajari dan bersabar dalam prosesnya. Terburu-buru dan tidak sabar hanya akan mendatangkan stres pada anak dan kita.
Anak-anak adalah peniru meskipun kita tidak merasa memberikan contoh kepada mereka. Namun segala polah kita adalah contoh yang akan mereka pelajari dan ikuti.
Meminta anak usia 5 tahun untuk mencuci bajunya sendiri mungkin memang belum waktunya. Namun mengenalkan anak  akan tanggungjawab sudah harus sedari dini.  Daripada kita melarang atau memaksakan sebuah tanggungjawab atau sebuah kebiasaan. Lebih baik kita memperkenalkan anak-anak dengan teori sebab akibat. Daripada kita berteriak atau menyuruh sampai mulut berbusa.

Kenapa harus mandi?

Kenapa harus sikat gigi?

Kenapa harus mencuci baju?

Kenapa begini kenapa begitu?

Jika hanya memberikan mereka perintah ataupun contoh tidak semua anak akan melakukan seperti keinginan kita. Pemahamanlah yang harus dibangun. Memang tidak instan. Semua ada proses sesuai daya nalar dan pikiran mereka. Namun ketergesaan juga tidak akan membuat semua pihak senang.

Jadi bersabarlah akan sebuah proses. Tetap  dampingi anak-anak dalam kreatifitas ala mereka.

Yuliana, 4 April 2018

Senin, 02 April 2018

Memghitung Biji-Bijian

#Day13
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative




Alta dan fayyas sedari pagi-pagi benar sudah minta dibuka pintu depan dan seperti biasanya setelah sarapan pagi. Mereka berdua akan maen di halaman rumah.  Halaman rumah adalah tempat belajar mereka. Ada saja  yang  bisa menjadi pusat perhatian mereka untuk belajar. Dari mengcongkel tanah, menggaruk pasir,  membuat saluran air, memilah batu kerikil, memunggut daun dan ranting, mengaduk sampah, mengais tempat pembakaran sampah tetangga, melempari batu ke sungai, membentuk-bentuk tanah,  maen basah-basahan dan lain-lain.

Apa saja yang ada dipikiran mereka saat itu, maka dikerjakan. Dan dikerjakan itu dengan serius. Dan saya tentu saja selalu membiarkan mereka mengeksplore apa saja yang membuat mereka tertarik tanpa harus melarang atau mengganggu keasyikan mereka.

Alta memang lebih suka maen di luar rumah. Dia bisa berjam-jam di halaman kecuali lapar atau haus baru masuk ke rumah. Jika sudah tidak ada yang dikerjakan di halaman baru dia akan pergi maen ke sepupunya yang memang selalu ada di dalam rumah. Karena orangtuanya membebaskan gadget pada mereka sehingga dilarang keluar rumah. Atau jika pun sepupunya sedang tidak mau diajak keluar rumah. Alta akan pergi ke rumah bedeng di belakang rumah dan maen dengan anak-anak yang baru pindah tersebut.


Namun pagi ini, dia rupanya tertarik pada biji-bijian yang banyak berserakan di bawah pohon mangga. Saya liat dari dalam rumah, mereka berdua sedang memunguti biji-bijian tersebut. Akhirnya saya pun menghampiri dan bertanya mau diapakan biji-bijian tersebut.  Saya tahu itu biji tasbih yang sudah rontok dari untaiannya.

Alta memungut satu persatu sambil berhitung. Setelah selesai memungut semampu dia, Altapun membersihkan biji tasbih tersebut dan menyimpannya.

Belajar bisa dimana saja dan dengan apa saja. Dan idenya sambil memungut sambil berhitung memang kreatif. Meengenal angka belum saya ajarkan secara runut. Masih sekilas-kilas saja namun Alta sudah bisa menyebut angka 1-10 dengan jarinya.

Jika belajr dibuat menyenangkan dan sesuai keinginan anak maka mereka tidak menganggap itu seperti belajar. Karena sudah menyenangkan duluan.


Yuliana, 3 April 2018

Minggu, 01 April 2018

Aku Juga Mau Sikat Sandalku

#Day12
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative

Pagi ini, saya mencuci pakaian di samping rumah. Awalnya hanya Fayyas saja yang menghampiri. Kemudian Alta ikut menghampiri saya yang setelah selesai mencuci pakaian dilanjutkan menyikat sendal-sendal. Dan Alta dengan sigap langsung mengatakan,’aku ingin sikat sendalku juga ya”. Saya pun menyetejuinya.

Alta mengambil sandal yang sudah tidak begitu sempurna lagi penampilannya tapi sandal inilah yang  selalu dia pakai sehari-hari baik buat maen atau untuk pergi ikut saya keluar jika ada keperluan.

Sebenarnya beberapa kali dia minta dibelikan sandal yang baru. Namun saya pikir, dia masih punya sendal yang satunya. Cuman dia tidak begitu suka karena katanya selalu basah.
Bukannya selalu basah, kadang  dia menarohnya sembarangan jadi selalu terkena air hujan dan model sendalnya menyimpan air dilapaknya. Jadi jika dipakai terasa kurang nyaman.

Alta menyikat sandalnya dengan sangat semangat. Dia menyikat tiap sudut sandal, atas, bawah, samping dan bulu-bulu asosoris si sendal. Saya hanya memperhatikan dia melakukannya. Saya ingin dia belajar merawat sandalnya sendiri.  Meski bukan sandal baru lagi.

Selama proses menyikat, dia banyak berceloteh. Sembari tangannya terus menyiramkan air ke sendalnya. Dan ternyata bukan saja sandalnya saja yang dia sikat dan ingin tampak bersih. Diapun meminta adiknya Fayyas untuk melepas sandalnya dan menyikat sandal adiknya tanpa diminta. Alta bilang,’ Biar sandal adiknya bersih dan cakep’. Senangnya anak-anak saling memperhatikan satu sama lain.

Kegiatan ini benar-benar bikin anak-anak senang. Bermain dengan sabun dan air adalah kegemaran mereka. Dari gelembung, licin, basah-basahan  sampai akhirnya kita sama-sama menyikat lantai di teras menyuci sampai teras depan rumah.
Anak-anak jika dilibatkan mengerjakan apa saja dirumah, mereka akan lebih happy dan jadi pengalaman tersendiri buat mereka.

Yuliana, 2 April 2018