Senin, 02 April 2018

Memghitung Biji-Bijian

#Day13
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative




Alta dan fayyas sedari pagi-pagi benar sudah minta dibuka pintu depan dan seperti biasanya setelah sarapan pagi. Mereka berdua akan maen di halaman rumah.  Halaman rumah adalah tempat belajar mereka. Ada saja  yang  bisa menjadi pusat perhatian mereka untuk belajar. Dari mengcongkel tanah, menggaruk pasir,  membuat saluran air, memilah batu kerikil, memunggut daun dan ranting, mengaduk sampah, mengais tempat pembakaran sampah tetangga, melempari batu ke sungai, membentuk-bentuk tanah,  maen basah-basahan dan lain-lain.

Apa saja yang ada dipikiran mereka saat itu, maka dikerjakan. Dan dikerjakan itu dengan serius. Dan saya tentu saja selalu membiarkan mereka mengeksplore apa saja yang membuat mereka tertarik tanpa harus melarang atau mengganggu keasyikan mereka.

Alta memang lebih suka maen di luar rumah. Dia bisa berjam-jam di halaman kecuali lapar atau haus baru masuk ke rumah. Jika sudah tidak ada yang dikerjakan di halaman baru dia akan pergi maen ke sepupunya yang memang selalu ada di dalam rumah. Karena orangtuanya membebaskan gadget pada mereka sehingga dilarang keluar rumah. Atau jika pun sepupunya sedang tidak mau diajak keluar rumah. Alta akan pergi ke rumah bedeng di belakang rumah dan maen dengan anak-anak yang baru pindah tersebut.


Namun pagi ini, dia rupanya tertarik pada biji-bijian yang banyak berserakan di bawah pohon mangga. Saya liat dari dalam rumah, mereka berdua sedang memunguti biji-bijian tersebut. Akhirnya saya pun menghampiri dan bertanya mau diapakan biji-bijian tersebut.  Saya tahu itu biji tasbih yang sudah rontok dari untaiannya.

Alta memungut satu persatu sambil berhitung. Setelah selesai memungut semampu dia, Altapun membersihkan biji tasbih tersebut dan menyimpannya.

Belajar bisa dimana saja dan dengan apa saja. Dan idenya sambil memungut sambil berhitung memang kreatif. Meengenal angka belum saya ajarkan secara runut. Masih sekilas-kilas saja namun Alta sudah bisa menyebut angka 1-10 dengan jarinya.

Jika belajr dibuat menyenangkan dan sesuai keinginan anak maka mereka tidak menganggap itu seperti belajar. Karena sudah menyenangkan duluan.


Yuliana, 3 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar