Jumat, 09 Juni 2017

Day 9

level1
#day9
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

                   RUMAH-RUMAHAN

#observasi

Rumah kami berdempetan dengan rumah datu (orangtuanya mama saya), rumah saya ( eh masih belum dink… belum lunas bayar ke nene…hihi..) dihubungkan dengan dapur saja. Jadi anak-anak seringnya maen kesebelah rumah. Karena selain rumah datu besar juga luas karena tidak ada perabot yang perlu dikahawatirkan dan penghuni rumah datu juga hanya ada datu usia 75 tahun dan nenek muda usia 43th.

Sementara saya mengetik menuntaskan apa yang ingin saya buat, sembari tangan kiri mengayun anak ke 3. Saya perhatikan anak-anak (abang daffa, eza, nayla dan alta) silih berganti datang ke rumah untuk mengambil bantal, selimut, mainan-mainan dll…

Awalnya saya hanya membiarkan mereka bermain karena itulah cara mereka mengisi waktu sembari puasa. Kalo main diluar rumah jelas mereka berpikir ulang karena dari pagi saja matahari seperti kurang bersahabat pada mereka untuk maen di halaman.

Kemudian alta datang menghampiri saya dengan rambut basah kuyup. Dan sudah pakai baju sendiri. Karena dia baru selesai mandi.

Alta: “Aku tadi bisa masang baju sendiri.”  (wajahnya tampak sumringah)

Saya : “Bagus, ami suka..” (dengan senyum lebar dan pelukan).

Alta:  “Tadi aku masang bajunya di kamar nene ading (nene mudanya)”.

Saya : “Wah bagus itu, aurat kita memang nga boleh keliatan yang lain kalo sedang masang baju. Alta sudah mengerti untuk menutup aurat. Hebat!”.  (alta  pasang wajah senang)

Saya : “Terus disebelah alta lagi ngapain? Senang banget wajahnya, boleh dong ami ceritain senengnya barusan?”.

Alta: “Tadi kan alta dan nayla maen rumah-rumahan, tidur-tiduran di rumah datu.”

Saya : “ Suka ya maen rumah-rumahan? Boleh ikut nga?".

Alta : “ Nga muat rumahnya “. (maksudnya arena maennya)

Saya : “Baiklah, Nanti boleh tidak setelah selesai maen, semuanya diberesin lagi.”

Alta: “Baik…”.

Kemudian alta pun berlari menuju pintu penghubung antara dua rumah.

____________________________________

                   TEBAK-TEBAKAN

Anak-anak  siang menjelang sore ini pada ngumpul di rumah, ada beberapa anak, mereka menghampiri saya yang sedang rebahan di ruang tamu yang sedang bermain dengan fayyas 1 tahun. Abang Daffa minta saya cerita apa saja ke mereka. Pokoknya yang membuat mereka sedikit lupa tentang rasa lapar puasanya.

Ada abang Daffa 12 tahun, Nayla 9 tahun, Rezki 10 tahun, eza 10 tahun, Hanafi 7 tahun, alta 4 tahun, marsha 3,5 tahun dan de fayyas 1 tahun, mengelilingi saya.

Akhirnya saya mencoba mengobservasi mereka seberapa jauh pengetahuan mereka tentang para Nabi dengan main tebak-tebakan. Mereka begitu bersemangat menjawab,  mengali pengetahuan mereka mumpung di bulan ramadhan ini.  Rata-rata mereka belum tau persis cerita-cerita nabi. Sepertinya di sekolah cerita para nabi belum detail diperkenalkan kepada mereka.

Kemudian saya lanjutkan mengobservasi pengetahuan mereka sejauh mana mereka mengetahui tentang aqil baliqh. Rata-rata mereka menjawab tentang perubahan secara fisik saja, bukan apa ciri dari Baliqh itu sendiri. (*mengenai mimpi basah)

Baiklah ini pe er buat saya untuk memberikan pengetahuan kepada mereka dengan benar sesuai bahasa sederhana yang mereka mengerti. Karena kayaknya orangtua dan guru mereka di sekolah belum menjelaskan hal ini sebagai bentuk persiapan. Mereka tau ciri tersebut hanya dari sesama teman yang belum tentu benar jawabannya.

Tanpa terasa 2  jam anak-anak betah berlama-lama di rumah sambil mendengarkan saya bercerita atau sekedar membuat quiz buat mereka sampai-sampai mereka mau menunggu saya selesai sholat ashar untuk menyambung cerita lagi... tawa dan keriangan tampak diwajah mereka. Sepertinya mereka menikmati cara belajar seperti ini. Tidak terkesan menggurui atau kaku. Jadi belajar itu yang bisa dimana saja, dengan kondisi apapun.
______________________________________

Hal yang saya peroleh hari ini adalah terus belajar berkomunikasi secara efektif kepada anak-anak. Terus melatih kalimat produktif dan memperkaya diksi. Anak-anak sejatinya adalah pembelajar. Mereka juga mampu mengobservasi sekitarnya termasuk orang dewasa di dekat mereka. Anak-anak akan betah belajar apa saja jika cara penyampaiannya sesuai dengan gaya belajar mereka.

Perubahan yang saya buat hari ini adalah menjadi pendengar  buat anak-anak. Karena dari mereka saya bisa belajar apa saja.

9 Juni 2017
Banjamasin City

Yuliana



Tidak ada komentar:

Posting Komentar