Sabtu, 27 Mei 2017

Nhw 3

NHW#3_Yuliana_IIP Kalimantan 1

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH

Bagi anda yang sudah berkeluarga dan dikaruniai satu tim yang utuh sampai hari ini.

a. Jatuh cintalah kembali kepada suami anda, buatlah surat cinta yang menjadikan anda memiliki "alasan kuat" bahwa dia layak menjadi ayah bagi anak-anak anda.Berikan kepadanya dan lihatlah respon dari suami.

> Alhamdulillah usia pernikahan kami hampir 13 tahun. Banyak suka & duka silih berganti, banyak tantangan dalam membangun rumahtangga kami, Banyak peristiwa yang menambah kedewasaan kami dalam mengarungi kehidupan. Kami juga menjalani LDM. Belajar untuk menerima peran dalam kehidupan ini dengan ikhlas. Allah pasti sudah punya rencana yang teramat indah. Semoga tahun ini Allah mengizinkan kami untuk bisa berkumpul tinggal bersama-sama.

Mengenai perasaan cinta, kata-kata mesra, pujian dan rayuan. Rasanya sudah jarang terdengar ditelinga.Rutinitas, jarak & waktu bahkan sinyal kadang membatasi hal tersebut. Kalau rayuan masih sering saya terima tapi kalau berbentuk sebuah surat atau untaian kalimat penuh cinta dari mulai berkenalan sampai sekarang saya belum pernah melakukan ataupun menerimanya.

Dan melalui kelas matrikulasi iip,  saya harus memenuhi tantangan ini yaitu  menulis dan mengirimkan 'surat cinta', saya memilih media WhatApps untuk mengirimnya karena suami lagi diluar kota. Surat versi saya yaitu membuat untaian kata mengenai rasa bersyukur saya kepada suami.
Dan setelah suami menerima dan membaca untaian rasa syukur saya tersebut, respon awalnya ialah suami langsung menelpon saya kemudian mengatakan kalimat pamungkasnya atau lebih tepatnya kalimat bercanda yang apabila dia menerima untaian kata seperti ucapan selamat, atau untaian doa maka dia selalu membalas dengan kalimat  'Dengan ucapan yang sama...'. ya itulah ekspresi dari suami dan saya sudah menebak kalimat itu yang akan diucapkannya.

Ternyata keesokan harinya ada respon lainnya,  suami mengirimkan chat kalo dia akan memberikan saya sesuatu yang memang saya ingin dan butuhkan. Dan Alhamdulilalh pagi hari akhirnya suami membalas surat saya. Perasaan saya campur aduk dan terharu sampai tak terasa air mata mengalir. Sungguh rasanya ingin segera memeluknya dan mengatakan betapa saya mencintai dan menghargainya sampai saat ini.
Terimakasih My Api

ini adalah surat yang saya kirimkan:

9 feb 2017

Letter for my Api

Alhamdulillah hampir 13 tahun yang lalu Allah mempertemukan kita dalam sebuah tempat yang terbaik

Alhamdulillah Allah melancarkan semua proses perkenalan dan pernikahan kita

Alhamdulillah kini hampir 13 tahun pula usia pernikahan kita

Alhamdulillah Allah mengamanahkan 3  anak yang sehat, cerdas dan sholih sholihah

Alhamdulillah meski ujian dan tantangan selalu datang silih berganti dalam bahtera rumahtangga kita, api masih selalu menguatkan dan menyemangati ami

Alhamdulillah api selalu sabar dan ikhlas menerima segala kekurangan dan kelemahan dalam pribadi ami

Alhamdulillah setiap saat api mau berusaha belajar memperbaiki sikap ke anak-anak dan memperbaiki ibadah

Alhamdulillah meski pelan, ami tau kalo api ingin selalu bisa dekat dengan kami dan berada di dekat kami, insyaAllah.

Dan terimakasih pula atas kesetiaan api selama ini dan juga kepercayaaan api.

Wassalam

ini adalah balasan suami:

Salam

Tak terasa waktu bgitu cepat berlalu walau sesungguhnya telah 13 tahun kita lalui dalam kebersamaan ....

Meski kebersamaan kita tak sepenuhnya kita jalani bersama tp percayalah keberadaan ku sampai saat ini karena karena ami dan karena kehadiran 3 org yunior kita yg telah hadir mengisi hari2 kita ...

Meski kita tak sepenuhnya bersama secara fisik namun yakinlah sedetik pun api tak pernah lupa kalian ...karena kalian adalah amanah dr sang khalik ...

Syukur kepada Allah Swt atas karuniaNya pd api karena telah dibri kesempatan menyayangi kalian ..

Maafkan api karena belum bs bersama dan mmbahagiakan kalian ...

Yakinlah bahwa keberadaan kita tak terlepas  dr rencana dan kehendak  Allah Swt ..

Kita patut bersyukur, berusaha, dan berdoa...

b.Lihatlah anak-anak anda, tuliskan potensi kekuatan diri mereka masing-masing.

Potensi anak pertama usia 11y 10m (lk)
* Rajin beribadah
* Berhati lembut
* Suka membantu pekerjaan dirumah
* Mempunyai imaginasi tinggi
* suka membuat reka adegan dengan mainannya
* Suka beraktivitas dengan gerak
* Penggembira
*Suka berdagang
* Suka menggambar dengan media komputer
* Mampu membuat games di power point
* Mampu memix n max lagu-lagu diaplikasi DJpro
* Menirukan suara penyiar radio Desta (saat sebagai Dudung)
* Berteman lintas usia

Potensi anak kedua usia 4y (pr)
* Suka Mengatur
* Berkemauan keras
* Mampu berpikir logis
* Tak mudah capek
* Supel
* Rasa percaya diri tinggi
* Berjiwa kompetisi
* Mampu bekerjasama
* Suka menolong
* Senang berbagi
* Suka membela yang tersakiti
* Penyayang
* Tertarik dengan buku
* Negosiator

Potensi anak ketiga 9m (lk)
* Cepat beradaptasi dengan orang yang  baru dia kenal
* Mulai mengoceh untuk mengekspresikan keinginannya
* mulai tertarik dengan lingkungan sekitar

c. Lihatlah diri anda, silakan cari kekuatan potensi diri anda. kemudian tengok kembali anak dan suami, silakan baca kehendak Allah, mengapa anda dihadirkan di tengah-tengah keluarga seperti ini dengan bekal kekuatan potensi yg anda miliki.

kekuatan potensi yang saya miliki :
Mandiri, sabar, pikiran terbuka, cermat, teliti, penuh ide, pemikir, disiplin dengan waktu, suka kerapihan, sistematik, Menjadi tempat orang curhat, mudah akrab, suka belajar hal baru, berhati melo.

Dengan melihat kekuatan potensi yang saya miliki, saya sadar betul mengapa Allah memberi saya keluarga yang seperti sekarang ini. Dimana saya harus bisa berperan ganda baik sebagai ibu dan ayah sekaligus agar kekosongan yang harusnya diisi oleh suami bisa terpenuhi. Dan saya tahu betul kehadiran suami juga sangat berpengaruh banyak untuk tumbuh kembang fisik dan psikis anak-anak.

Sebagai istri yang mempunyai suami yang kerjanya berpindah-pindah, jaraknya jauh, kadang miskin sinyal dan pulang pun tidak tau kapan. Saya harus bisa mendampingi, membersamai, menstimulus untuk menemukan dan menggali minat , bakat serta potensi anak-anak sesuai dengan fitrah mereka.

Apalagi kami bersama-sama memutuskan memberanikan diri untuk mengambil alih tanggungjawab pendidikan anak-anak kami yaitu menempuh jalur homeschooling.
Dengan homeschooling kami ingin memberikan pelajaran dan pengalaman berharga dalam keseharian dan masa depan mereka. Dan menjadikan mereka insan yang mampu membangun relasi dengan Allah, relasi dengan diri sendiri, relasi dengan orang lain dan relasi dengan perubahan, terus mampu memiliki life attitute, life skill, communication skill, thingking skill, kreatifitas dan membuat produk dalam kehidupan mereka.
Sehingga mereka nantinya mampu berkontribusi dan peka dengan lingkungan sekitar dan orang lain.

Untuk itu sebagai ibu, guru pertama dan fasilitator buat anak-anak, saya pun harus membenahi diri dan mampu memantaskan diri saya dengan terus membuka wawasan, menambah ilmu, belajar dari mana saja, kepada siapa saja dan kapan saja.

d. Lihat lingkungan dimana anda tinggal saat ini, tantangan apa saja yang ada di depan anda? adakah anda menangkap maksud Allah, mengapa keluarga anda dihadirkan disini?

> Alhamdulillah Saya beserta keluarga kecil saya kembali tinggal di rumah orangtua saya setelah lebih dari 14 tahun saya tinggal terpisah, berpindah-pindah sampai harus keluar pulau. Namun disinilah saya sekarang ditempat dimana saya lahir dan tumbuh remaja.

Di lingkungan saya tinggal sekarang, adalah daerah padat penduduk, tingkat kesenjangan sosial cukup timpang, tingkat kriminal cukup meresahkan, ancaman penyalahgunaan narkoba sudah merambah anak kecil, minat baca yang kurang, belum lagi pola asuh yang keliru yang diterapkan ke  anak-anak mereka membuat lingkungan ini sebenarnya kurang kondusif untuk anak-anak saya tinggal.

Namun  Allah berencana lain, Allah pasti punya hikmah dibalik tiap kejadian. Orangtua saya hanya tinggal ibu yang sudah berusia 61 tahun, beliau hidup sendiri setelah ayah wafat 2 tahun yang lalu dan kedua adik saya juga tinggal ikut suami mereka. Diberi kesempatan untuk menemani dihari tua beliau dan berbakti lebih banyak lagi, makan bersama,berbagi ilmu kajian majelis dan lain-lain adalah anugerah dan kesempatan luar biasa.

Karena lingkungan yang tidak ramah anak inilah membuat saya ingin sekali berkontribusi memperbaiki dan mengedukasi para orangtua dalam mendidik anak mereka

Merubah sebuah pola pengasuhan yang sudah ada secara turun temurun dilakukan adalah tantangan yang luar biasa. menumbuhkan minat belajar pengasuhan yang bijak buat para orangtua memang butuh extra semangat dan niat yang kuat. Tidak bisa instan dan tidak bisa hanya sendirian.

Untuk itu, saya bersama teman-teman relawan lainnya membentuk komunitas parenting yang fokus kegiatannya adalah membagikan CD dan DVD yang berisi pengetahuan tentang ilmu parenting dan pengasuhan anak secara gratis baik melalui facebook atau mengantarkan langsung kepada teman yang sungguh berminat. Kami juga pernah beberapa kali mengadakan kopdar saling sharing pengalaman pengasuhan anak.
InsyaAllah usaha ini akan membawa perubahan. Amin.

> Tantangan berikutnya adalah pilihan kami yang menghomeschoolingkan anak-anak kami. Dimana disini belum ada komunitas homeschooling yang bisa diajak untuk berkegiatan bersama layaknya waktu kami masih tinggal di seberang pulau. Istilah homeschooling saja masih asing buat orang-orang terdekat dan bagi yang pernah mendengar kata tersebut, anggapan atau pemahaman mereka juga masih kurang tepat dan condong keliru.
Memang kami sadar bahwa pilihan kami ini beda dan akan banyak pertanyaan dan kesangsian akan pilihan kami. Namun kami sudah membulatkan tekat  inilah jalan yang kami tempuh untuk pendidikan anak-anak kami. Wallahualam.
Untuk itu sambil terus berjalan dengan apa yang kami yakini, kami juga terus berharap komunitas yang baru beberapa bulan kami bentuk dengan beberapa keluarga disini mampu saling mendukung.

Membentuk komunitas dan ikut berkomunitas adalah cara kita untuk saling menguatkan, saling bahu membahu, saling menyemangati, saling berbagi ilmu dan belajar bersama menuju cita-cita masa depan dunia dan akhirat yang lebih baik

12 Februari 2017

Yuliana


Tidak ada komentar:

Posting Komentar