Selasa, 06 Juni 2017

Day6

level1
#day6
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

                  MENGAJI BARENG

#Bisa

Pagi ini kedatangan sepupu Alta yaitu Nayla usia 9 tahun, yang baru pulang dari TPA. Nayla memiliki kecerdasan verbal liquistik  makanya dia selalu terpilih dan juara apabila ada lomba pidato di sekolahnya. Tentu saja kedatangannya membuat rumah tambah rame.

Dan dia memang sangat suka cerita dan bertanya tentang banyak hal ke saya daripada mamanya sendiri. Ini juga termasuk yang dikeluhkan adik saya itu kalo anaknya lebih suka curhat ke saya daripada dia.

Nayla pernah bilang begini,  coba mama Nayla kayak ami, nga pernah marah-marah (eh..dia kaga tau aje kalo aminya Daffa ini juga bisa marah tapi memang jarang melotot..hehe)

Dan siang ini, ceritanya Nayla mau mengajak Alta untuk ngaji bareng, mereka berdua sudah mempersiapkan meja khusus tempat buku Iqro nya, dan siap-siap memasang jilbab. Tapi Nayla baru ingat kalo harus berwudhu dulu sebelum membaca ayat Al Quran. Kemudian dia mengajak Alta untuk berwudhu.

Setelah selesai berwudhu dan mau duduk, abang Daffa dan Eza ( juga sepupu) mulai jahil dengan mencolek kaki Nayla yang sudah siap memulai ngajinya. Kontan saja dia bangkit dan sedikit kesal dengan yang dilakukan abang Daffa karena dia harus ulang wudhunya. Dan ini berulang sampai dua kali. Dan dikali ketiga, rupanya Nayla sudah mulai marah kemudian menangis sejadi-jadinya sambil rebahan dilantai.

Saya yang waktu itu, memang berada didekat mereka. Awalnya tidak ingin mencampuri urusan yang ada diantara mereka, saya ingin tau seberapa mereka bisa menyelesaikan urusan diantara mereka sendiri. Tapi karena tangisan Nayla yang sudah tidak wajar untuk usianya, saya pun mulai mendekati Nayla yang masih saja rebahan sambil menangis tersebut.

Nayla kesal karena dia harus mengulang lagi wudhunya hingga 3 kali.
Saat itulah saya coba berempati mengenai apa yang dia rasakan.

Saya : “Nayla, kenapa kesal?”

Nayla : “Itu abang  (sambil nunjuk abang yang memang masih ada didekat dia sedang duduk dengan eza), abang jahil. Aku jadi batal terus wudhunya. Kan capek ngulang lagi..”

Saya : “ Nayla tau tidak, kalo menangis bisa mengurangi pahala puasa Nayla. Sayang kan, puasanya cuma dapat lapar dan haus.”

Nayla: “ Tapi abang tuh…( masih tampak kesal).”

Saya: “ Kalo Nayla harus mengulang wudhunya lagi kan Nayla dapat pahala lagi jadi 3 kali. Besaran mana 1 kali pahala atau 3 kali pahala.”

Nayla : “ Tapi aku capek bolak balik wudhu.”

Saya : “ Biarin aja abang nanggung dosanya karena jahil. Yang terpenting Nayla udahan nangisnya sekarang. Terus wudhu lagi ke dapur.”

Nayla : “ Nga bisa, Nayla masih marah.”

Saya : “ Kalo berwudhu nayla selain dapat pahala juga marahnya bisa hilang.”
Nayla: “ Nga bisa .” ( tetap nangis)

Saya : ‘Kan Nayla tadi tujuannya mau ngaji, ngaji kan dibenci syaitan. Syaitan pun membuat berbagai cara agar Nayla nga jadi ngaji. Makanya Nayla digodain melalui abang.

( abang daffa masih cengar-cengir di dekat nayla)

Saya : “Abang, hayo minta maaf. Abang juga bisa berkurang pahalanya karena membuat Nayla menangis.”

Abang awalnya masih terlihat cengar cengir, kemudian diapun meminta maaf dengan suara lirih.

Nayla : “ Tapi….”

Saya : “ Hayo, Nayla pasti bisa pasti mampu mengalahkan bujukan syaitan.”

Nayla pun akhirnya mau kembali ke dapur untuk mengambil wudhu, memang wajahnya masih sedikit tampak kesal dan matanya pun masih merah. Kemudian kembali ke ruang tengah dan langsung menggunakan jilbabnya terus duduk di samping alta yang memang sudah siap dari tadi.

Akhirnya mereka berdua memulai mengajinya bersama-sama.

Sedang abang daffa dan eza setelah meminta maaf, mereka pun keluar rumah untuk maen di halaman.

_________________________________________

Hal yang saya peroleh hari ini harus tetap fokus pada afirmasi positif yang mau disampaikan. Memang butuh latihan terus. Kadang berhasil kadang juga masih ada emosi saat berkomunikasi dengan anak-anak.

Yang menjadi catatan saya, bahwa anak-anak itu juga belajar mengenali emosi mereka sendiri dengan berbagai cara. Dan tugas saya adalah mendampingi mereka dalam pencarian dan pengenalan berbagai emosi tersebut.

Perubahan yang saya buat hari ini adalah terus berusaha melihat semua kejadian dari berbagai sisi. Terus mengasah empati dan berlatih serta fokus.

6 Juni 2017
Banjarmasin City

Yuliana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar