Senin, 11 Desember 2017

ALIRAN RASA LEVEL#6 YULIANA

Aliran rasa level 6

Dalam 17 hari tantangan di level 6 kali ini yaitu menyukai matematika/logis dan memantik kecerdasan matematika/logis.
Banyak hal yang harus direvisi dalam pengetahuan dan pengalaman kita sebagai orangtua, guru dan pendidik anak-anak.

Sejatinya kecerdasan matematika/logis sudah terinstal oleh Sang Rabb didalam otak mereka yang tampak masih kecil namun kaya isinya.
Anak-anak memang sudah memiliki kecerdasan ini sejak mereka dikandungan.

Hanya saja kita sebagai orangtua, guru dan pendidik terlalu meremehkan kemampuan mereka.
Meremehkan ciptaan Allah sebagai GREAT CREATOR.

Kita malah terlalu sibuk memasukkan apa saja kedalam isi kepala mereka yang seringnya tidak sesuai dengan usia dan fitrahnya sebagai manusia.
Kita terlalu sibuk menginginkan mereka serba cepat tanpa peduli apa yang mereka butuhkan.

Stimulasi pada anak-anak jangan sampai salah kaprah, salah metode. Ini gunanya agar anak-anak tidak merasa terbebani dan terpaksa untuk mempelajari sesuatu.

Tugas kitalah sebagai orangtua, guru dan pendidik menciptakan suasana belajar yang kreatif dan penuh inovasi. Berusahalah  mengalir tanpa harus tergesa-gesa mengagas mereka dengan berbagai metode.

Anak-anak dilahirkan sudah memiliki kecerdasan. Hanya saja kita sebagai orang dewasa sekaligus orangtua tidak menyadari atau malah mengabaikan dikarenakan kita terlalu fokus pada kognitifnya. Lihat saja semua pelajaran atau pengetahuan yang ada,  kebanyakan bermain diranah kognitif dan hapalan.

Banyak sekali cara menstimulan kecerdasan matematis/logis. Contohnya dengan ragam kegiatan sehari-hari yang ada disekitar kita. Dan malah tidak perlu sampai harus keluar rumah untuk memperolehnya. Kita hanya harus lebih peka menemukan apa saja yang bisa mengenalkan mereka dengan kecerdasan ini lebih intensif dan variatif.

Masalahnya adalah kita sebagai orangtua yang sudah pernah sekolah, menganggap bahwa menstimulus matematika/logis hanya seputar angka-angka dan berbagai rumus yang sebenarnya tidak banyak disukai kebanyakan anak.

Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan ketagihan memang butuh proses. Butuh jam terbang.
Berlatih dan berlatih adalah kunci dari sebuah pembiasaan yang bisa membuat kita terbiasa nantinya.

Berusahalah terus meski kita belum bisa memetik hasilnya sekarang. Nikmati proses dari berlatih tadi. Ajak anak-anak untuk lebih menyenangi matematika dengan cara yang berbeda.

Aliran rasa ini sebagai muhasabah diri saya pribadi yang selama ini begitu takut dengan kata matematika dan selalu berusaha menghindarinya karena cara pandang yang berbeda dalam melihat kecerdasan matematika/logis ini.
Padahal saya termasuk orang yang selalu berpikiran logis untuk semua hal.

Yuliana|12 Desember 2017

Jumat, 08 Desember 2017

BERBAGI ITU MENYENANGKAN

#Day17
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs



Alhamdulillah sudah masuk Day#17 ditantangan level#6 ini. Banyak cerita dan banyak tantangan yang harus kami lewati bersama.

Ditiga hari belakang ini karena kondisi saya yang sempat drop sehingga kurang maksimal membersamai anak-anak dalam stimulan kecerdasan matematis/logisnya.

Namun anak-anak menemukan sendiri matematika/logis versi mereka masing-masing. Dan saya lebih banyak menjadi fotografer dan menikmati semangat belajar mereka bertiga dalam menemukan kecerdasan matematika/logis di sekitar rumah.

Seperti kegiatan mengenal gelembung yang merupakan ide abang Daffa terus belajar pengurangan juga inisiatif dari Alta dan pagi ini anak-anak pun mempunyai kesadaran sendiri untuk saling berbagi.

Apih baru datang subuh tadi, capek dan mengantuk masih mengelayuti tubuh beliau namun anak-anak yang sudah kadung kangen tentu saja ingin segera bisa melapas kerinduan mereka untuk bermain bersama Apih.

Melihat Apih yang masih capek dari perjalanan 8 jamnya dari luar kota, saya pun mencoba mengalihkan perhatian mereka dengan mengajak mereka jajan di warung sebelah rumah. Namun ternyata setelah jajan anak-anak malah makan snacknya disamping Apih yang sedang istirahat.

Berbagai upaya mereka lakukan untuk menarik perhatian Apihnya supaya mau bermain bersama mereka. Mereka pun menyuapi apihnya bergantian dan saling berbagi antar mereka (alta dan fayyas). Tanpa diminta dan meski snack yang mereka punya sudah sama tetap saja mereka saling berbagi cemilan tersebut tanpa pertengkaran.

Melihat pemandangan tersebut spontan saya mengambil hape untuk mengambil momennya. Berbagi atau membagi (apa saja) memang salah satu bagian dalam kecerdasan matematika/logis selain termasuk juga bagian dari kecerdasan emosional yaitu empati.

Didalam kecerdasan maematika/logis tidak bisa berdiri sendiri, selalu saling keterkaitan dengan kecerdasan lainnya.

Semoga anak-anak terus menemukan semangat belajar sesuai fitrah mereka masing-masing dan menjadi pembelajar mandiri.

Yuliana | 9 Desember 2017

Kamis, 07 Desember 2017

MENGENAL PENGURANGAN

#Day16
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs



Kemaren sore tetiba Alta datang membawa 4 buah kelereng dengan ukuran berbeda (besar dan kecil). Sebenarnya kelereng ini kepunyaan abang Daffa yang ditemukan de Fayyaa dilaci penyimpanan abang. Kemudian dia bawa ke sebelah rumah datu (rumah nyambung) dan Alta yang menemukannya.



Alta minta diperhatikan saat dia lancar menghitung jumlah kelereng tersebut. Kemudian Alta mulai membuat sebuah kalimat pengurangan seperti,


"Kemudian kelerengnya diambil satu jadinya sisa tiga. Satu..dua ..tiga", mulut Alta berucap.


Sayapun tertarik memperhatikan dan langsung mengambil hape dan memfotonya. 


Kalimat tersebut diulang berkali-kali sampai jumlah kelereng dilantai bersisa satu.


Rupanya dia sedang belajar pengurangan dengan cara dia sendiri. Dan saya belum mengajari dia sampai tahap ini. Dan ternyata dia sudah mulai mempelajari dengan keinginan dan caranya sendiri.


Terus Alta melanjutkan menggunakan tangan sebagai media belajar pengurangan. Saya hanya menjadi penontonnya saja tidak ingin mencampuri proses belajar yang dia lakukan. Takutnya dia malah akan terganggu dan akhirnya malah buyar ...


Saya pun memberikan apresiasi mengenai kemajuan belajar berhitungnya. Memang dia baru lancar dan mengenal angka sampai 5 masih belum naik ke 6 namun proses belajar pengurangan tadi adalah kemajuan pesat buatnya tanpa ada yang membimbing/mengajari.



Artinya anak-anak secara fitrahnya adalah pembelajar sejati. Mereka sebenarnya punya kecerdasan matematika/logis didalam otaknya. Kita orang tua hanya bertugas mengenalkan dan memantik rasa keingintahuan anak-anak dengan cara senyaman yang mereka inginkan. Tanpa paksaan apalagi tekanan.



Yuliana|8 Desember 2017


Rabu, 06 Desember 2017

BERMAIN GELEMBUNG BUSA (KONSEP RINGAN)

#Day15
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Alhamdulillah meski kondisi masih lemes pasca kemaren sore pingsan karena pusing yang luar biasa (akibat terlalu padat seharian di luar rumah).


Pagi ini saya tidak bisa mendampingi aktivitas anak-anak. Padahal Fayyas sedang sakit juga (muntah dan diare 2 hari ini). 


Alhamdulillah punya mama yang masih sehat sehingga Fayyas yang tadi malam beberapa kali mencret dan muntah bisa ditangani beliau. Makasih mama.


Dan pagi inipun saya hanya sesekali bisa bangun itupun harus dipaksakan demi anak-anak. Namun subuh-subuh saya coba bicara dengan semua anak-anak mengenai kondisi saya dan meminta mereka saling bantu satu sama lainnya.


Abang bertugas untuk menjaga dan mengawasi de Fayyas, membuatkan susu dan memastikan Fayyas makan.


Dan saya minta Alta untuk tinggal di rumah saja menemani dan merawat saya.


Mereka setuju. 


Setelah sarapan, abang mencuci baju dan mengajak de Fayyas bermain gelembung..

Saya hanya menyaksikan dibalik jendela dalam rumah karena abang mencuci disamping rumah. 


Saya mendengar abang memperkenalkan ke Fayyas mengenai konsep ringan dengan memegang dan melambungkan gelembung ke atas.

Fayyas suka banget menghamburkam busa sabun cucinya. 



Semoga ami bisa cepat pulih dan mendampingin kalian lagi.



Yuliana| 7 Desember 2017







MENGENAL BANK DAN BELANJA POSTER

#Day14
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Bank adalah tempat perputaran uang dan uang adalah bagian dari hitung-hitungan dan hitung-hitungan tentu saja masuk ranah matematika/logis. 


Pagi ini saya agendakan untuk mengajak alta ke Bank Mandiri. Rencananya saya mau mendaftarkan kembali Mobile Banking yang sempat fakum selama 1 tahun ini karena qadarullah hapenya dicuri di rumah karena lupa menutup pintu depan. Dan kebetulan no. hape yang dulu terdaftar juga tidak bisa digunakan lagi.


Setelah memperoleh no. antrian 13 dari satpam Bank, kami duduk sebentar di sofa tunggu. Karena nomer antrian kami dipanggil. Seorang customer servise bernama Nissa melayani kami dengan sangat ramah dan helpfull. 


Alta memperhatikan setiap yang ada dimeja custemer servis dari pulpen yang menempel dimeja yang sempat dibilangnya kayak ular, menanyakan nama customer servicenya, menanyakan diaman tempat sampah karena dia harus membuang bungkus permen yang memang saya siapkan untuk menemani dia. Terus dia juga sempat menunjuk sebuah angka 1 yang terpampang di depan meja customer. Dan juga sempat meminta saya untuk memberitahu dia jam berapa sekarang karena dia melihat jam dinding yang ada ditengah ruangan Bank.


Dan tentu saja dengan penasarannya tersebut mengalirlah pertanyaan-pertanyaan menarik. Dia memperhatikan mesin EDC tempat mba CS-nya menggesekkan beberapa kali kartu debit dan saya memencet tombol-tombolnya.


Meksi ini adalah kunjungan perdana dia ke bank, namun alta sangat terlihat nyaman berada disini. Dia bilang dia suka dengan ruangan yang berAC. 


Setelah satu jam lebih saya berurusan dengan customer service akhirnya beres. Dan kami pun keluar bank dan menuju ke toko buku. Diparkiran dia pun mulai bertanya kembali. Tempat apa tadi yang dia kunjungi. Saya pun menjelaskan kalo tadi tempat kita menabung dan menyimpan uang kita dengan aman.



Kemudian kami mampir sebentar ke toko buku untuk membeli beberapa poster belajar untuk alta dan fayyas. 

Dan ini pun kali pertama alta diajak kemari biasanya selalu diajak ke gramedia saja. Kamipun langsung menuju lantai 2 seperti yang diberitahu penjaga tokonya bahwa poster ada dilantai atas.


Sambil menaiki tangga, saya pun mulai mengajak alta untuk menghitung anak tangganya. Memang baru sampai 4 dia tahunya. Selebihnya masih diberitahu.


Dilantai atas, seluruh ruangan berisi berbagai poster yang disusun dirak-rak. Beraneka macam poster. Dan kami sungguh leluasa memilihnya karena tidak ada pengunjung lain hanya ada satu nenek penyapu ruangan. Karena sepi alta malah mengajak saya utnuk main petak umpet. Tak ada capeknya. 


Setelah memilih 8 poster yang memang niatan dari rumah. Kami pun kembali turun dan membayar dan tak lupa membeli titipan abang yaitu buku tajwid. 



Ada 8 poster belajar untuk alta dan fayyas yang kami beli. Kamipun membayar ke lantai dasar. (Bersambung).



Yuliana| 6 Desember 2017



MENGENAL BANK DAN BELANJA POSTER

#Day
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Senin, 04 Desember 2017

MENGENAL BENDA TERAPUNG DAN TENGGELAM

#Day13
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Mengenalkan kecerdasan matematika/logis tidak selalu berhubungan dengan angka dan hitung-hitungan namun bisa juga dengan mengajak mereka mengeksplore apa saja yang berhubungan dengan kelogisan.

Seperti pagi ini kami akan membuat satu kegiatan yang berhubungan dengan daya nalar anak-anak. Memang kegiatan ini sudah sering kita lakukan namun kita jarang memaknai sebuah kegiatan “biasa”  menjadi sebuah pembelajaran berharga.

Dan kegiatan hari ini adalah mengenal konsep terapung dan tenggelam.
Dimulai dengan mempersiapkan baskom yang cukup besar terus diisi dengan air bersih dan benda-benda lainnya seperti spon, gelas mineral kosong, batu dan bola.

Ternyata dek fayyas sudah tidak sabar untuk bermain air. Karena ada air yang banyak jadi maunya maen air saja. Dek fayyas mulai memasukkan bola ke dalam baskom. Dia  berkali-kali mencoba menenggelamkan bolanya tetap saja bola tersebut kembali memantul ke permukaan. Fayyas begitu gembira dengan apa yang dia kerjakan.

Kemudian satu persatu benda yang dipersiapkan tadi dimasukkan ke dalam air. Diawali dengan spon. Alta memegang spon kuat-kuat terus saya minta dia menenggelamkan sponnya kedalam baskom. Sponnya tetap terapung seberapa kuatpun alta menekan dan mencoba mengisi spon dengan air tetap saja si spon akan kembali ke permukaan. Semakin cepat meneggelamkan maka semakin cepat juga spon akan naik.

“ Hayo, kenapa sponnya selalu ke permukaan?”, tanya saya.

“Karena ringan, mi”, jawab alta.

Kemudian batu, batunya dilempar saja ke dalam baskom. Dan ternyata baru langsung tenggelam tidak naik ke permukaan.

“ Nah, sekarang kenapa batunya tidak bisa naik kayak spon tadi?” tanya saya lagi menguji nalar alta.

“Kan batu berat, mi”, alta menjawab dengan penuh percaya diri.

Dari dua percobaan ini saja, saya yakin alta sudah mampu memahami konsep benda yang bisa terapung dan tenggelam. Dari analisa kecil ini mampu mengenalkan sebuah konsep yang akan selalu dipahami sampai dia besar nanti.

Kemudian percobaan kami lanjutkan dengan benda ke 3, yaitu gelas air mineral kosong. Saya coba lempar gelasnya ke dalam baskom. Yang terjadi gelasnya meski dalam keadaan miring tetap tidak bisa tenggelam malah terapung dipermukaan. Terus saya isi gelas tersebut dengan air sampai penuh. Saya minta alta masukkan gelas berisi air tersebut ke dalam baskom. Dan gelas tadipun tenggelam.

“Kenapa gelas yang tadi terapung, sekarang bisa tenggelam?”, saya memancing analisa alta.

“Karena gelasnya diisi air dan air itu berat jdi gelasnya tenggelam,” jawab alta

“Bravo….!,” saya memuji alta karena sudah mampu menganalisa dengan tepat meski usianya baru 4,7 tahun.

Pengennya sih menjelaskan secara ilmiahnya namun sayang ilmu saya belum jauh soal sain. Jadi menjelaskan ke alta dan fayyas juga dengan bahasa sederhana yang mereka mengerti saja. Bahwa jika bahannya plastik maka akan tetap terapung diair. Kecuali benda berbahan plastik tadi diisi dengan benda yang berat. Maka benda tersebut akan tenggelam.

Yuliana|5 Desember 2017

MENGHITUNG BATU DAN DAUN KERING

#Day12
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs

Cuaca siang ini sangat terik, namun alta dan fayyas lebih senang maen di halaman depan rumah. Karena abangnya sedang maen ke tempat temannya di gang sebelah sehingga tidak ada yang mengawasi mereka berdua maen diluar. Saya khawatir saja karena didepan rumah datu ada empang yang cukup luas dan dalam.

Sayapun menemani mereka berlarian dan mengambil apa saja yang  membuat mereka tertarik. Kemudian alta menarik saya karena minta difoto saat dia sedang duduk diatas tumpukan kayu bakar milik datu yang memang tersusun didepan rumah datu.  Kayu-kayu ini untuk bahan bakar membuat kue tradisional yang saban subuh dibikin beliau. Dan fayyaspun juga ingin ikut dinaikkan ke atasnya.

Nah, mumpung mereka sedang asyik memungut apa saja yang ada dihalaman. Saya pun meminta alta untuk memberikan saya 5 batu yang banyak berserakan sisa mengecoran jalan beberapa hari yang lalu. ternyata alta membawakan saya hanya 3 batu namun kemudian dia menambahkannya lagi cuma masih belum tepat. Dek fayyas pun turut serta. Dia juga turut menyerahkan batu-batu yang dipungutnya ke saya.

Berulang-ulang saya meminta anak-anak mengumpulkan batu sambil belajar menghitungnya. Disini saya mengajak anak-anak tidak hanya hapal angkanya namun juga dengan jumlah benda nyatanya. Supaya antara simbol dan jumlahnya ada hubungan yang dipahami anak-anak.

Setelah batu, saya beralih ke daun. Saya minta alta mengumpulkan 3 lembar daun mangga. Awalnya alta tidak ingat yang mana pohon mangga. Setelah diberitahu bahwa pohon yang ada didepan rumah nenek itu adalah pohon mangga. Alta kembali berseloroh,

“Mi, pohonnya ketinggian buat alta, daunnya yang jatuh dibawah aja ya”, usul alta.

Sayapun menyetujui usulannya. Tak berapa lama dia pun membawakan 3 lembar daun mangga kering. Karena hanya yang kering yang ada dibawah.


Yuliana|4 Desember 2017

Sabtu, 02 Desember 2017

MEMBENTUK DAN BERMAIN PASIR

#Day11
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Pagi-pagi kemenakan pada datang ke rumah. Dan tentu saja mereka langsung riuh di dalam dan diluar rumah. Mereka maen apa saja yang bisa mereka mainkan. Dari main sepakbola, maen kejar-kejaran, menangkap ikan kecil, ngobrol dan bermain pasir.

Awalnya saya tidak tahu kalo mereka sedang main pasir dibelakang rumah datu. Memang ada pembangunan rumah petak dibelakang dan anak-anak yang sedari tadi tidak terdengar teriakan atau pun tawa mereka didepan rumah dan tidak terlhatt duduk-duduk ditikar yang mereka gelar didepan rumah. Ternyata mereka semua sedang main pasir. Kecuali abang daffa.


Alta dan fayyas dan kedua sepupunya begitu asyik bergelut dengan pasir-pasir tersebut. dari membuat bentuk, mencongkel, membuat lubang dan membenamkan tangan atau kaki mereka ke dalam pasir. Seru banget melihatnya.


Saya memang tidak melarang anak-anak bermain pasir asal mereka mandi setelah selesai main. Fayyas pun penuh pasir disekujur tubuhnya.


Kenapa saya tidak merasa terganggu saat anak-anak bermain pasir. Karena dari bermain pasir mereka jadi mengenal tektur pasir, mengenggam dengan tangan mereka, merasakan dan bisa membuat apa saja dengan pasir tersebut.


Dari media pasir bisa merangsang sensorik motorik, anak-anak juga bisa belajar matematika/logis diatas pasir tersebut seperti membuat bentuk;  gunung, dari gunung yang kecil sampai gunung besar. Terus mereka bsia membuat lubang dan memperkirakan apakah lubang yang mereka buat cukup menampung bagian tubuh mereka yang ingin dibenamkan.  Bermain pasir juga melatih mereka mengenal berat dan ringan.


Bermain pasir adalah hal menyenangkan dimasa anak-anak. Jadi jangan melarang anak-anak untuk mengeksplor kecerdasan mereka melalui pasir tersebut.


Yuliana|3 Desember 2017

MEMBENTUK DAN BERMAIN PASIR

#Day11
#Tantangan10Hri
#Level6
#Kuliah BunsayIIIP
#IloveMath
#MathAroundUs


Pagi-pagi kemenakan pada datang ke rumah. Dan tentu saja mereka langsung riuh di dalam dan diluar rumah. Mereka maen apa saja yang bisa mereka mainkan. Dari main sepakbola, maen kejar-kejaran, menangkap ikan kecil, ngobrol dan bermain pasir.

Awalnya saya tidak tahu kalo mereka sedang main pasir dibelakang rumah datu. Memang ada pembangunan rumah petak dibelakang dan anak-anak yang sedari tadi tidak terdengar teriakan atau pun tawa mereka didepan rumah dan tidak terlhatt duduk-duduk ditikar yang mereka gelar didepan rumah. Ternyata mereka semua sedang main pasir. Kecuali abang daffa.


Alta dan fayyas dan kedua sepupunya begitu asyik bergelut dengan pasir-pasir tersebut. dari membuat bentuk, mencongkel, membuat lubang dan membenamkan tangan atau kaki mereka ke dalam pasir. Seru banget melihatnya.


Saya memang tidak melarang anak-anak bermain pasir asal mereka mandi setelah selesai main. Fayyas pun penuh pasir disekujur tubuhnya.


Kenapa saya tidak merasa terganggu saat anak-anak bermain pasir. Karena dari bermain pasir mereka jadi mengenal tektur pasir, mengenggam dengan tangan mereka, merasakan dan bisa membuat apa saja dengan pasir tersebut.


Dari media pasir bisa merangsang sensorik motorik, anak-anak juga bisa belajar matematika/logis diatas pasir tersebut seperti membuat bentuk;  gunung, dari gunung yang kecil sampai gunung besar. Terus mereka bsia membuat lubang dan memperkirakan apakah lubang yang mereka buat cukup menampung bagian tubuh mereka yang ingin dibenamkan.  Bermain pasir juga melatih mereka mengenal berat dan ringan.


Bermain pasir adalah hal menyenangkan dimasa anak-anak. Jadi jangan melarang anak-anak untuk mengeksplor kecerdasan mereka melalui pasir tersebut.


Yuliana|3 Desember 2017

MENGENAL DAN MENGELOMPOKKAN DAUN SERTA MANFAATNYA

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Pagi hari adalah saat yang paling menyenangkan untuk memulai aktivitas. Cuaca pagi ini sangat bagus untuk mengitari dan menemukan apa saja yang bisa dipelajari di halaman rumah. Dan tema kami hari ini adalah Mengenal Dan Mengelompokkan Daun Serta Manfaatnya.


Halaman rumah nene memang masih asri dan penuh pepohonan dari yang besar sampai rerumputan liar. Memang hanya rumah nenek saja lagi yang masih punya halaman se-asri ini sedang rumah tetangga lainnya sudah dicor dan jarang ada tumbuhannya sebagai penyejuk.


Agenda hari ini memang sudah diberitahu ke alta tadi malam. Jadi pagi-pagi benar setelah selesai saya mencuci, kami sudah siap diteras dengan membawa gunting sebagai alat pemotong daun. 


Satu persatu daun-daun tersebut dipetik, digunting dan dipotong alta. Dari yang daunnya lebar, penjang, runcing, bergelombang, bertektur, halus, kecil, dan berlekuk.


Ada 9 jenis daun yang berhasil kami kumpulkan. Sebenarnya masih banyak lagi sih, cuma saya belum tahu persis nama daun-daun lainnya..hehe


Setelah dipetik dan dipotong, Alta meletakkan daun-daun tersebut dilantai sebuah gerobak yang sedang diparkir didepan rumah dibawah pohon kelapa. Gerobak ini sudah lebih dari seminggu disini. Seringnya dijadikan mainan oleh anak-anak. Gerobak ini milik pekerja yang sedang mencor jalanan sekitar rumah.


Alta menyusun dan mulai mengelompokkannya berdasarkan besar, panjang dan bentuk.


Satu persatu pula saya menyebutkan nama daun-daunnya ke alta dengan memberitahu juga manfaat dari daun-daun tersebut. Meski belum hapal benar, yang jelas alta mulai mengenal daun-daun yang ada disekiar halaman rumah.


Dimulai dari daun pepaya yang memiliki bentuk yang unik, daun ini bisa dibikin sayur/lalapan dan buahnya tentu saja enak buat dimakan langsung ataupun dijus.

Daun nangka, daunnya memang tidak banyak yang saya tahu gunanya. Hanya buahnya saja yang bisa dijadikan bahan sayur seperti sayur lodeh, terus dibuat lalapan, bisa dimakan langsung kalo buahnya matang, bisa dijus dan bisa buat perasa makanan dan es krim.


Daun sirsak, daun ini biasanya digunakan Apih jika anak-anak sakit. Sedang buahnya tentu saja enak buat dijus….yummy.


Daun pandan dan daun suji, daun ini tiap hari digunakan nenek untuk membuat kue tradisional sebagai pewarna alami.


Daun pakis, biasanya enak nih buat ditumis…jadi laper.


Daun kelapa, nah ini jelas bukan buat dimakan tapi bisa dibikin wadah ketupat…jadi pengen boro-boro lebaran nih.


Dan yang terakhir rumput, gunanya sebagai penyerap air hujan.


Selain daun yang tumbuh, alta juga mengenal kegunaan daun kering yang jatuh ditanah sebagai pupuk alami dan penyubur tanaman .


Setelah selesai mengenal manfaat satu persatu daun-daun yang dipetik. Alta juga mengenal pohon tempat daun-daun ini berada. Selain sebagai peneduh dari terik matahari juga sebagai tempat binatang lain bersarang seperti burung, semut dan kelelawar.


Hari ini kami belajar banyak hal. Terutama yang ada disekitar kami jika kami mau belajar mengenalnya.


Semoga semangat belajar ini senantiasa terpelihara sampai nanti mereka dewasa dan menua.



Yuliana|2 Desember 2017


MENGENAL DAN MENGELOMPOKKAN DAUN SERTA MANFAATNYA

#Day10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Pagi hari adalah saat yang paling menyenangkan untuk memulai aktivitas. Cuaca pagi ini sangat bagus untuk mengitari dan menemukan apa saja yang bisa dipelajari di halaman rumah. Dan tema kami hari ini adalah Mengenal Dan Mengelompokkan Daun Serta Manfaatnya.

Halaman rumah nene memang masih asri dan penuh pepohonan dari yang besar sampai rerumputan liar. Memang hanya rumah nenek saja lagi yang masih punya halaman se-asri ini sedang rumah tetangga lainnya sudah dicor dan jarang ada tumbuhannya sebagai penyejuk.

Agenda hari ini memang sudah diberitahu ke alta tadi malam. Jadi pagi-pagi benar setelah selesai saya mencuci, kami sudah siap diteras dengan membawa gunting sebagai alat pemotong daun. 

Satu persatu daun-daun tersebut dipetik, digunting dan dipotong alta. Dari yang daunnya lebar, penjang, runcing, bergelombang, bertektur, halus, kecil, dan berlekuk.

Ada 9 jenis daun yang berhasil kami kumpulkan. Sebenarnya masih banyak lagi sih, cuma saya belum tahu persis nama daun-daun lainnya..hehe

Setelah dipetik dan dipotong, Alta meletakkan daun-daun tersebut dilantai sebuah gerobak yang sedang diparkir didepan rumah dibawah pohon kelapa. Gerobak ini sudah lebih dari seminggu disini. Seringnya dijadikan mainan oleh anak-anak. Gerobak ini milik pekerja yang sedang mencor jalanan sekitar rumah.

Alta menyusun dan mulai mengelompokkannya berdasarkan besar, panjang dan bentuk.

Satu persatu pula saya menyebutkan nama daun-daunnya ke alta dengan memberitahu juga manfaat dari daun-daun tersebut. Meski belum hapal benar, yang jelas alta mulai mengenal daun-daun yang ada disekiar halaman rumah.

Dimulai dari daun pepaya yang memiliki bentuk yang unik, daun ini bisa dibikin sayur/lalapan dan buahnya tentu saja enak buat dimakan langsung ataupun dijus.
Daun nangka, daunnya memang tidak banyak yang saya tahu gunanya. Hanya buahnya saja yang bisa dijadikan bahan sayur seperti sayur lodeh, terus dibuat lalapan, bisa dimakan langsung kalo buahnya matang, bisa dijus dan bisa buat perasa makanan dan es krim.

Daun sirsak, daun ini biasanya digunakan Apih jika anak-anak sakit. Sedang buahnya tentu saja enak buat dijus….yummy.

Daun pandan dan daun suji, daun ini tiap hari digunakan nenek untuk membuat kue tradisional sebagai pewarna alami.

Daun pakis, biasanya enak nih buat ditumis…jadi laper.

Daun kelapa, nah ini jelas bukan buat dimakan tapi bisa dibikin wadah ketupat…jadi pengen boro-boro lebaran nih.

Dan yang terakhir rumput, gunanya sebagai penyerap air hujan.

Selain daun yang tumbuh, alta juga mengenal kegunaan daun kering yang jatuh ditanah sebagai pupuk alami dan penyubur tanaman .

Setelah selesai mengenal manfaat satu persatu daun-daun yang dipetik. Alta juga mengenal pohon tempat daun-daun ini berada. Selain sebagai peneduh dari terik matahari juga sebagai tempat binatang lain bersarang seperti burung, semut dan kelelawar.

Hari ini kami belajar banyak hal. Terutama yang ada disekitar kami jika kami mau belajar mengenalnya.

Semoga semangat belajar ini senantiasa terpelihara sampai nanti mereka dewasa dan menua.


Yuliana|2 Desember 2017