Sabtu, 27 Mei 2017

Nhw 5

Nhw#5_Yuliana_IIP Kalimantan 1

Belajar Bagaimana Belajar (Learning how to learn)

Membaca nhw 5 kali ini cukup membingungkan awalnya, karena kita diminta membuat design pembelajaran ala kita.

Mencari makna dari kata design pembelajaran saja cukup panjang dan agak rumit buat saya yang selama ini kerjanya hanya menjadi Ibu rumah tangga saja.

Jadi saya coba menggunakan cara yang dijabarkan dalam materi sesi 5 yaitu mencari tau HOW, WHAT, WHEN, WHERE, WHAT dan WHICH One.

Jadi saya pahami dulu
Apa makna dari design pembelajaran tersebut? selanjutnya

Saya coba memaknainya ala saya
Dengan pertama-tama mengenal tipe belajar. Saya baru mengetahui tetang tipe belajar saya kira-kira 8 tahun yang lalu. Tipe belajar visual auditory.
Dimana sejak SD saya suka sekali mencatat, meresume dan membuat catatan kecil. Sampai-sampai karena saya mempunyai tulisan tangan yang rapi sehingga sering kebagian tugas menulis dipapan tulis.
Membuat catatan kecil untuk mata pelajaran yang kebanyakan hapalan sudah biasa saya lakukan sampai kuliah.  Saya biasanya mencatatnya dikertas kecil yang saya gulung-gulung panjang per mata pelajaran. Semacam contekan tapi alhamdulillah saya tidak pernah menggunakannya untuk mencontek. Karena dengan mencatat seperti itu saya lebih fokus dalam membaca dan memahami isi buku pelajaran. Karena itu pulalah saya mudah menghapalnya.

Saya termasuk yang bisa fokus dan konsentrasi kalo suasana sekitar saya tenang. Juga setiap saya menerima informasi/petunjuk penting saya selalu mencatatnya karena saya tidak akan bisa mengerti hanya dengan mendengarkannya saja.  Membaca buku juga harus terdengar suara sendiri baru bisa mengerti apa yang dibaca.

Apabila ujian, saya lebih suka ujian tertulis daripada ujian lisan. Buat saya mengolah kata dengan lidah lebih sulit daripada dengan menulisnya.

Saya lahir dan besar dikeluarga yang tidak punya kebiasaan membaca. Begitu juga lingkungan sekitar. Buku yang saya jumpai dulu hanyalah buku pelajaran.
Setelah menikah, saya dan alhamdulillah suami juga hobby baca sehingga kami selalu mengenalkan buku sejak anak-anak masih kecil.
Dari SMP sampai kuliah memang tidak ada campur tangan orangtua dalam pemilihan jurusan yang saya ambil. Namun bidang pekerjaan yang pernah saya jalani sedikit melenceng dari ilmu yang saya pelajari meskipun masih berkaitan.

Kemudian,  memunculkan rasa ingin tau tentang apa itu design pembelajaran?

Saya mulai membaca ulang dari nhw 1 sampai nhw 4.
Design pembelajaran yang bagaimana yang ingin saya buat ?
tentunya yang sesuai dengan kemampuan saya.

Di nhw#1 saya menyebutkan ingin mempelajari ilmu parenting di universitas kehidupan ini. Jadi seperti apa design pembelajarannya?

Design pembelajaran yang saya pahami adalah sebuah pola belajar, pola kegiatan yang terencana, proses dalam mempelajari suatu ilmu dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan kita.

Jadi Pola belajar yang saya terapkan pada diri saya sendiri adalah:
Pertama :
Mengenal tipe belajar saya : Visual auditory
Yaitu dengan meresume, mengumpulkan materi-materi, baik berupa artikel, popcast, ebook, audio dan video
Dan sekarang mulai mendengarkannya kembali dan mencatatnya lagi.

Kedua :
Mengenal kecerdasan majemuk ; setelah saya pelajari dari 8 jenis kecerdasan majemuk yang paling menonjol pada diri saya adalah visual spasial, liquistik , dan interpersonal
Saya suka mendokumentasikan baik berupa foto, video dan tulisan saat mengerjakan sesuatu.
Saya juga ingin berlatih mengembangkan kecerdasan yang dominan yang saya miliki namun juga bisa memaksimalkan kecerdasan lainnya (multiple inteligent adalah salah satu ilmu yang saya perlukan untuk misi hidup saya).

Ketiga :
Mengikuti webinar dan seminar baik online ataupun offline untuk menambah referensi saya

Keempat:
Bertemu dengan teman-teman yang mempunyai tujuan yang sama dan berdiskusi bersama. Ini penting buat saya. Karena saya juga butuh membangun jejaring .

Terus bagaimana dengan design pembelajaran anak-anak?
Sejak kurang lebih 4 tahun yang lalu saya memutuskan untuk memilih jalur homschooling untuk anak-anak. Awalnya rencana homeschooling tersebut untuk anak kedua kami  karena anak pertama saya masih sekolah formal. Tentang homeschooling sendiri saya mengetahuinya sejak 8 tahun yang lalu, namun karena sumber, referensi dan praktisi belum ada di kota saya sehingga niat itupun disimpan sementara.
Sambil terus mematangkan niat dan memantaskan diri serta mencari informasi sebanyak-banyaknya.
Dan akhirnya 2,5 tahun yang lalu, anak pertama saya keluar dari sekolah formalnya dan memutuskan homeschooling. Sejak itulah Kami pun sepakat untuk belajar bersama-sama.

Karena usia anak saya sekarang sudah 11 tahun, berarti sudah termasuk homeschooling usia sekolah. Jadi dia sudah bisa menentukan mau belajar apa, dimana, kapan dan dengan siapa. Tentu saja awalnya kami juga mengalami masa deschooling. Masa peralihan dari yang sistematis ke dinamis.
Sebagai orangtua tugas saya menemani, membersamai, menjadi fasilitator dan mereview apabila dibutuhkan.

Dengan tipe belajar gabungan dari kinestetik dan visual, anak saya menyukai dunia komputer dan games. Dia sanggup berlama-lama di depan komputer apabila ada hal yang sangat menarik yang ingin dicapainya.
Beberapa hasil dari gambar dengan komputer dan membuat games sendiri sudah dia buat. Itupun hanya belajar melalui youtube dan otodidak.
Mengenai pelajaran formalnya. Dia juga sudah membuat sendiri jadwalnya. Artinya dia punya jadwal pelajaran yang harus dia pelajari  dan pahami setiap harinya. Namun belajarnya hanya 15 menit saja per mata pelajaran dengan waktu flexibel. Karena buat saya itu sudah cukup untuk mempelajari satu mata pelajaran per hari.
Diawal homeschooling saat kami masih diluar pulau, kami hanya mengikuti kegiatan yang diadakan komunitas. Anak saya belum ada kegiatan diluar itu. Namun sejak pindah kembali ke kota asal yang dimana komunitas homeschooling belum ada yang sesuai definisi homeschooling kami. Jadi kegiatan belajar kami kebanyakan dilakukan secara online dengan memilih tempat belajar bisa dimana saja.
Kegiatan belajar yang saya persiapkan dan hasil kesepakatan  (bisa direvisi lagi) :
Ada jadwal harian
* Ada jadwal mingguan (ini dibuat sendiri oleh anak)
*Agenda bulanan (baru januari – februari 2017 ini)
* Goal 2017
* Porfolio per bulan
* Hasil belajar juga diposting ke blog dan facebook

Untuk menjabarkan kegiatan-kegiatan tersebut setiap anak berbeda disesuaikan dengan tipe belajar anak masing-masing :
* anak pertama saya tipe belajarnya kinestetik visual. Dengan kecerdasan majemuk yang dominan adalah kinestetik, visual spasial, musikal, naturalis dan liquistik.

Jadi lebih banyak kegiatan praktek langsung.
Seperti : mereview, narasi, membuat video belajarnya, memfoto kegiatan dan projeknya.
Memberikan projek, karena kesukaannya adalah dunia komputer dan games. Setiap minggu saya memberikan projek dan tantangan padanya.
Semoga bulan depan kami sudah bisa mendapatkan tutor yang ramah anak.

*anak kedua usia 4 tahun  tipe belajarnya : Visual auditory
dan pengamatan saya mengenai kecerdasan majemuknya : visual spasial, liquistik, interpersonal, intrapersonal dan musikal.
Dia lebih suka menggambar, kegiatan mengggunakan worksheet, bernyanyi dan berdandan.

Pola pembelajaran yang saya terapkan adalah :

>Bermain
Kebanyakan tanpa perencanaan, biasanya dengan bermain bersama, ngobrol tentang apa saja yang anak rasakan, alami, lebih banyak bertanya untuk melatih kepekaan anak. Sedangkan membeli mainan hanya disesuaikan dengan kemampuan kami saja

>Stimulasi
Memberikan perhatian penuh ke anak, menjaga fisik dan psikis anak, kadang mengikuti bukunya slow and steady untuk stimulasinya

>Eksplorasi
Melibatkan anak dalam kegiatan di rumah sehari-hari, jalan-jalan, ke taman, bertemu orang baru, lingkungan baru dan aktivitas baru.

Kadang sesekali di pagi hari selama 30 menit kami melakukan kegiatan mengisi worksheet sederhana, menggambar, mewarnai dan mencocokkan gambar. Kami juga menyediakan papan bintang untuk memicu semangatnya.

*anak ketiga
Karena usianya baru 9 bulan, stimulasi motorik kasar dan motorik halus sesuai checklist bukunya slow and steady, fokus pada kesehatannya, memastikan tumbuh kembangnya berjalan baik.  Mengajaknya bicara sebanyak & sesering mungkin,  tertawa, bercerita, membaca buku bersama, mengenalkan nama benda disekitar, mendengarkan musik, mendengarkan muratal, bermain dengan anak lain dan bernyanyi bersama.

Jadi design pembelajaran untuk anak-anak dan saya adalah menikmati kebersamaan bersama dan memperkuat bonding. Menjaga spirit rasa ingin tau anak-anak dan saya agar menjadi pembelajar sejati.

25 Februari 2017
Yuliana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar